06. Bukti Kecelakaan
...o0o...
Itu adalah mimpi buruk bagi Abi karena harus dipertemukan dengan gadis tak jelas beribu pasal. Mengapa Tuhan menakdirkan mereka untuk bertemu?
Andai saja ini semua bukan karena untuk menyelesaikan masalah yang dialami adiknya. Mungkin Abi akan menolak pengacara gila seperti Clarissa yang terkenal sebagai pengacara profesional. Ah! Abi tak memandang keprofesionalan wanita itu melainkan Clar adalah pengacara terburuk baginya.
...o0o...
Senyuman sedikitpun tak luntur dari wajah seorang Clarissa tak senada dengan cuaca malam ini yang dapat dikatakan cukup buruk. Entah mengapa akhir-akhir ini sore hingga malam sering dilanda hujan dan tak selaras dengan hatinya yang senang.
Clar menekan panggilan suara untuk seseorang diseberang sana. Pada Farissa, kakak tercinta. Namun siapa sangka yang menjawab telpon malah Fasya.
"Halo juga tan, ini aku ... Fasya. Mama lagi ke acara sama papa dan ngelupain hapenya di Kamar. Tante ada kepentingan apa sama mama biar nanti Fasya yang sampain," ucap Fasya disebrang sana.
"Em, bicara sama kamu aja deh, Sya. Kamu tau? Malam ini tante senang banget. Banget, banget, banget," ujar Clar semangat 45.
Manusia diseberang sana terkekeh. "Emangnya ada apa tan?" tanyanya.
"Pria pujaan tante udah ketemu. Kebetulan dia klien tante dan butuhin jasa tante buat jadi pengacaranya besok," sahut Clar.
Terdengar Fasya bersorak seperti ikut merasakan senang atas apa yang Clarissa rasakan malam ini. "Wah beruntung banget tuh tan."
"Iyasih beruntung. Tapi ada masalah yang harus tante selesain. Dia lagi kena kasus dan menjadi tersangka pelaku dikejadian kecelakaan seminggu lalu. Ancamannya berat karena korban meninggal di Tempat. Apalagi korbannya itu anak dari walikota tangerang," ujar Clar memberi tahu keponakannya.
"Oh kejadian yang itu tan? Fasya tau dan Fasya sempat videoin loh. Posisinya waktu itu Fasya lagi di Mall yang waktu itu kita makan bareng di Mall itu loh tan. Sayangnya tante lagi di Toilet sih!"
Netra milik Clarissa membola. "H-hah? Kamu videoin gimana, Sya? Kok tante gak tau ditempat itu ada kejadian kecelakaan?" tanya Clar bingung dan tak paham.
Fasya terdengar terkekeh. "Tante sih waktu sehabis makan langsung cepat-cepatan ngajak pulang karena ada panggilan mendadak dari kantor jadi gak sempat lihat jalan yang waktu itu lumayan ramai."
"Bisa kamu ceritain gimana kejadiannya waktu itu?" Clarissa penasaran.
Gadis diseberang sana berdeham mengiyakan. "Waktu itu itu Fasya lagi gak sengaja ngevideoin jalan raya karena gabut nungguin tante yang gak datang-datang. Trus, ada mobil berplat xxxxxxx datang dari arah utara menuju selatan. Mobilnya gak ngebut kok dan berhenti pas gak ngelewatin garis sebelum tiang lalu lintas--"
"--tiba-tiba ada pria yang melintas didepan mobil itu, tepatnya setelah sedetik lampu lalu lintas langsung berubah jadi hijau. Kendaraan lain sudah melaju. Tapi mobil itu masih gak mau jalan karena ngerasa aneh waktu liat orang yang lewat didepannya diam didepan mobil--"
"--gak lama setelahnya, orang itu jatuh gak sadarkan diri. Si pemilikpun keluar dari mobil buat ngecek keadaan pria yang udah jatuh itu. Keramaian dijalan-jalanpun berpindah tempat dan menggerumuni kejadian tersebut, tan. Kejadian itu jelas murni bukan karena ditabrak tapi emang karena orang itu sendiri."
Sembari menunggu Fasya yang bercerita, Clarissa menyempatkan diri meneguk kopi hangat yang sempat ia buat.
"Tapi anehnya, kepala korban berdarah bikin orang-orang yang baru datang ke tempat kejadian jadi berpikir kalau orang itu mati karena tertabrak mobil."

YOU ARE READING
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Teen Fiction"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...