61. Belum Waktunya
.o0o.
"Mbak Clar dimana mas? Tumben gak ikut?"
Abi dengan tatapan kosongnya meraih kelapa muda yang diturunkan Ilham dari atas sana. Lelaki itu menghela napas, terlihat seperti manusia yang masalahnnya susah segudang penuh. Bahkan Ilham dapat melihat wajah-wajah tersebut.
"Gak enak badan, mungkin gara-gara kemarin main hujan sama mas," sahut Abi menunggu Ilham turun dari pohon kelapa.
Sontak Ilham terkekeh. "Ya salahnya mas sih, malah main hujan-hujanan sama mbak Clar. Kalau kata Ilham, mumpung hujan enaknya hangat-hangatan."
Abi melirik Ilham tajam. "Tau apa kamu, Ham? Masih sekolah ngebahas begituan."
Berakhir merekapun terkekeh bersamaan. Ilham mendekat kearah Abi lalu merangkul pundak lelaki yang usianya jauh darinya itu. "Ilham paham kok mas lagi ada masalah. Keliatan dari wajahnya mas yang ketekuk gitu. Yang sabar ya mas," kata Ilham.
Abi mengangguk. "Mas tau ini salah kalau diceritain ke kamu, tapi mas ngerasa masalah numpuk banget. Sebenarnya mas dan mbak kesini gara-gara kabur dari rumah."
Ilham langsung menghentikan langkahnya menjatuhkan beberapa kelapa muda dari tangannya. "Kok gitu?" tanyanya heran.
"Pernikahan mas sama Clarissa gak disetujuin bundanya mas. Kami mutusin buat pergi dengan jaminan dua bulan ke depan kami harus pulang ke Jakarta dalam keadaan Clarissa hamil anak mas," ungkap Abi lalu mendudukkan diri diatas potongan kayu.
Mendengar curhatan Abi, Ilham jadi terhenyak. Diapun ikut mencari keberadaan Abi lalu duduk disebelah lelaki dewasa itu.
"Mas udah coba berapa kali bilang ke Clarissa biar gak mikirin apa yang diomongin bunda. Nyatanya Clar terus kepikiran. Mas jadi ngerasa gak bisa bikin Clarissa bahagia, Ham."
"Ham ngerti apa yang dirasain mas Abi sekarang. Tapi, maaf, Ilham yang masih kecil ini belum ngasih bisa saran apapun ke mas Abi kecuali dengarin curhatan mas Abi aja," sahut Ilham lalu terkekeh.
Abi mengangguk memahami.
Selesai memanen buah kelapa dan mengerjakan hal lainnya, Abi memutuskan kembali pulang. Sebelum dia pergi, dirinya sempat meletakkan sebungkus nasi, sebungkus roti serta segelas air putih dinakas sebelah tempat tidur mereka. Berharap jika Clarissa memakannya setelah bangun.
Namun disaat Abi melihat kondisi kamar, nasi tersebut belum terjamah sama sekali. Air yang masih terisi full digelas hanya saja baru beberapa bagian roti yang termakan.
Segera Abi keluar kamar mencari keberadaan Clarissa yang belum ia temukan.
Lelaki itu menuju ke belakang rumah dimana menjumpai Clarissa tengah berjongkok dengan keadaan tubuh yang lemas serta seperti tengah memuntahkan sesuatu.
Cepat-cepat dia mendekat lalu menahan tubuh Clarissa yang hampir terjatuh.
"Clar kamu gak papa?" tanya Abi panik.
"Aku mual, aku eneg, Abi," sahut Clarissa lemas.
"Kenapa? Kamu ada kesalahan makan atau kamu telat makan, Clar. Nasi yang aku kasih dikamar aja sama sekali belum kamu makan dan sekarang udah siang."

YOU ARE READING
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Teen Fiction"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...