59. Senja Bersamamu
.o0o.
Cilla menatap khawatir mendengar ringisan Ayrena saat wanita itu hendak menyapu lantai. Anak kecil berusia lima tahunpun mendekat, mengambil alih sapu dari tangan Rena.
"Kakak kenapa? Kakak sakit ya???"
Ayrena berdecak lalu menggeleng. "Gak tau, mungkin faktor hamil kali ya, sering sakit pinggang, sakit perut, capek, lemes, lengkap deh penyakit gue," sahut Rena berujung curhat.
Netra Cilla berbinar. "Wahhh, kakak hamil ya? Berarti kakak udah nikah dong! Tapi, dari kemarin-kemarin, Cilla ndak pernah liat suaminya kakak."
Terhenyak, Ayrena terdiam cukup lama. Ya, dua minggu lebih ini dia telah membawa Cilla tinggal bersama yang pastinya anak kecil itu akan keheranan dengan status Ayrena.
Ayrenapun menggeleng lalu mendudukkan diri di sofa tunggal. "Bukan urusan lo. Mending lo lanjutin gue nyapu aja. Masih sakit nih."
Cilla menurut tanpa penolakan sedikitpun.
...
"Umurnya berapa, Ham?" tanya Clarissa pada Ilham yang tengah sibuk membantu Abi memperbaiki rantai sepeda gayung.
Ilham menoleh lalu tersenyum, "bulan depan setahun mbak."
"Anak kamu, Ham? Kok mas sama mbak gak pernah lihat istri kamu selama disini," tanya Abi heran.
"Ih mas sembarangan. Aku aja baru selesai ujian akhir. Ini tuh hasil bapak sama ibuk kebobolan makanya umur aku yang udah delapan belas malah punya adik lagi."
Selesai mengerjakan rantai sepeda, Ilham bangkit menatap gemas adiknya sendiri seperti tak terima jika anak tunggal telah memiliki saingan.
Abi dan Clarissa terkekeh geli melihat itu. "Bersyukur, Ham. Anak itu kan rezeki. Sekarang mas sama mbak aja lagi nunggu hamil anak pertama," timpal Clar.
Ilham mencuci tangan lantas mengambil alih menggendong adiknya lagi. "Iya kah? Ohhh berarti kalian kesini sekalian bulan madu nih? Hm, gak bilang-bilang. Tau gitu, Ilham ajakin ke tempat rahasia nih biar bisa romantisan berdua," kata Ilham.
Wajah Abi dan Clarissa keheranan.
"Emangnya tempat apa?" tanya Abi penasaran.
"Ilham bawa adik pulang dulu. Kalian siap-siap aja. Nanti biar waktu Ilham balik, langsung jalan." Abi dan Clarissa memenuhi titah lelaki muda itu.
Mereka berdua bersiap hingga Ilham kembali datang meminta Abi dan Clar membuntutinya dengan sepeda gayung. Perjalanan tak begitu lama namun lumayan lah berjarak dengan tempat tinggal mereka.
Di pesisir pantai yang Abi dan Clar belum pernah datangi terlihat sebuah rumah kayu minimalis. Ukurannya tak begitu besar namun coklat mengkilap pada kayu serta figuran lainnya yang berada dirumah tersebut mampu membuat Abi--seorang arsitek, takjub melihatnya.
"Biasanya kalau libur sekolah atau lagi ada masalah di Rumah, aku selalu kesini mbak, mas. Hawanya adem apalagi kalau malam, beuhhh bisa liat deburan ombak. Sesuai deh kalau mas Abi sama mbak Clar mau romatisan disini," kata Ilham menjelaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Teen Fiction"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...