11. KATANYA KENCAN PERTAMA

5K 116 2
                                        

...o0o...


Terguling, terjungkir hingga tergeblak Clarissa dibuat salah tingkah oleh manusia virtual diseberang sana. Posisinya kini dia tengah bergelut selimut diatas ranjang, lelah setelah berjuang merebut keadilan hingga sebuah pesan yang mampu membuat semua rasa lelahnya sirna seketika.

"Apa sih yang gak buat Abi," ujar Clarissa lalu kembali tertawa layaknya orang gila.

Belum puas dirinya merasa senang, ponsel berboba tiga itu berdering. Secepat kilat Clar menggeser icon hijau sebab si penelpon adalah ibunya tersayang.

"Hallo bu?" sapa Clarissa to the point.

Sedetik setelahnya terdengar suara menggelegar dari ponsel yang dispeaker itu membuat Clarissa menyesal menempelkannya pada telinga. "CLARISSA! KAPAN NIKAH HAH? IBU CAPEK DITANYAIN JURAGAN WANTO GARA-GARA GATAL LIHAT KAMU MASIH PERAWAN. DIA PENGEN KAMU NIKAH SAMA ANAKNYA!!!"

Clarissa mengusap telinganya sebab terasa berdengung dan memanas. "Astaga ibu. Panas telingaku dengerinnya. Lagian kenapa sih anaknya juragan Wanto mau nikahin aku. Dia aja udah punya istri," heran Clarissa.

"Namanya juga orang kaya, Clar. Gak cukup satu. Lagian kamunya gak mau cepat-cepat nikah. Ini udah kedua kalinya juragan Wanto ke rumah. Sampai ketiga kalinya dia kesini dan kamu belum nikah, siap-siap aja kamu jadi istri kedua anaknya pak Wanto," ancam ibu Sania pada putrinya mampu membuat Clar bergidik ngeri.

Membayangkan jadi istri kedua. Biasanya sisi positifnya sih disayang suami tapi kalau dampak negatifnya pasti bakalan jadi omongan orang dan menjadi musuh bebuyutan istri pertama jikalau memang tak terima dipoligami.

Risih juga lama-lama dengan itu semua.

"Aish, ibu tenang aja. Besok aku bawa calon suami deh kalau ke Bandung." Setelah mengatakan itu pikiran Clarissa kembali dibuat pusing. Siapa yang akan dia bawa ke Bandung?

Sontak ibu Sania tercengang. "Hah? Beneran Clar? Kamu udah dapat calon? Wahhh, ibu jadi gak sabar. Cepat-cepat ke Bandung ya biar ibu bilang ke juragan Wanto kalau kamu udah ada calon. Ngomong-ngomong namanya siapa? Kerjaannya apa? Anak orang kaya ya? Jangan yang terlalu kaya deh, nanti bakal jadi masalah."

Wushhh...kuping Clarissa terbakar panas atas beribu pertanyaan itu. Gila saja, bakat ngerap ibu Sania langsung muncul.

"Em, namanya ...," cukup lama Clarissa menjeda hingga Sania menanyakan siapa namanya barulah Clar terpikirkan sesuatu.

"Abi Darmawan, bu. Anaknya pak Darmawan, dokter ahli bedah yang terkenal di Jakarta. Kalau Abinya sih kerja jadi Arsitek," sahut Clarissa membuat batinnya lebih tak karuan.

Bagaimana jika ibu Sania akan kecewa bila tahu kalau Clar berbohong?

Apalagi Abi. Tak mungkin kan pria kepala batu itu mau menikahi Clarissa yang petakilan.

Hanya sebuah mimpi saja yang kini meresahkan diri Clarissa.

"Wahhh, anak orang kaya ya? Yaudah deh gak apa. Intinya kamu harus tetap bekerja. Biar gak dikira morotin uang suami nantinya. Yasudah ibu lanjut masak buat makan malam ayahmu dulu. Cepat-cepat ke Bandung ya Clar, jangan lupa bawa calon mantu ibu."

Clarissa memutuskan panggilannya setelah dirasa-rasa bu Sania tak menambah obrolan lagi. Wanita itu menghela napas berat, dilihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul 15:30 tandanya lima jam lagi ia akan bertemu dengan Abi Darmawan.

Akhirnya Clarissa memutuskan diri untuk memilih pakaian yang akan dipakai pada kencan pertamanya saja. Daripada harus memalukan didepan orang tercinta.

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang