81. Keadaan yang Memburuk
Hai, aku balik lagi. Jangan lupa buat komenin segala typo dicerita ini.
...o0o...
"Kangen, Clar," bisik Abi tanpa disadari terisak pelan.
Clar terdiam membiarkan sang suami anteng memeluknya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk mengelus rambut Abi. "Maaf, maafin semua salahnya Abi. Jangan tinggalin Abi sendiri lagi ya?"
Clar mengangguk menahan tawa melihat kegemasan suami brondongnya ini.
"Ck. Kayanya dia gak ngasih Abi meluk kamu erat-erat deh," decak Abi lalu menatap Clarissa dengan matanya yang sembab.
"Hh ... siapa?" tanya Clarissa bingung.
Abi langsung menunjuk perut istrinya yang mulai menyembul. Melihat itu, Clarissa terkekeh pelan. "Nanti kalau dia udah keluar, Abi bakal peluk kamu erat-erat lagi," kata Abi.
Abi menyingkap piyama tidur yang Clar kenakan agar sesuatu yang membuatnya ganjal saat memeluk Clarissa itu terlihat jelas. Clarissa terkikik geli melihat binar dimata Abi saat memandangi perutnya tanpa henti.
Netra lelaki itu seperti anak kecil yang girang diberi mainan dan bagi Clar itu gemas sekali.
"Dia udah segini aja, dia ngeberatin kamu gak?" tanya Abi penasaran.
Clarissa menggeleng melihat tangan Abi yang kini mengelus perutnya berulang kali. "Nggak sama sekali. Malah, dia yang bikin beban Clar hilang, Bi. Rasanya dia jadi semangat hidup Clar saat ini," sahut Clarissa.
"Ternyata dia juga ngerebut kedudukannya Abi dihidup kamu. Jadi, Abi bukan semangat hidup kamu lagi?" tanya Abi terdengar tak rela.
"Ya nggak gitu juga, Abi. Kok kamu gak mau ngalah sama calon anak kita? Toh dia ada disini juga karna Abi," sahut Clar membuat Abi kicep.
"A-ah ya, Abi yang bikin saingan hidup Abi sendiri."
...o0o...
Clar memang belum begitu menerima atas kejadian yang saat ini terjadi. Namun, dirinya berusaha menerima segalanya termasuk berbagi suami dengan Ayrena. Terkadang, Clar egois. Ingin rasanya pergi menjauh karena merasa cemburu berada diposisi seperti ini.
"Gimana keadaan janinnya, dok?" tanya Abi pada dokter Zara.
Dokter Zara tersenyum hangat. "Sangat sehat. Ibunya jangan lupa makan yang banyak, janin itu tetap butuh asupan. Clarissa juga jangan gampang capek ya, jangan banyak-banyak pikiran," sahut dokter Zara sembari menasihati Clarissa sebab sadar jika berat badan pasiennya saat ini menurun dari bulan sebelumnya.
"Siap, makasih dokter Zara," ucap Clarissa ramah kepada dokter tersebut.
Dokter Zara terkekeh sebelum menatap kepergian dua manusia itu dari sana. Tengah asik bergurau di Koridor Rumah sakit, ponsel yang berada disaku Abi berdering. Mereka berhenti sejenak tuk mengangkat panggilan suara dari Gema.
"Halo, Gem, ada apa?" tanya Abi tak henti tersenyum pada Clarissa. Suasana hatinya benar-benar baik saat ini.
"Cepat kesini, keadaannya Ayrena memburuk. Cila terus nangis dan maksa minta masuk ke Ruangan," ujar Gema mencoba tak panik.

YOU ARE READING
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Teen Fiction"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...