Sarwa Setunggal.

6.4K 311 77
                                    

"Gam! Udah dapet belum lo ikan lele nya?"

"Belum, Cok! Susah banget! Mana ireng lagi."

"HAHAHAHAHA"

Kelaziman pada setiap tahunnya, kawasan yang akrabnya disebut Desa Siluman ini selalu mengadakan acara untuk memperingati Agustusan. Bermacam-macam kegiatan meliputi panjat pinang, tangkap lele, dan banyak lomba berhadiah yang dimeriahkan oleh kalangan remaja maupun orang tua didesa.

Sawah yang luasnya empat petak itu digenangi air lumpur, yang didalamnya telah terisi ratusan ekor lele yang siap ditangkap.

"MAS AFKAR SEMANGAT, YA! NANTI BIAR ENENG YANG MASAKIN!" sorak seorang kembang desa, anak perawannya PAK RT.

"Iya, Sayang! Nanti Mas bawain lima ton," ucap Afkar disertai kedipan mautnya.

"Najis, Kar! Hubungan gak direstui aja gaya."

"Gue lagi gak cari gara-gara sama lo ya, Gam. Jangan sampe ni ekor lele nabok congor lo!"

Afkar lebih dulu memenuhi kantung kresek nya dengan puluhan ekor lele. Berbeda dengan Sagam yang hanya masih mendapatkan dua ekor.

"Kalo gue liat-liat ya, Gam, lo itu ga mahir," ucap Afkar meremehkan.

"Gak perlu lo liatin! Copot aja mata lo! Guna juga kagak."

ASHUUU!!

"Ayooo ayooo!! Saudara-saudaraku, bagi peserta yang menemukan ikan lele berpita, silahkan maju ke depan!!"

"Kar, hadiahnya apa nanti semisal gue dapet tu ikan lele yang gede?"

"Kondom."

"Sialan lo anjing! Gak guna."

"Bagian gue itu. Lo nyari yang kecil aja, Gam!"

"Ogah! Orang gue mau yang gede."

"Ada yang lebih gede. Cari aja."

Sagam tergiur akan penuturan Afkar, bahwasanya ada ikan lele yang lebih besar dari itu. Tak penasaran bukan Sagam namanya. Ia berusaha keras mencari ikan itu, "mana tau hadiahnya rumah" batinnya.

"Yaelah, gue keduluan, nih!" decak Afkar mendapati seorang lebih dulu menuju panggung membawa ikan lele yang tengah diincar.

"Wahh, selamat, ya! Usaha tidak akan mengkhianati hasil," ucap panitia pembawa acara yang bersorak ria sembari menyerahkan amplop dan sebuah kotak.

"Gam!"

"SAGAM!!! ANJIR," ucapnya penuh penekanan, "bangsat! habis renang lo?"

"Gak ada ikan lele nya, Cok! Yang ada lumpur." Sagam merasa terbodohi akan penuturan Afkar, ia mencari kesana kemari dengan semangat namun tak ada hasil.

"Ya iya lah gak ada, udah ada yang menangin! Mau ngarep apa? Hah?"

"Yowes lah, Kar. Gue balik aja, mulut gue kayanya udah kemasukan lumpur!"

"Nyadar juga lo! Ati-ati mata lo juga kemasukan lumpur. Haha."

Sagam berjalan dengan bau amis yang menyeruak pada tubuhnya, ia berjalan melewati permukaan sawah yang retak dan kering. Apa lagi ditambah dengan cuaca yang teramat panas.

SPLATTTT

"Aduh, anjing! Sialan, siapa yang naroh lele dijalan?," jeritnya. Sagam memegangi pinggangnya yang terasa amat sakit. Ia terpleset akan licinnya ikan lele besar yang terdampar dipermukaan sawah yang kering. Bahkan ikan tersebut jaraknya sudah teramat jauh tergeser, Sagam yakin itu monster bukanlah ikan.

Ia segera berdiri sebelum semakin banyak pasang mata melihat keadaannya.

"Gam! Awas jatoh!"

"BANGSAT LO!" sergahnya. Terdengar suara tawa melengking yang berasal jauh dari sorot mata Sagam, siapa lagi kalau bukan Afkar.

Berjalan dengan gontai menuju motornya yang diparkirkan dibawah pohon. Motor milik Sagam yang paling mencolok diantara motor lain, pasalnya Honda Vario 160 keluaran 2023 tersebut didandani dengan lampu LED full projektor tiga warna yang menambah kesan sangat eksotis yang telah ada. Kaca spion dan plat nomor kendaraan pun turut dilepas olehnya. Vario itu semakin dominan karena adanya stiker logo yang Sagam tempelkan pada sadel motornya dan bagian body lain motor.

"Ini motor jelek siapa yang naroh di sini?"

Sagam menuruni Vario nya dan beralih mengalihkan motor dibelakang yang menghalanginya.

"Sial, kunci setang lagi." Sagam melirik sekitaran tempat itu, namun ia tak menemukan sosok seorang pun, Sagam hanya menemukan keramaian di sawah tempat tangkap lele, dan mereka sibuk dengan keasikan masing-masing.

Motor Sagam tak bisa keluar. Motornya berada di pojok yang dihimpit satu pohon yang banyak ranting menjalar dan Motor Bravo tepat dibelakang motornya.

"Maaf, biar motornya saya pindah dulu," ucap sosok pemuda yang tak selang lama datang ke tempat di mana Sagam berada.

"Ini motor lo?"

"Iya."

"Motor jelek aja sok kunci setang. Siapa yang mau ngambil? Pemulung?"

"Gak akan ada juga yang bisa ngambil motor ini."

"Diambil beneran tau rasa!"

"Gimana rasanya?"

"Enak!"

"Ada yang lebih enak."

Sagam tak akan kembali menjadi bodoh sekarang. Bagaimana bisa seseorang kembali membuatnya terlena akan tuturan yang tak jelas adanya.

"Gue udah kenyang makan omong kosong. Lo gak usah nambah-nambahin."

"Biar gak kosong ya disumpal. Mana tau makin kenyang."

"Disumpal duit, kan?"

"Bukan."

"Jadi?"

"...."

V A R I O「 BL LOKAL 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang