Sarwa Gangsal.

2K 183 65
                                    

Dalam rangka menyambut HUT sekolah, pihak sekolah memeriahkannya dengan penggelaran pentas seni. Pada tahun ini sekolah mengizinkan siapapun untuk mendaftar sebagai pengisi acara, berbeda dengan tahun sebelumnya yang memiliki sistem per kelas. Kini sekumpulan peserta tengah sibuk mempersiapkan diri.

"Jan, bintang tamu nya siapa?"

"Kaga ngeh gue, palingan om roti."

"Yakali mau senam!" timpal Asad tak habis pikir.

"Kalian latihannya sejauh apa?"

"Sejauh diriku dengan dia."

Hadeh.

"Elah, Han. Kalo ngomong suka bener."

[A/;N] Se sirkel NT.

"Nanti kita bawain lagu Pupus aja," pinta Dehan.

Ojan menggeleng, "nanti gue melow duluan kalo gini caranya!"

"Homopimpa dulu, yang menang nentuin lagu," titah Dehan.

"Hompimpa jancok!"

"O nya kepleset."

"Hompimpa alaium gambreng," telapak tangan milik keempatnya posisi tengkurap, yang berarti masih seri, "bedo dewe dadi."

"WOI, GAM! TENTUIN YANG BENER."

Pada akhirnya Sagam lah yang berkesempatan memilih lagu, karena hanya telapak tangannya yang terbalik, sedangkan yang lain masih dalam posisi yang sama, tengkurap.

Sagam tersenyum jahil menatap ketiga temannya, "Ewe Paksa."

"Ewean sono sama kadal!"

"Bangsat!"

"Terserah, Gam. Niatnya pensi, tapi yang ada kita langsung pensiun."

"Gak nerima penolakan."

Keempat bujangan itu tengah mengatur alat-alat yang akan mereka kenakan dipanggung, mereka tak ingin ada kesalahan. Sembari menunggu giliran untuk pentas, mereka tentunya uji coba terlebih dahulu.

"Bagi, Han!" pinta Sagam yang tau sosok Dehan baru saja kembali dari kantin membawa Coca Cola botolan.

Dehan dengan malasnya mengulurkan tangannya memberi minuman soda itu, "jangan lo habisin, gue haus."

"Pelit lo! Orang gue minta dikit aja, lagian mau tampil masa minum banyak," tutur Sagam, "Han, kok di depan udah rame?"

"Ooh itu, guest star nya mau tampil."

"Mereka dapet giliran pertama?"

"Mereka kan tamu, Gam. Gak kaya lo, benalu."

"Maju lo, anjing!"

Botol soda itu terlempar jauh, Dehan berlari lebih dulu sebelum Singa didepannya itu menerkamnya bagai mangsa. Sagam yang tak terima pun ikut andil mengejar Dehan, membuang minumannya begitu saja. Mereka berlari-larian mengelilingi lapangan basket, disertai Dehan yang masih saja mengejeknya.

"Segitu doang? Cemen," ledek Dehan yang paham bahwa Sagam adalah tipe orang yang tak bisa diremehkan, dengan kata-kata seperti itu seakan ada api yang membara pada Sagam, yang harus segera dituntaskan.

Sagam terus mengejar Dehan, "sini gue buntungin pala lo!"

Ojan dan Asad terbiasa akan suguhan keributan antara dua sekawannya, "Kita butuh hiling, Jan."

'Brooommm Broommm'

"Sialan! Buta lo?"

Ditengah langkah kaki mereka berlari, sebuah motor melaju kencang kearah keduanya. Namun Dehan lebih dulu menghindarinya, sedangkan Sagam hampir saja terserempet oleh pengguna motor yang tak bertanggung jawab itu.

V A R I O「 BL LOKAL 」Where stories live. Discover now