Sarwa Pitu.

1.8K 178 46
                                    

Tolong biasain buat komen, ya! Terima kasih ♡♡

'Tokk Tokk Tokkk'

Suara ketukan pintu yang nyaring gemersik membuyarkan lamunan si pemilik rumah, dengan tergesa pemuda itu berjalan menuju depan pintu.

"Hadeh, untung ada lo, Gar."

"Kenapa?"

"Sagam di sini?"

Kanagara mengangguk, "kenapa?" tanyanya lagi.

"Dicari sama Wewe Gombel!"

"Bilang ke Wewe, Sagam dirumahku."

"Tolol," makinya seraya menetralkan deru nafasnya yang tersengal-sengal.

"Masuk dulu, bicara di dalem."

"Maaf, kita bukan muhrim."

"Gak liat batangku keliatan gini?"

Afkar mendengus kesal, Gara tak pernah berubah. "Punya gue lebih gede."

"Pantesan gak punya pacar, lagian orang mana yang mau macarin. Demennya ngomong doang gak ada bukti."

"Kalo bukan Kakangnya Leha udah gue injek batang leher lo!"

Gara hanya acuh tak acuh menghadapi Afkar yang bacotnya level tingkat dewa. Gara mengajak Afkar masuk, sesampainya di sana Afkar hanya melotot kan matanya, mendapati Sagam tengah berbaring di sofa panjang ditemani oleh tontonan Chhota Bheem.

"Udah lo perkosa apa cuma perkenalan?"

"Jangan sembarangan mulutnya," sanggah Gara yang bawaannya pengen ngusir biang kerok yang bertamu, "awas sampe Sagam nya kebangun."

"Iya iya. Lagian kalo dia bangun tinggal tidurin lagi."

"Afkar."

Yang mendapatkan tatapan tajam dari Gara hanya mengembuskan napas suntuknya. "Iya iya! Gue cabut aja lah. Sama lo kaga asik. Masa daritadi lo mengintimidasi gue."

"Jangan iya iya aja, buruan balik."

"Ngusir gue ceritanya? Padahal gue kesini mau ketemu Leha."

"Leha nya gak mau ketemu sama pedofil."

Dalam hati Afkar membatin, "Asu!"

Usai agenda usir mengusir, kini Gara duduk di sofa sebelah Sagam, ia memandangi lelaki yang terlelap dalam tidurnya, namun pada akhirnya ia pun ikut terlelap, menyusul Sagam ke alam mimpi. Pertemuan yang jauh dari kata singkat sama sekali tak menjawab pertanyaan yang berada di pikiran Sagam, dan entah bagaimana ia sekarang bisa tertidur ditempat itu.

Petang kala itu, Kanagara telah bersiap untuk pergi ke sungai. Dengan menenteng keranjang pakaian rajut, yang didalamnya berisi pakaian-pakaian kotor tentunya. Kanagara bertelanjang dada, ia hanya mengenakan sarung batik berona coklat yang membalut pinggang hingga mata kakinya.

"Gam," panggil Gara lirih.

"Sagam, bangun."

Lenguhan lah yang pertama kali dilontarkan oleh Sagam, menandakan sang empu terganggu dalam tidurnya. Sagam tertidur pulas sejak siang hari, hingga menjelang senja dini hari.

Netra Sagam tersingkap menatap sosok didepannya, alangkah terkejutnya hingga tak sengaja menendang perut Kanagara hingga sang oknum jatuh tersungkur.

"ANJING!!!" umpatnya dengan raut wajah panik.

"Arghhh..."

"Gar, maaf banget, gue kira tadi siapa."

Sagam dengan berhati-hati membantunya duduk. Nada yang diucapkannya begitu gemetar, diimbangi dengan Gara yang meringis kesakitan.

V A R I O「 BL LOKAL 」Where stories live. Discover now