Sarwa Tigo.

2.3K 205 52
                                    

"Kar, gue mau minjem drum sama bas."

"Buat apaan? Tumbenan."

"Udah lo pinjemin aja, penting."

"Maksa amat," ketusnya, "lagian gue gak punya."

"Terus acara orkes Agustusan hari lalu make alat-alatnya siapa?"

"Oh, ada, gue minjem sama anaknya Pak RT."

"Ternyata Juleha anaknya Pak RT itu bocah punk?"

"Jaga omongan lo! Cewe gue itu."

"Berarti gue kudu minjem kesana?"

"Iya lah! Kan lo yang butuh." Sagam mendengus sebal menatap Afkar, namun setelahnya Sagam segera menuju rumah Pak RT mengendarai Varionya.

'Brooommm Broommm'

"Pak rete! Kebakaran Pak!!!"

Sosok dibalik pintu berlari keluar secara tergesa-gesa memasang raut wajahnya yang terkejut. "Bocah nakal ini, ya! Habis kamu sama saya, Gam!" murkanya.

"Hehe," cengengesnya, "lagian si bapak bukannya kerja malah ngurung diri dirumah."

"Tau apa kamu soal saya!" geramnya, "ada perlu apa? mau ngurus surat pindah desa?"

"Elah si bapak. Mana mungkin saya pindah desa, orang saya besar disini."

"Oksigen disini bakal habis kalau dihirup sama warga kaya kamu!"

"Kalo habis mah tinggal bikin lagi, Pak. Masa mau kalah sama China yang bisa bikin matahari," cibir Sagam.

"Kamu aja kalah sama anak tetangga."

"Udah ah, Pak. Saya kesini mau ketemu Leha."

"Wah wah! Makin sedeng ni otakmu. Mau apa ketemu anak saya? Punya apa kamu?"

"Duh, Gusti. Saya cuma mau ketemu, bukan mau nikahin."

"Gak bisa. Minimal naik Rolls-Royce, jangan Vario butek mu, gak payu."

Sagam tak habis pikir akan hal itu, hanya bisa mengelus dada. "Udah tua, belagu lagi. Jancok!" batinnya.

"Vario bukan sembarang Vario, Pak. Motor Vario ganteng kaya gini yang punya cuma Sagam di desa ini," Sagam berbangga diri, "yang lain mah, gak level."

"Mau saya tonjok?"

Wes, ampun. Tak mundur wae.

Bukan Jelangkung, tapi sosok yang mempunyai perawakan tubuh tegap nan tinggi dengan hidung mancung yang bertengger pada rupanya yang gagah kini mengalihkan perhatian Sagam.

"Eh, Bro! Ketemu lagi," sapa Sagam layaknya kawan, "tapi kata gue mending lo balik lagi aja. Pak rete lagi mode Guts, nanti kena srepet."

"Sini mulutmu saya lakban! Ngomong kok kaya rel kereta, gak ada habisnya."

"Tuh kan. Udah, lo balik aja!"

"Ini loh, Nang, anak nakal yang sering Papa ceritain."

LAH?

"Hobinya kalau gak usil ya geber-geber motor. Bocah ini yang bikin telinga Papa berdarah gak sembuh-sembuh," Sagam mendengar penuturan Pak RT dengan raut wajah tak bisa ditebak, "pengen tak hih!" geramnya.

"Gar, ini bapak lo?"

"Iya."

ANJING!

"Kenapa mukamu kaya gitu? Mau saya jongorin ke empang?"

"Sejak kapan bapak punya anak laki?"

"Tanya sama rumput yang bergoyang!"

Ngalah deh.

V A R I O「 BL LOKAL 」Where stories live. Discover now