01-fitnah

40.6K 1.1K 11
                                    

Gus Zafi melewati hari-harinya dengan penuh kekosongan dan hampa semenjak istrinya meninggal dunia.

Semangat gus Zafi semakin hari semakin redup, ia benar-benar kehilangan dirinya sendiri saat ini.

"Assalamu'alaikum gus, " salam seorang laki-laki bertubuh lumayan tinggi menghampiri gus Zafi yang tengah berada di atas Musholla.

Laki-laki itu bernama Arya Saputra. Ia merupakan tangan kanan gus Zafi sekaligus ustadz. Gus Zafi dan Arya kenal saat mereka masih sama-sama bujang. Banyak waktu yang mereka lalui bersama di Pesantren yang membuat mereka semakin hari semakin akrab. Bahkan gus Zafi sudah menganggap Arya sebagai saudaranya sendiri.

"Wa'alaikumsalam, ada apa Ya? " sahut gus Zafi dengan tatapan kosong menghadap depan.

"Gapapa sih, cuman mau nemenin gus aja di sini, boleh kan? " Arya mendudukkan dirinya di samping gus Zafi.

"Boleh, "

"Gus, coba ikhlas sekali lagi yok! " ucap Arya sembari memegang bahu gus Zafi.

"Saya juga sudah mau ikhlas, tapi kenapa sesusah itu? Berulang kali saya mencoba untuk menerima semuanya, tapi gagal lagi gagal lagi, " saat berucap seperti itu air mata gus Zafi hampir saja keluar. Namun, langsung di cegah dengan mengusap matanya.

"Gapapa gus, tetap coba dan coba terus sampai berhasil, " Arya mencoba menguatkan gus Zafi.

"Iya, makasih Ya, "

"Sama-sama gus, kalau gus ingin cerita saya siap jadi pendengar kok gus! " Arya tersenyum lebar sampai matanya ikut tersenyum.

"Iyalah, ke siapa lagi saya cerita kalau selain ke kamu, " sahut gus Zafi sedikit tersenyum.

"Udah ah gus, mending kita ngopi yok! " ajak Arya kepada gus Zafi.

"Males, kamu aja! " tolak gus Zafi.

"Yee, gak seru kalau gitu, "

"Kalau gak, ikut main bola yok sama santri! " ajak Arya agar gus Zafi tidak merasa sedih lagi.

"Gak dulu, " lagi-lagi gus Zafi menolak ajakan Arya.

Karena ga ada satupun ajakan Arya yang di terima. Arya memutuskan untuk gabung main bola bersama santri sementara gus Zafi masih tetap berada di posisinya sembari melihat santri main bola di bawah.

Dulu gus Zafi sangat dekat dengan santrinya, bahkan kalau santrinya main bola seperti ini dia yang paling semangat untuk ikut. Tapi sekarang semangat itu hilang entah kemana.

"Hmm, udah lama saya gak ke gunung, jadi pengen ke gunung, " batin gus Zafi sembari menikmati angin sepoi-sepoi di sore hari.

"Mau ke gunung aja deh! " tutur gus Zafi sembari beranjak dari tempat nya duduk.

Zafi sudah masuk ke dalam rumahnya yang masih sekomplek dengan Pesantren. Ia meminta izin kepada bundanya untuk pergi ke Gunung.

"Boleh ya bun? " izin gus Zafi dengan raut memelas.

"Tiba-tiba banget kamu pengen ke Gunung, lagian ini udah sore loh! " sahut bunda gus Zafi yang bernama Shella.

"Gapapa kok bun, lagian gunungnya dekat dari sini, boleh ya? Aku cuman mau nenangin diri kok bun, "

"Yasudah, tapi hati-hati! " sahut bunda Shella.

"Iya, "

Setelah itu gus Zafi menyiapkan barang-barang yang bakal ia bawa untuk berkemah di gunung.

Beberapa menit kemudian gus Zafi sudah sampai di gunung. Saat ia sudah sampai di pertengahan gunung azan Maghrib pun berkumandang. Gus Zafi memutuskan untuk beristirahat sekaligus sholat maghrib di sana.

"Alhamdulillah sudah selesai, " tutur gus Zafi saat selesai sholat maghrib.

"Kemahnya di sini aja deh, ga ada tenaga lagi mau lanjut ke puncak, " ucap gus Zafi yang memutuskan untuk tetap di sana saja.

Gus Zafi langsung memasang tenda yang sudah ia bawa mulai rumah, setelah selesai gus Zafi membuat api unggun.

"Cantik sekali bintang dan bulan malam ini, " puji gus Zafi sembari meminum secangkir kopi.

"Kamu pasti ada di antara bintang-bintang itukan Za? " gus Zafi langsung tersenyum dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kamu sekarang pasti juga sedang melihat saya bukan? Kamu pasti melihat betapa kesepiannya saya saat ini, "

"Maaf Zafi, saya belum bisa mengikhlaskan mu, tapi sebenarnya saya udah berusaha untuk ikhlas kok! " gus Zafi terus berbicara seakan-akan ia sedang curhat dengan istrinya.

Saat gus Zafi menikmati suasana malam yang penuh dengan bintang. Tiba-tiba terdengar ada suara orang melangkah bdi belakang tendanya.

Gus Zafi langsung mencari sumber suara itu dengan raut takut, karena mengira itu adalah suara hewan buas.

Setelah gus Zafi tidak menemukan sumber suara itu. Gus Zafi memutuskan untuk kembali ke tendanya dengan berjalan mundur. Tanpa gus Zafi sadari ternyata di belakangnya juga ada orang berjalan mundur.

"AAAAAA! " keduanya sama-sama berteriak karena kaget.

Dengan raut syok gus Zafi memastikan apakah yang tabrak adalah manusia atau hantu dengan melihat kaki seorang gadis itu.

"Bukan hantu kan? " tanya gus Zafi masih dengan raut syok.

"Enak aja ngatain aku hantu! Aku manusia, ga liat kaki aku nginjak tanah? " cetus gadis itu sembari menunjuk kakinya.

"Ngapain ke gunung sendirian? "

"Aku tersesat ini, plis bantuin dong! " gadis itu memohon kepada gus Zafi.

"Aduh mba, saya gak bisa bantu! Takut kena fitnah, jadi sekarang mba boleh pergi sebelum warga datang melihat kita! " usir gus Zafi kepada gadis itu.

"Ihh! Masa tega sih? Ini udah larut malam loh, "

"Ya itu urusan mba, " sahut gus Zafi dengan nada datar.

"Terus kalau ada hewan buas gimana? " ucap gadis itu dengan dramatis.

"Buk-" ucapan gus Zafi terhenti saat para warga yang berpatroli menghampiri mereka.

"Kalian suami istri? " tanya salah satu warga itu.

"Bukan pa, " sahut gus Zafi spontan.

"Aduh, kenapa gak bilang iya aja sih?" batin gus Zafi sembari menutup mulutnya.

"Kalau bukan kenapa berduaan? Mana pakaian cewek ini lusuh lagi, jangan-jangan kalian ngelakuin hal tidak senonoh ya? " ucap seorang warga dengan nada tinggi.

"Gak pa! Dengerin dulu penjelasan saya, "

"Halah, ga ada penjelasan-penjelasan! Bawa aja ke bawah dan langsung nikahin! "

"Loh? Ga bisa gitu dong pa! Saya dan dia gak kenal pa, dia tersesat terus gak sengaja bertemu dengan saya! " jelas gus Zafi yang sudah di paksa warga untuk turun.

"Jago banget ngelesnya! "

"Pa saya ga bohong! Sumpah pak!"

"Pa, yang dia bilang itu benar! Aku tersesat dan gak sengaja ketemu dia, kami gak lakuin apapun! " jelas wanita itu membantu gus Zafi menjelaskan kepada warga.

"Maling mana ada yang ngaku! "

Gus Zafi dan gadis itu terus menjelaskan yang sebenarnya, tapi tetap saja para warga tidak percaya dengan mereka.

Gimana kelanjutannya?
Nantikan di part berikutnya!

Kasian gus Zafi, niatnya mau cari ketenangan malah kena fitnah 😭

Happy reading guys

Jangan lupa vote dan komennya ya!

Dou Z(End) Where stories live. Discover now