14-Aku tidak menyerah hanya lelah

14.7K 785 31
                                    

Sekuat apapun aku berusaha membuat mu jatuh cinta kepada ku, itu tidak akan berguna kalau cinta mu masih untuk orang lama.

_Zhafira Senaya

                        ___________

Tidak terasa tiga bulan sudah berlalu. Namun, sikap gus Zafi tetap saja seperti awal, tidak ada perubahan sama sekali dan inilah yang membuat Fira mulai lelah.

"Apa tandanya ini aku harus melepas nya? " tutur Fira sembari melamun di dalam kamar.

"Sudah tiga bulan aku terus berusaha membuatnya jatuh cinta kepada ku, tapi apa yang ku dapat? "

"Yang ku dapat hanya lelah, " Fira tersenyum getir sembari menahan airnya matanya.

"Ternyata se menyakitkan ini mencintai sendirian, "

"Tuhan, maaf jika hamba tidak bisa mempertahankan rumah tangga ini, " Air mata Fira lolos begitu saja tanpa aba-aba.

Air mata bening itu terus keluar membasahi pipi mungil Fira. Semakin lama suara tangisan itu semakin tak terbendung dan membuat Fira menutup bibirnya agar suara tangisannya tidak terdengar.

Saat ini Fira benar-benar hancur. Namun, tak seorang pun yang mengetahui kondisi itu. Fira terus menahan sesak dan sakitnya sendirian di kamar.

"Mah, kenapa takdir anak mu seperti ini? "

"Apa aku tidak berhak bahagia? " ucap Fira dengan suara bergetar.

"Pah, liat lah anak mu ini, anak mu sekarang sangat butuh pelukan mu, " lagi-lagi Fira berucap dengan suara tersedu-sedu.

Semakin pelan suara tangisan Fira, semakin sesak yang Fira rasakan. Memang se menyakitkan itu tangisan tanpa suara di tambah tidak ada seorang pun yang mengerti akan perasaan Fira.

"Fira, makan dulu! " suruh gus Zafi sembari membuka pintu kamar Fira.

Mendengar ada suara gus Zafi. Fira langsung menghadap kan wajahnya ke arah jendela sembari menghapus air matanya.

"Fira? " panggil gus Zafi bingung karena Fira tidak menyahut dari tadi.

"Heh, kamu nangis? " tanya gus Zafi saat menghampiri Fira.

Fira hanya terdiam dan tidak mau melihat ke arah gus Zafi.

"Kenapa? Ada masalah? Bilang kalau ada masalah, " gus Zafi mendudukkan dirinya di samping Fira.

Fira berusaha untuk diam. Namun, dirinya sudah tidak tahan lagi dengan semuanya.

"MASALAHNYA DI KAMU SENDIRI KA! " tutur Fira dengan mata yang sudah kembali berkaca-kaca.

"Maksudnya? " gus Zafi langsung memasang raut bingung.

"KAMU MASIH BISA NANYA SEPERTI ITU? KA ZAF SADAR GAK? INI SUDAH TIGA BULAN TAPI KA ZAF TETAP TIDAK BERUBAH, BAHKAN KA ZAF BELUM PERNAH MENAFKAHI BATIN KU SELAMA INI, " air mata Fira sudah tak dapat di bendung lagi.

"Aku pikir aku akan bisa membuat ka Zaf jatuh cinta kepada ku, nyatanya aku salah besar, "

"Aku lelah ka, aku lelah harus mencintaimu sendirian sementara cinta kamu masih di orang lama, "

"Jika terus menerus begini lebih baik kita pisah, lagian talak udah jatuhkan karena ka Zaf ga pernah menafkahi batin ku selama 3 bulan kan? "

"Aku ga mau kamu dapat dosa, jadi lebih baik kita berpisah ka, aku juga sudah benar-benar lelah dengan semua ini, " Fira menangis sejadi-jadinya sembari tertunduk setelah mengucapkan unek-unek yang selama ini ia sembunyikan.

Gus Zafi langsung mematung mendengar semua ucapan Fira. Bibirnya seakan-akan kaku tidak bisa berucap apapun.

"M-maaf, " hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut gus Zafi.

"Tidak perlu meminta maaf, di sini aku yang salah ka, "

"Mungkin takdir kita hanya sekedar bertemu sesaat bukan berjodoh untuk selamanya, "

"Sekarang ucapkan talak itu ka! " perintah Fira dengan suara bergetar sembari menatap ke arah gus Zafi.

"Saya tidak bisa mengucapkan itu Fira, " sahut gus Zafi sembari tertunduk.

"Apalagi yang ka Zaf mau dari hubungan ini? Bukan kan dari dulu memang ini yang di inginkan ka Zaf? Lalu kenapa sekarang tidak mau menalak aku? "

"Jangan egois ka, aku tidak mau terbelenggu dalam hubungan yang dimana hanya aku yang berjuang, " Fira berdiri dari kasurnya kemudian berlari keluar dari kamar.

"Fira tunggu! " gus Zafi langsung mengejar Fira.

Fira kabur dari rumah. Untungnya saat itu sudah sangat larut malam. Jadi para santri dan pengurus tidak melihat Fira keluar dari komplek Pesantren.

Gus Zafi terus mengejar Fira. Namun, di tengah jalan gus Zafi kehilangan jejak Fira.

Gus Zafi langsung ambruk ke jalan sembari menangis karena kehilangan jejak Fira.

"Saya tidak mau menalak kamu karena saya sudah mencintaimu Fira," gus Zafi menangis sejadi-jadinya di tengah malam yang sudah sangat sunyi.

"Saya sudah jatuh cinta kepada mu, tapi saya terlalu gengsi untuk mengatakan itu Fira, "

"Maafkan saya Fira, maaf! " tutur gus Zafi dengan penuh penyelesaian.

"AAAAAA! " teriak gus Zafi dengan sangat keras sampai urat di lehernya kelihatan.

"Dimana kamu Fira? Tolong kembali sama saya, "

"Tolong kasih saya kesempatan, " butiran air bening itu terus saja membasahi pipi gus Zafi.

Gus Zafi kembali berdiri. Dengan langkah lesu gus Zafi berjalan menyusuri jalan yang hanya di terangi oleh lampu jalan.

Gus Zafi terus berjalan tidak tau arah untuk mencari keberadaan Fira. Namun, hasilnya nihil. Fira sudah benar-benar tidak ada di jalan itu.

Setelah tidak menemukan Fira gus Zafi memutuskan untuk kembali lagi ke rumahnya.

Di sisi lain ternyata Fira berada di halte bis yang jaraknya memang jauh dari jalan gus Zafi mengejarnya.

"Sin, lu dimana? Bantu gua, " ucap Fira sembari menangis saat menelfon seseorang.

"Lu Fira? Ya ampun Fira lu ngilang kemana selama ini? Gua cariin lu tau, " sahut seorang perempuan yang merupakan lawan bicara Fira di telfon.

"Ceritanya panjang, tolong jemput gua dulu di halte bis Permata Sari, "

"Anjirr, itu sejam jaraknya dari rumah gua, lu sendirian kah? "

"Iya, "

"Ngada-ngada banget sih lu Fira, kenapa sendirian di tengah malam gini, yasudah gua otw sana! Tunggu in awas aja lu kalau pergi dari sana, "

"Iya, " sahut Fira sembari menutup telfonnya.

Fira hanya terduduk di sana sendirian sembari menangis. Hembusan angin tengah malam ataupun rasa takut akan ada orang jahat tidak Fira hiraukan lagi.

Wajah Fira sudah mulai pucat. Tubuhnya semakin menggigil terkena angin malam yang cukup deras. 1 jam Fira bertahan di sana sampai pada akhirnya teman Fira sampai menjemput.

"Fira, kenapa lu sampai gini sih? " Sintia langsung menyelimuti tubuh Fira yang kedinginan dengan selimut.

"Udah, sekarang pejamkan mata lu, nanti saja ceritanya! " suruh Sintia dengan raut kasian melihat kondisi Fira.

Fira pun tertidur tidak lama setelah itu. Sintia masih sangat bingung dengan Fira yang tiba-tiba menghilang kemudian kembali dalam keadaan seperti ini. Namun, Sintia rasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertanya kepada Fira.



Nyesel kan kamu gus😏

Makan tuh gengsi

Ke gengsian mu membuat mu kehilangan untuk kedua kalinya gus🙃

Gimana? Makin penasaran?

Follow ig aku guys:grizelle_zxl

Happy reading manis>u

Jangan lupa vote dan komennya ya>

Sampai jumpa besok>🤏

Dou Z(End) Where stories live. Discover now