Setoran

6K 381 8
                                    

Setelah sampai di rumah Gus Zafi langsung izin pergi untuk mengajar sehabis maghrib kepada Fira.

"Setelah sholat istirahat saja, nanti saya makannya habis isya aja, " tutur Gus Zafi sembari membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ihh, padahal aku mau hafalan loh ka, " sahut Fira dengan bibir cemberut.

"Nanti isya kan bisa setor hafalan nya, udah ya saya pamit dulu! " Gus Zafi mencium dahi Fira sembari memegang perut Fira.

Gus Zafi sudah tidak ada di kamar. Yang ada di kamar hanya ada Fira sendirian. Fira melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan mengambil wudhu untuk sholat maghrib.

Selesai sholat maghrib lagi-lagi Fira merasa sangat mual. Beberapa kali Fira bolak-balik masuk kamar mandi sampai dirinya lemes.

"Haduh, gimana bisa masak kalau gini? Perut rasanya ga enak banget, " batin Fira dengan wajah pucat terduduk di sofa.

"Mana udah isya lagi, sepertinya malam ini aku ga bakal bisa masak deh, moga ka Zafi memaklumi, " Fira kembali beranjak dari sofa ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Fira sholat isya dengan keadaan lemas. Fira bahkan hampir tak kuasa berdiri. Namun, Fira terus paksakan hingga akhirnya selesai menuntaskan sholat.

"Loh? Kamu kenapa sayang? " dengan raut panik Gus Zafi yang baru saja datang langsung menghampiri Fira yang tengah terduduk dengan kepala di tenggelam kan antara dua lutut.

"Gapapa ka, cuman lemes karena tadi sempat muntah beberapa kali, " jelas Fira sambil mendongakkan kepalanya.

"Ya ampun, kok ga bilang? "

"Takut kamu ke ganggu, btw maaf aku ga masak ka, " ucap Fira meminta maaf.

"Gapapa, biar saya saja yang masak, " Gus Zafi membantu Fira berdiri dan mendudukkan Fira di kasur.

"Kenapa ga pesan aja? Kamu pasti cape ka, "

"Siapa bilang saya cape? Saya masih ada tenaga untuk masak kok, lagian kalau mesan di luar, emang tentu sehat? Saya ga mau calon anak saya makan makanan yang ga sehat, " tutur Gus Zafi sembari mengganti bajunya dengan baju kaos berwarna putih.

"Maaf ngerepotin ka, " ucap Fira dengan nada merasa tidak enak.

"Engga kok sayang! Ini sudah tugas saya, yasudah tunggu bentar ya! " Gus Zafi sempat mencium kening Fira sebelum ia keluar dari kamar.

Gus Zafi yang sudah berada di dapur mulai mengambil apron dan memulai mengeksekusi seluruh bahan yang ada di dapur untuk di masak. Meski sudah seharian beraktivitas. Tenaga Gus Zafi masih tetap full, apalagi hanya sekedar memasak untuk dirinya dan sang istri, itumah hal kecil bagi Gus Zafi.

"Sayang, makanannya dah jadi, " tutur Gus Zafi masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan yang berisi sepiring nasi dan juga lauk serta satu gelas cangkir.

"Kok piringnya cuman satu? " tanya Fira dengan raut bingung.

"Sengaja, biar bisa makan berdua, " Gus Zafi menarik bibirnya ke atas sehingga membentuk lekungan sempurna di bibirnya.

"Bisa aja kamu, " Fira menjadi ikut tersenyum kepada Gus Zafi.

"Sini saya suapin, "

Gus Zafi mengambil nasi dan lauk dengan tangannya lalu menyuapi Fira secara perlahan-lahan. Setelah Gus Zafi menyuapi Fira, kini giliran Fira yang menyuapi Gus Zafi dengan tangannya. Keduanya saling suap menyuap dengan sangat romantis di iringi dengan candaan.

"Aaaaa! Pesawat mau mendarat, " tutur Gus Zafi sembari mengayunkan tangannya seperti pesawat ke arah mulut Fira.

Fira menyambut suapan itu dengan sangat antusias. Saat menyuapi Fira seperti itu sangat nampak raut bahagia dari Gus Zafi. Bahkan membuat Gus Zafi tertawa sampai gigi geraham nya keliatan.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang