31-Huru hara sebelum pergi umroh

9.3K 608 56
                                    

Tugas saya bukan menghakimi mu dengan masa lalu kelam mu, tapi tugas saya sekarang adalah merubah diri mu jauh lebih baik daripada masa lalu itu.

_Gus Zafi Mahendra

                         ___________

Fira sudah sampai di rumahnya. Fira berjalan perlahan masuk ke dalam rumah sembari mengucapkan salam.

"Loh? Kenapa ada luka di bagian bawah bibir kamu? " tanya Gus Zafi yang notice ada luka memar di bagian bawah bibir Fira.

"Gapapa, " sahut Fira singkat dengan raut datar sembari berjalan menuju kamar mandi.

Gus Zafi hanya memandang Fira yang hendak masuk ke dalam kamar mandi dengan raut bingung.

"Pengkhianat! Ini pasti ada pengkhianat, tidak mungkin Askar tau keberadaan gua kalau ga ada yang ngasih tau, " tutur Fira sembari memandang wajahnya yang sudah basah di cermin.

Fira mengambil ponsel di saku gamis nya untuk menelfon Sintia.

"Sintia, ini pasti ada pengkhianat di geng Butterfly Dark, gua ga mau tau, cari pengkhianat itu sampai dapat! " perintah Fira dengan suara pelan karena takut gus Zafi mendengar.

"Gua akan cari siapa pengkhianat itu Fira, tenang saja! " sahut Sintia dari arah seberang sembari menatap tajam satu persatu anak geng Butterfly Dark.

"Bagus! Jangan biarin geng kita ada pengkhianat di dalam nya! " setelah berucap seperti itu, Fira langsung menutup telfonnya secara sepihak.

Fira pun keluar dari kamar mandi setelah itu sembari mengeringkan wajahnya dengan anduk kecil.

"Kamu kenapa Fira? Itu luka udah di obatin? " tanya gus Zafi khawatir.

"Sudah, tenang saja, " sahut Fira tanpa  ekspresi.

"Sepertinya kamu sedang marah, sebaiknya ambil wudhu dulu agar suasana hati mu sedikit lebih tenang, " suruh gus Zafi kepada Fira, yang langsung di angguki oleh Fira.

Gus Zafi sangat penasaran dengan apa yang terjadi. Namun, gus Zafi lebih memilih untuk membuat Fira tenang dulu.

"Sini duduk dulu! Tidak perlu berbicara apa-apa dulu, tenangin diri kamu sendiri, " tutur gus Zafi sambil mengajak Fira duduk di sofa.

Gus Zafi sama sekali tidak mengajak Fira berbicara supaya Fira bisa mengontrol emosinya sendiri.

"Ka, kenapa diam aja? " tanya Fira yang emosinya sudah sedikit mereda.

"Sengaja, takutnya kalau saya ajak kamu bicara pas emosi, emosi kamu semakin meledak, "

"Sekarang udah bisa bicara tanpa ada emosi? " tanya gus Zafi memastikan. Fira hanya menganggukkan kepalanya.

"Dengerin ini ya, nanti kalau kamu sedang marah, yang perlu kamu lakukan adalah diam! Dan jangan pernah mengambil keputusan apapun dalam keadaan marah, saat kamu marah kamu sedang di kuasai oleh syaiton, jadi banyak-banyak minta perlindungan kepada Allah, banyakin beristighfar, kemudian berwudhu, kalau masih belum mereda, ubah posisi yang tadinya kamu berdiri jadi duduk, kemudian berbaring, lakuin itu terus setiap marah ya! " ucap gus Zafi menasehati Fira.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang