51-Dimana letak keadilan?

4.7K 270 10
                                    

Satu minggu lamanya Gus Zafi dan Arya di rawat di rumah sakit untuk memulihkan kondisi mereka sepenuhnya dan akhirnya hari ini gus Zafi dan Arya sudah bisa pulang.

"Akhirnya kamu bisa pulang, " celetuk Fira sambil memasukkan beberapa baju gus Zafi ke dalam tas.

"Alhamdulillah, " sahut Gus Zafi dengan senyum manisnya.

"Arya, gimana keadaan mu? Aman kan? " tanya Gus Zafi memastikan keadaan Arya.

"Aman Gus, " jawab Arya sambil mengacungkan jempolnya.

Setelah itu mereka berempat pun keluar dari rungan dan berjalan menuju parkiran dengan Gus Zafi di tuntun oleh Fira dan Arya di tuntun oleh Felisha. Mereka tidak langsung pulang ke rumah, karena seperti yang di bilang Sintia kemarin, mereka harus menghadiri sidang untuk menetapkan hukuman yang akan di terima oleh om nya Fira.

Saat sampai di kantor polisi. Fira kembali bertemu dengan om nya. Raut Hendra sama sekali tidak merasa bersalah dan menyesali perbuatannya. Bukannya meminta maaf Hendra justru malah menantang dan bilang ia tidak akan bisa di hukum lama.

"Kita liat saja, hukuman saya tidak akan lama dan setelah saya bebas, akan saya pastikan hidup kamu akan tidak tenang! " ancam Hendra dengan tangan di borgol dan di pegang oleh polisi.

"Keadilan pasti berpihak kepada ku! " sahut Fira dengan nada sedikit kesal.

"Kita lihat saja, " Hendra tertawa kemudian langsung di bawa seorang polisi menuju ruang sidang.

"Dia ga merasa bersalah sama sekali? Manusia apa bukan si? " oceh Fira yang terheran-heran dengan kelakuan om nya.

"Udah! Mending kita ke ruang sidang sekarang, " sahut Gus Zafi sambil menenangkan Fira.

Kini semuanya sudah berada di ruang sidang. Di sidang ini seluruh geng Butterfly dark juga hadir di sana. Semua orang yang hadir di sana langsung berdiri saat hakim masuk ke dalam ruangan dan kembali duduk setelah hakim itu duduk.

Awalnya sidang berjalan dengan suasana yang begitu hening. Hingga sampai di detik-detik menegangkan yaitu saat hakim hendak menetapkan hukuman untuk om nya Fira.

"Saya akan menetapkan hukuman selama 5 bulan untuk tersangka, " ucap hakim itu sambil hendak memukul palu.

"Tunggu! Kok cuma 5 bulan? " protes Sintia yang tidak terima dengan putusan hakim.

"Ini sudah sesuai dengan kasus, "

"Sesuai? Pa, dia udah menculik dan melakukan penganiayaan loh! Tolong jadi hakim yang adil! "

"Berapa sih nominal yang di berikan pelaku kepada pa hakim sehingga menetapkan hukuman seperti ini? " ketus Sintia dengan emosi.

"Jangan asal fitnah client saya! " sambung pengacara om nya Fira.

"Fitnah? Sudah jelas di sini pasti ada sogokan! "

Seketika ruangan yang tadinya hening menjadi sangat ricuh. Hakim yang mendengar kericuhan itu langsung meminta diam agar sidang bisa di lanjutkan.

"Di sini saya korbannya, dan saya tidak terima jika hukuman yang di berikan kepada tersangka tidak sesuai dengan perbuatan nya! Tolong jadi hakim yang adil! " ucap Fira setelah keadaan kembali kondusif.

"Tapi itu sudah hukuman yang sesuai! Dan tidak ada unsur sogok menyogok! " ucap pa hakim itu yang tidak mengaku bahwa dirinya menerima sogokan.

"Pa, mungkin sekarang anda bisa menetapkan hukuman semau anda, tapi ingat lah! Di akhirat ini semua bakal di pertanggungjawaban kan, "

"Saya, istri saya, dan teman saya yang merupakan korban, tidak ridho dunia akhirat akan tidak keadilan ini! " tutur Gus Zafi dengan sorot kecewa karena hukuman tersangka tidak sesuai.

Dou Z(End) Where stories live. Discover now