54-Tidak ada yang abadi

7K 335 55
                                    

Awal Gus Zafi emang mau tidur tapi rasanya sangat sulit sehingga Gus Zafi memutuskan untuk kembali bangun dan berjalan menuju balkon kamar. Di sana Gus Zafi duduk sendirian di temani oleh angin yang begitu deras dan juga hening.

Suasana saat itu sudah sangat hening karena para santri dan pengurus pondok sudah pada tidur. Gus Zafi mengitari pandangan ke seluruh sudut-sudut pesantren dengan mata sembab.

Lagi dan lagi air mata Gus Zafi turun tanpa aba-aba, Gus Zafi menangis di sana sendirian tanpa ada yang tau.

"Banyak sekali kenangan yang ada di pondok ini, " tutur Gus Zafi dengan suara bergetar sembari terkekeh.

"Terlahir sebagai penerus satu-satunya pondok Pesantren ini tidak lah mudah, tapi setelah melihat perjuangan ayah untuk mengembangkan Pesantren ini, rasanya saya masih tidak ada apa-apa nya, "

"Ayah, terimakasih sudah mengajarkan Zafi banyak hal, dan terimakasih juga bunda karena selalu menyayangi Zafi, "

"Maafkan Zafi jika selama menjadi anak kalian, Zafi banyak salah,"

"Yah, pondok Pesantren ini akan terus berkembang sampai cucu cicit mu nanti, setelah Zafi, akan ada anak Zafi yang akan meneruskan pondok ini, " tutur Gus Zafi dengan tatapan kosong.

Setelah mengucapkan beberapa kalimat yang begitu menyesakkan bagi Gus Zafi. Gus Zafi terdiam dan menyalakan handphone nya untuk menelfon Arya.

"Assalamu'alaikum, kamu dimana Ya? Nginap di pondok apa sudah di rumah? " tanya Gus Zafi saat Arya mengangkat telfon.

"Saya nginap di kantor ini Gus, ada apa? " tanya Arya yang ternyata sedang menginap di kantor karena ada beberapa kerjaan yang tak bisa di tinggal.

"Ngobrol di taman depan boleh gak Ya? "

"Boleh, tapi tumben Gus? "

"Gapapa, saya cuman sedikit suntuk, "

"Oh, yasudah Gus! "

Setelah telfonnya di matikan keduanya sama-sama berjalan menuju taman depan rumah Gus Zafi. Gus Zafi yang sampai lebih dulu langsung duduk di sana menunggu Arya.

"Gus, " panggil Arya dari arah belakang.

"Duduk sini! " ajak Gus Zafi kepada Arya untuk duduk di sampingnya.

"Ada apa Gus? Lagi berantem sama ning? " tanya Arya dengan raut bingung sambil duduk di samping Gus Zafi.

Gus Zafi langsung terkekeh mendengar ucapan Arya "tidak, saya baik-baik aja dengan istri saya, "

"Lalu? "

"Saya cuman pengen ngobrol ama kamu doang, dah lama juga kan kita ga ngobrol santai? Biasanya ngobrol kerjaan mulu, " sahut Gus Zafi sembari menikmati angin malam.

Meskipun Gus Zafi bilang seperti itu, tetep saja Arya merasa sangat aneh dengan tingkah Gus Zafi, tapi Arya juga tak bisa memaksa Gus Zafi untuk menjawab apa yang terjadi sebenarnya. Akhirnya Arya hanya diam dan mendengarkan apa yang Gus Zafi ucap kan.

Gus Zafi dan Arya saling mengobrol di sana tanpa memperdulikan malam yang sudah semakin larut dan dinginnya angin malam.

"Saya punya sesuatu untuk kamu Ya! " celetuk Gus Zafi sembari merogoh sesuatu di saku bajunya.

"Apa Gus? " tanya Arya penasaran.

"Nih! Tapi kamu harus janji ke saya, buka surat ini besok siang! Jangan sekarang, saya akan marah besar kalau kamu buka sekarang, " ancam Gus Zafi sembari memberikan secarik kertas.

Dengan raut bingung. Arya menerima surat itu dan berjanji tidak akan membuka surat itu sekarang. Setelah itu keduanya sama-sama kembali ke tempat masing-masing.

Dou Z(End) Where stories live. Discover now