1. anak laki-laki dan hujan

605 55 7
                                    

Juni 2009

"Hei! Apa yang sedang kau lakukan?" Sapa Sunghoon sembari menatap bocah enam tahunan sedang mengaduk-aduk tanah ditengah-tengah guyuran hujan.

"Bermain." Jawabnya tanpa mau repot-repot menoleh kebelakang. Ia terus mengaduk tanah, tangannya dengan lihai membentuk bebola kecil untuk di jadikan miniatur tanah.

"Sedang hujan, kembalilah kerumah ibumu pasti sedang menunggu." Ucap Sunghoon lagi.

Mendengar perkataan Sunghoon membuat bocah itu berhenti mengaduk tanah, bergeming sejenak lalu berdiri menantang hujan. Matanya menatap tajam Sunghoon.

"Kau mengejekku ya?" Ucapnya sembari menatap kengernyitan kening sang lawan bicara.

Sunghoon terdiam, tidak mengerti apa maksud dari ucapan bocah itu. Dan ia kembali menatap bocah yang tidak takut hujan tersebut.

Dirasa ucapannya tak dibalas oleh Sunghoon, bocah itu lantas pergi ke arah semak belukar mencari tempat naungan jauh di dalam sana.

***

Keesokkan harinya anak itu kembali, dengan guyuran hujan menghantam bumi namun tak meluruhkan semangat bocah enam tahunan yang sedang bermain di kubangan lumpur.

Sepatu boots kuning dihentak-hentakkan kasar hingga airnya berloncatan keluar, tawa menggelegar teredam air hujan dengan tangan membentang menyambut air langit yang membasahi tubuh.

Anak itu berkeliling dipinggir jalanan dan ia mendadak menghentikan langkahnya. Meresapi setiap tetes air yang menetes ke bumi. Seolah memberi makna yang mendalam bagi setiap insan.

Anak itu masih berkeliling dan sesekali menari-nari riang bersama hujan. Ia tertawa renyah, seolah tengah menari dan berbincang dengan seseorang padahal dia sedang sendirian.

Hingga mengundang rasa penasaran bagi orang yang melihatnya tak terkecuali Sunghoon. Dia bergeming di tempat, menggenggam payung dan menatap bocah di seberang sana.

"Hei! Apa yang sedang kau lakukan?!" Lagi. Suara itu terdengar lagi.

"Bermain!" Balasnya dengan teriakkan khas anak-anak serta diiringi tawa diakhir kalimatnya.

"Sedang hujan! Nanti kau sakit!"

"air hujan tidak akan membuatmu sakit! Langit menyukaiku! Mereka senang melihatku menari bersamanya!"

Sunghoon mengernyit merasa aneh pada bocah di seberang sana. Bermain dan menari ditengah-tengah hujan sendirian.

"Ibumu akan khawatir jika kau selalu bermain dengan hujan!"

Bocah itu berhenti menari. Wajahnya menyendu dengan tatapan tajam nan sinis melangkah pasti ke arah Sunghoon.

"Kau benar-benar mengejekku? Ya?"

Sunghoon gelagapan, melihat bocah itu serius menuding Sunghoon tanpa rasa takut. "A-aku tidak bermak-"

"Berhenti mengangguku! Aku tidak suka anak nakal." Ucapnya berlengang pergi meninggalkan Sunghoon sendiri di sana.

***

Hari berikutnya ditempat yang sama dengan sinar matahari yang menghangati bumi. Hari yang cukup indah untuk melakukan aktivitas setelah diguyur hujan semalaman.

Banyak orang diantara mereka berlalu lalang untuk sekedar jogging ataupun jalan biasa. Tanpa mempedulikan anak kecil yang tengah ditindas oleh anak yang lebih tua darinya.

"Rasakan itu!"

"Hei kembalikan kucing itu!"

"Arggh! Ku mohon berhenti..."

Mereka menghiraukannya. Dan terus menendang tubuh anak kecil yang berusaha melindungi kucing dalam dekapan.

Erangan kesakitan bercampur isak tangis membuat tawa mereka merajalela seolah penindasan yang dilakukan olehnya hanya gurauan belaka.

"Haha! Rasakan! Rasakan! Jangan berani-berani menjadi pahlawan!" Dia menginjak punggung anak itu dengan kuat hingga membuat seseorang menggeram.

"Hei! Berhenti!" Teriak Sunghoon.

Sunghoon berjalan maju mendorong tiga anak yang berusaha melukai anak hujan tersebut. Sunghoon yang menamainya.

"Apa-apaan kau ini?!" Heeseung mengerling tajam menatap Sunghoon yang tidak ada takut-takutnya padahal dia lebih tua dari Sunghoon.

"Berhenti menyakitinya!" Sunghoon berusaha membela.

"Menyingkir atau aku akan-"

"Heeseung, kau tidak mendengarnya ya? Sunghoon itu anak menteri." Bisik Jake membuat Heeseung terdiam. Namun tangannya gemas sekali ingin memukul wajah Sunghoon.

"Heeseung! Niki! Jake! Ayo kembali! Ibumu mencari kalian!" Teriak Jungwon dari jauh.

Bocah bernama Heeseung itu berdengkus.

"Awas kau, dasar bocah penyakitan." Ucap Heeseung menyipit tajam, sembari menarik tangan Jake.

"Ayo pergi Jake." Ucapnya tak lupa sekalian menarik tangan Niki dan pergi dari sana secepatnya. Menyisakkan Sunghoon dan anak hujan tersebut.

Usai kepergian mereka Sunghoon berjalan mendekat ke arahnya. "Kau baik-baik saja?" Tanyanya.

Anak itu menggeleng lemah berusaha bangkit dengan meraih uluran tangan Sunghoon yang membantunya.

Sunghoon yang merasa gembira karena uluran tangannya diterima dengan baik, tanpa ada tatapan sinis ataupun ucapan yang tak mengenakkan hati.

Sebagai balasannya Sunghoon menemani anak itu duduk di tepi danau. Keduanya terdiam, tak ada yang mau membuka suara namun saling menatap langit cerah sembari merasakan semilir angin membelai wajah mereka.

Bunga-bunga kecil ikut menari bersama sang mentari membawa kebahagiaan tersendiri bagi orang yang merasakannya. Hingga sebuah teriakkan melengking mengusik indera pendengar keduanya.

"Sunghoon!"

Keduanya serempak menoleh mendapati seorang wanita seperempat umur bersama dua orang laki-laki berseragam seperti bodyguard yang senantia menemaninya kini ikut mendekat.

"Sunghoon aku mencarimu sedaritadi, bisa bahaya jika ayahmu tahu jika kau menghilang dari pandanganku."

Sunghoon yang merasa bersalah menunduk pasrah saat wanita itu menariknya pergi. Sebelum ia benar-benar pergi Sunghoon menyempatkan diri untuk menoleh kebelakang melihat lambaian tangan serta senyuman indah yang terlukis di wajah anak itu membuat Sunghoon ikut tersenyum.

-Bersambung-

Catatan author :

Akhirnya selesai juga, edisi belajar bahasa baku.
Kalo ada salah kata atau gak enak dibaca tolong benahi, jangan lupa kritik, saran, vote and komennya ya.

Disini aku pake musim di negara mereka kalo juni udah musim ujan aje di sana.

aku harap kalian menyukainya karena menurutku cerita ini ringan, ini kisah masa kecil mereka asli fiksi gak ada kaitannya sama rl sunsun.

Kapalku yang satu ini hampir karam guys T_T
nangis banget kalo gak ada momen sunsun di tahun ini.

Jangan lupa support enha guys, kasian liat mereka suruh milih enjin atau sooha padahal mereka kan cuma collab hehe, sebenernya aku juga sakit ati sih liat anu di itu sooha. Tapi ya begimana emang dasar konsepnya begitu,

Sorry ni sorry emangnya Sunghoon pantes jdi bot?

-aman dibaca oleh siapapun
-tidak mengandung lemon
-hanya ada sedikit bawang.
-dan humor anak-anak

Thanks for reader <3
engene and y'all love u <3
Take care!

Luvin U (Sunsun) || REVISI 2024Where stories live. Discover now