8. pembohong

229 42 3
                                    

28 Juni 2009

Setelah ucapan perpisahan itu. Sunoo tak pernah melihat Sunghoon lagi. Sudah lima hari Sunghoon tidak mengunjungi rumah 'mereka'. Lima hari rasanya seperti lima tahun, Sunoo sangat kesepian dan kesuntukan sendirian disini.

Tanpa adanya Sunghoon, hari-hari Sunoo terasa sangat sepi.

Sunoo ingin pergi menemui Sunghoon, mengajaknya bermain dan brrcanda ria seperti biasnaya. Namun ia juga sudah terlanjur berjanji untuk menunggu Sunghoon disini.

Tapi, harus berapa lama lagi Sunoo menunggu?

Sunoo bimbang, dia mondar-mandir di depan pintu masuk sambil menggigiti kuku. Pikirannya keruh, resah dan gelisah. Para kucingpun ikut mengeong melihat tuan mereka mengabaikannya.

Tuhan. Demi apapun Sunoo khawatir. Apakah Sunghoon pindah? Atau jangan-jangan Sunghoon mempunyai teman baru dan tak ingin berteman dengan Sunoo lagi? Pikiran tidak karuan itu kini benar-benar menghantui otaknya.

Membuat Sunoo harus melanggar janjinya dan berlari kerumah Sunghoon. Sunoo dengan kaki pendeknya terus berlari napas tersengal-sengal tak peduli dengan keringat yang bercucuran.

Ia mendongak, mengernyit heran menatap banyaknya karangan bunga yang berjejer disepanjang jalan. Ada perasaan tak nyaman menghinggapi hatinya. Terasa janggal ketika semua karangan bunga itu menuju rumah Sunghoon.

Disana, Rumah Sunghoon banyak orang berpakaian hitam, diantaranya ada yang menangis bahkan menjerit. 

Ini aneh. Mulai dari karangan bunga, orang berpakaian hitam dan suasana yang suram. Semua keanehan ini membuat Sunoo berpikir lebih keras. Apa yang sebenarnya terjadi disini? Andai saja Sunoo bisa membaca dia pasti tau tulisan apa yang tertempel pada bunga-bunga itu. Dia pasti tahu apa yang terjadi sekarang.

"Sunghoon!" Sunoo berteriak. Mencari sosoknya.

Kadangkala ia bertanya pada orang-orang disana, namun bukannya menjawab mereka justru terisak.

Oh sial. Nasibnya menjadi anak kecil berjalan disekumpulan orang dewasa seperti berjalan diantara para raksasa. Sunoo merasa dirinya sangat kecil.

Sunoo berlari menerebos masuk ke dalam rumah Sunghoon. Tak henti-hentinya ia meneriakkan nama Sunghoon namun anak itu belum muncul juga.

Kemana perginya Sunghoon ini?

Langkah Sunoo terhenti mengamati sebuah ruangan kosong. Memecah masuk kedalamnya. Mata Sunoo membulat, napasnya tercekat dengan pijakan kaki yang melemah. 

Sunoo terhuyung, kepalanya mendadak pening. Oh pasti ini tidak mungkin kan? Sangkal Sunoo tak mau percaya jika yang sedang ia lihat adalah peti mati dengan foto Sunghoon ditengahnya.

Sunoo menggeleng-geleng tak percaya.

"Tidak. Tidak. Ini pasti bercanda." Sunoo tertawa getir berusaha menyangkalnya.

Sunoo menatap orang-orang yang menggeleng dan menangis kala ia mendekati peti itu. Bahkan disisi sana ada Jay yang menunduk dan oh, Wonyoung juga sedang menangis histeris.

Orang-orang ini pasti mengerjainya kan? Tidak mungkin Sunghoon...

"Sunghoon!" Teriak Sunoo tak peduli dengan orang terdekat alias keluarga Sunghoon. Sunoo tetap berteriak memanggil nama Sunghoon.

"Sunghoon! Bangun! Aku Sunoo!"

"Sunghoon!" Teriak Sunoo dengan bibir bergetar menahan tangis.

Mata Sunoo berkaca-kaca dengan kedua tangan memegang batasan peti. Lagi. Sunoo tak mau percaya jika orang dihadapannya tak lagi bernyawa.

Luvin U (Sunsun) || REVISI 2024Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ