2. anak laki-laki dan kucing

273 45 5
                                    

Juni 2009

"Kau menyukainya?!" Pekik seorang bocah enam tahunan menyadarkan Sunghoon dari lamunannya.

Buru-buru Sunghoon berdiri melepas belaiannya pada anak kucing kelabu tersebut. Sunghoon menatap diam bocah yang kemarin ia selamatkan.

"Kau menyukainya?!" Tanyanya gembira dengan pipi gembul serta mata berbinar indah tatkala sang mentara tak sengaha menyorot cahanya pada iris kecokelatan anak itu.

"Kurasa, ya" jawab Sunghoon agak canggung. Ini kali pertama bocah itu mengajak Sunghoon berbicara.

"Kau benar-benar menyukainya?!" Tanyanya menggebu membuat Sunghoon canggung sendiri, namun tak lama senyuman tipis singgah dibibirnya melihat bocah itu sangat berantusias menunggu jawaban dari Sunghoon.

"Ya, aku menyukaimu"

Anak itu memekik kesenangan saking senangnya ia bahkan memeluk Sunghoon tanpa permisi. Setelahnya bocah itu menarik Sunghoon ke tepi danau.

Sama seperti kemarin. Kali ini berbeda, mereka berdua duduk di jembatan kayu penghubung jalan.

"Aku senang! Kau tau? Orang-orang disini hanya menyukai anak anjing." Ucapnya terdengar sedikit julid. 

Sunghoon hanya mengangguk sebagai tanda jawaban. Kedua kakinya di ayunkan ke depan belakang sambil menikmati pemandangan langit siang yang separuh tertutup awan kelabu bersama bocah ajaib.

Sesekali Sunghoon terkekeh mendengar ocehan panjang yang berasal dari mulut manis bocah di sebelahnya.

Bocah itu menoleh, memandang Sunghoon yang turut menatapnya. "Aku menyukaimu, jadi siapa namamu?" Tanyanya.

"Park Sunghoon."

Senyuman bocah itu mengembang. "Aku Sunoo!" Ucapnya gembira.

"Tanpa nama panjang?" Tanya Sunghoon merasa aneh. Sementara Sunoo hanya mengangguk antusias.

Sunoo kembali memandang hijaunya danau. "Aku tidak boleh memberitaumu, itu rahasia"

"Rahasia?" Beo Sunghoon lagi-lagi dibuat heran oleh bocah disampingnya ini.

"Hm iya, hanya ibu yang mengetahuinya."

Omong-omong tentang ibu, Sunghoon jadi penasaran dengan ibu anak itu. Karena ya, kali pertama mereka bertemu Sunoo terlihat sensitif ketika Sunghoon menyebut nama ibu.

"Dimana ibumu?"

"Ibuku sedang tidur, bersama tuhan." Ucap Sunoo. Wajahnya berubah sendu, hal itu membuat Sunghoon merasa bersalah.

"Maaf." Ucap Sunghoon menyesal.

"Tidak apa, bukan salahmu."

***

Kemarin Sunghoon belum sempat menanyakan dimana tempat tinggal anak itu, ia bahkan ditinggal begitu saja oleh Sunoo saat Heeseung dan kawan-kawan kembali muncul hendak mengusik Sunoo lagi.

"Cih aku tidak punya urusan denganmu." Ucap Heeseung berlengang pergi meninggalkan Sunghoon sendiri.

Kini Sunghoon sendiri lagi, ia menghela napas dan memilih kembali pada pengasuhnya ketimbang berdiam diri disini.

Dan hari ini, Sunoo menemuinya di tempat yang sama, namun anak itu buru-buru berlari seolah menyuruh Sunghoon untuk mengikutinya.

"Hei! Kau mau kemana?!" Teriak Sunghoon berusaha mengejar Sunoo jauh di depan sana.

"Kau akan mengetahuinya nanti!" Timpal Sunoo.

Sunghoon mengernyit, namun memilih menurut dan melanjutkan langkah menembusi semak belukar yang cukup panjang dan membuat risih.

Dirasa Sunoo tak lagi berlari Sunghoon ikut berhenti sejenak, sekedar menarik napas ia menengadah menatap bangunan kuno di depannya.

Rumah itu mirip seperti rumah peninggalan bangsa eropa, dindingnya nyaris tertutup sempurna oleh tumbuhan menjalar serta bunga-bunga kecil yang tumbuh di sekitar rumah itu turut andil dalam memperindah suasananya.

Meow~

Suara kucing menyambut mereka berdua.

Sunghoon tersentak kala merasakan bulu kucing menggesek kulit kakinya.

"S-sunoo mengapa ada banyak kucing di sini?" Tanya Sunghoon memandang liar anak kucing lebih dari satu yang meong padanya.

Ada rasa takut tersendiri melihat banyaknya kucing di tempat seperti ini, mereka seperti hama namun mereka terlalu menggemaskan jika di samakan dengan hama.

Sunoo tersenyum manis lantas menjelaskan pada Sunghoon jikalau kucing-kucing tersebut adalah miliknya. Yang ia pungut dari jalanan dan di bawa pulang.

"Mereka sama sepertiku, tidak memiliki ibu."

Sunghoon turut sedih mendengarnya. Dia melirik tangan Sunoo yang tengah membelai kucing kecil.

"Tapi tenang saja, aku akan menjadi orangtua mereka dan kau ayahnya." Ucap Sunoo diiringi tawa diakhir kalimatnya membuat Sunghoon bingung namun ia memilih diam dan tak meluahkan rasa penasarannya.

***

Musim dingin, desember 2008

Rumah Sunghoon.

"Ayah!" Teriakkan khas anak kecil menggema. Membuat seorang pria dewasa menoleh ke belakang mendapati  sang anak berlari ke arahnya.

"Hati-hati sayang!" Ucap Oh Sehun ayah angkat  Sunghoon.

Pria itu langsung memeluk Sunghoon diakhiri dengan kecupan kecil di puncak kepalanya.

"Aku merindukan ayah."

"Aku juga merindukanmu sayang." Ucapnya Sembari merogoh pocket mengeluarkan benda persegi kecil pada Sunghoon.

"Selamat ulang tahun Sunghoon." Ucap Sehun tulus.

Sunghoon mengernyit menatap benda tersebut. "Ini apa ayah?" Tanyanya penasaran.

"Kau tau, benda untuk merekam suara." Ucapnya lagi.

"Oh." Reaksinya masih sama Sunghoon mengulas senyum tipis. Setidaknya dia mau tersenyum hari ini.

Sunghoon tidak pernah tahu jikalau dia bukanlah anak kandung dari keluarga Oh tersebut. Namun, bukan berarti mereka menyembunyikan fakta itu, mereka hanya ingin Sunghoon merasa mempunyai keluarga. Selain Jay dan keluarganya.

Sunghoon terlibat hubungan keluarga yang cukup rumit intuk dijelaskan.

-bersambung-

Catatan author :

Wah aku seneng banget ada yang vote hehe (\°○°/)

Luvin U (Sunsun) || REVISI 2024Where stories live. Discover now