7. berjanji

203 46 5
                                    

21 Juni 2009

Matahari yang tadinya bersembunyi malu kini keluar dari peraduannya dengan segenap rasa sayang menghangati makhluk-makhluk yang ada dibumi.

Hah. Hari minggu memang selalu menyenangkan. Sunghoon bangun lebih awal, tanpa mandi dia langsung menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil. Menyuruh supir untuk menjemput Sunoo agar bersarapan bersama.

Namun saat sarapan, Sunoo hanya menikmati makanannya tanpa mengoceh atau sekedar mencuri pandang kearah Sunghoon lalu tertawa riang. Tidak seperti biasanya.

Bahkan ketika bermain bersama, Sunoo hanya menatap menatap mobil-mobilan itu tanpa menggerakkannya. Anak itu menghela napas berat sambil tengkurap ia kembali menatap mainan tersebut.

Membuat Sunghoon mendekat dan langsung merebut mobil-mobilan tersebut. Lagi. Sunoo menyerah tanpa rengekan.

Sunghoon membuang mobil itu, menatap Sunoo kesal.

"Kau marah." Ucap Sunghoon.

Sunoo meliriknya sejenak lalu menghela napas. "Aku tidak marah."

Sunghoon berdengkus. Apa-apaan jika tidak marah kenapa Sunoo berbeda?

"Lalu kenapa? Kau bilang kau sudah melupakan masalah kemarin tapi apa sekarang? Kau marah!" Ucap Sunghoon membuat Sunoo jengkel mendengarnya.

"Aku tidak marah!" Balas Sunoo.

"Kau marah Sunoo!"

"Aku tidak marah!"

Sunghoon menghela napas. Menyerah. Namun bukan ini yang ia inginkan, Sunghoon ingin Sunoo ceria seperti biasanya. Bukan seperti ini, dia terlihat tidak punya gairah untuk hidup. Dan itu menyebalkan.

"Kau marah. Aku lebih rela jika kau marah ketimbang mendiamiku seperti ini." Ucap Sunghoon terdengar kecewa.

Helaan napas kembali terdengar. Sunoo mengubah posisi menjadi duduk menatap Sunghoon sepenuhnya. Alisnya menurun sedih.

"Aku sedih." Ungkap Sunoo.

Sunghoon mengernyit.

"Sedih? Apa yang membuatmu sedih? Apa karena aku?" Tanya Sunghoon hati-hati.

Sunoo mengecut lalu mengangguk pelan membuat mulut Sunghoon membulat kaget. Dosa apa yang telah ia lakukan sampai membuat Sunoo sesedih itu?

Sunoo menunjuk Sunghoon.

"Kau. Kau akan menikah dengan Wonyoung." Ucap Sunoo sembari cemberut sedih. Ada rasa tidak rela ketika mengucapnya.

Sejujurnya dia tidak ingin membincarakan ini dengan Sunghoon. Namun ya, mau bagaimana. Sunoo sudah terlalu jengkel dengan pikiran Wonyoung yang berbicara seolah dialah teman pilihan Sunghoon.

Padahal kan Sunoo satu-satunya teman untuk Sunghoon.

Sunghoon mengerti sekarang sumber kesedihan Sunoo adalah Wonyoung. "Siapa bilang aku akan menikahinya?"

"Wonyoung."

"Tidak Sunoo, aku takkan pernah dewasa apalagi menikah." Ucap Sunghoon.

Sunoo tak menjawab. Terdiam bisu namun beban pikiran sedikit demi sedikit lenyap sudah dan tergantikan oleh keheningan pada siang itu di kamar Sunghoon.

Sampai Sunghoon kembali membuka suara. "Sunoo."

Sunoo spontan menoleh menatapnya.

"Apa aku boleh memelukmu?" Tanya Sunghoon.

"Tentu saja! Aku kan sahabatmu!" Ucap Sunoo dengan senyuman mengembang membuat Sunghoon ikut tersenyum.

Sunghoon mengubah posisi menjadi setengah berdiri kemudian Sunoo menerjang tubuh Sunghoon.

Luvin U (Sunsun) || REVISI 2024Where stories live. Discover now