13. Tiga Belas

22 7 10
                                    

Happy reading

___________________________________________

* Ceklek

Pintu kamar Mira tiba-tiba di buka oleh seseorang.

Dan orang itu adalah Axel.

Axel yang baru saja membuka pintu kamar Mira, dikejutkan dengan kondisi kamar Mira yang cukup gelap, dengan Mira yang sudah terduduk lemas di lantai kamarnya.

Dengan sigap Axel segera menghampiri Mira yang sudah terduduk lemas di lantai kamarnya.

" Hei, kenapa hm? ". Tanya Axel pada Mira dengan lembut.

Mira yang sedari tadi hanya diam, dan menatap lurus ke depan, ke arah balkon kamarnya pun, mengalihkan pandangannya pada Axel.

" A_aku takut Xel". Ujar Mira dengan terbata.

Axel yang melihat Mira seperti itu dengan sigap ia mendekap tubuh Mira yang sudah gemetar itu.

" Gak usah takut hm, ada aku disini". Ujar Axel menenangkan Mira.

Axel merasakan tubuh Mira yang sangat bergetar, ia mengelus punggung Mira dengan lembut, jujur saja jika melihat Mira seperti ini Axel jadi merasa tidak becus menjaga Mira, karna Mira jadi seperti ini pasti karna dirinya.

* Maafin gue Al, gara-gara gue lo jadi harus ikut terlibat sama masalah gue*

Entahlah sekarang Axel tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh, ia merasa takut jika Mira akan di lukai oleh orang jahat seperti musuhnya.

Axel melepas dekapannya pada tubuh Mira.

" Udah ya? , jangan takut lagi, ada aku disini"

Mira menatap Axel dengan tatapan kosong.

Lalu Axel menuntun Mira untuk berdiri, dan mendudukkan Mira di tepi kasurnya.

" Udah gak usah takut lagi, ada aku di sini, ada apa hm?, kenapa? ". Ujar Axel bertanya pada Mira, dengan selembut mungkin.

Mira terus menatap ke arah balkon kamarnya " Itu disana" . Beritahu Mira, sembari menunjuk balkon kamarnya, dengan tangan bergetar.

Axel mengalihkan pandangannya pada arah balkon kamar Mira.

Ia tak menemukan apapun di balkon kamar Mira, Axel ingin mengecek langsung kesana, tetapi ia harus menenangkan Mira terlebih dahulu.

Sampai Axel mengembalikan pandangannya menatap Mira kembali, tetapi baru saja Axel mengalihkan pandangannya Axel di kejutkan oleh Mira. Entah sejak kapan Mira menatap Axel dengan tatapan seintens itu.

Axel jadi gelagapan sendiri, kala tiba-tiba Mira mendekatkan wajahnya pada wajah Axel.

Tiba-tiba tangan Mira menyentuh pipi Axel bagian kanan, tentu saja hal itu membuat jantung Axel tidak aman.

" Ini kenapa? ". Tanya Mira, sembari memperhatikan pipi Axel bagian kanan.

Axel bingung harus menjawab bagaimana, tidak mungkin ia menjawab karna di tampar oleh ayahnya, bisa-bisa Mira akan bertanya lebih lanjut, Axel tidak suka bila harus ditanya soal masalah keluarganya.

" Ngak papa kok, ini cuman kebentok pintu tadi". Ujar Axel berbohong pada Mira.

Mira menatap Axel intens, Axel yang di tatap jadi gelagapan dan gugup sendiri, kenapa malah dirinya yang seperti ini?, apa seperti ini rasa yang dirasakan Mira, kala dia menatapnya.

" Beneran?, kok kayak bekas tamparan gitu? ". Tanya Mira lagi dengan raut wajah yang cemas.

" Iya gak papa kok, ini cuman kebentok sama pintu doang, udah ya sekarang lebih baik kamu tidur aja". Jawab Axel.

Mira menurut ia merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk.

Dengan telaten pula Axel menutupi tubuh Mira dengan selimut, lalu setelah itu Axel mengelus kepala Mira dengan lembut, berharap Mira akan segera tertidur.

Tak butuh waktu lama Mira akhirnya tertidur, Axel yang melihat Mira sudah tertidur pun akhirnya mulai beranjak dari jongkoknya, dan langsung berjalan ke arah balkon kamar Mira, karna sedari tadi Axel seperti merasa ada yang aneh dengan balkon itu, seperti ada yang memperhatikan nya.

Disaat Axel sampai ke balkon kamar Mira, Axel tak menemukan apapun, sampai akhirnya Axel melihat seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam dan juga topeng yang menutupi setengah wajahnya.

Di seberang jalan, orang itu menatap Axel dengan tatapan remeh.

Axel menggeram melihat orang itu, ia mengepalkan tangannya.

" Tunggu pembalasan gue". Desis Axel tajam.

*****

" Wahh gila anjirr!". Umpat Lendra secara tiba-tiba.

" Astaghfirullah, tu mulut napa si Len?". Tanya Arka kesal pada Lendra, bagaimana tidak kesal coba ia sedang asik bermain game, tetapi tiba-tiba Lendra berteriak dan membuat gamenya kalah.

" Iya, gue jadi kalah kan". Sahut Alvan yang juga kesal pada Lendra.

Mereka bertiga sekarang sedang berada di rooftop SMA PANCA BAKTI, biasalah ya rutinitas mereka jika sedang pelajaran fisika, tetapi hanya untuk Arka dan Alvan, tetapi entah mengapa tiba-tiba Lendra juga ikut bolos untuk hari ini.

" Sory gue nggak sengaja tadi". Jawab Lendra meminta maaf.

" Lo lagi liat apaan si?, sampek kalimat sumpah serapah lo keluarin semuanya?, HP lo juga napa lu lempar kayak kagak ada harganya aja". Jelas Arka dengan panjang lebar.

" Tunggu apa lo malah liat vidio yang aneh-aneh Len? ". Tanya Alvan tiba-tiba pada Lendra dengan nyeleneh.

" Gila aje lu, ya kagak lah". Sungut Lendra kesal.

" Kali aja Len". Balas Alvan.

" Nggak akan lah, aneh-aneh aja lo"

" Lha terus?, lu liat vidio apaan?, sampek tu HP lu lempar kayak kagak ada harganya". Tanya Arka lagi pada Lendra.

" Bukan urusan lo". Jawab Lendra dengan ketus.

" Lahh"

Lendra tak akan memberi tahu masalah ini terlebih dahulu pada Arka, karna sudah di pastikan tu mulut Arka tak akan bisa di rem.

* Sebenarnya siapa lo?*

___________________________________________

See you next chapter
___________________________________________






MIRAXEL Where stories live. Discover now