BAB 4 : Sebenarnya

37.7K 1.6K 27
                                    

"Aku kemarin melewati badai besar sementara saat ini hanya gerimis kecil. Kamu sudah tau, kan jawabannya?" —Nazeera Zievanna Alegreya

****

Lima tahun yang lalu ....

Kemudian dari balik pintu, Hazelo Raymond Zavlendra datang dengan beberapa polisi dan langsung menahan Roberts yang sedang tertawa puas melihat Nazeera telah pergi untuk selama-lamanya.

Seorang polisi mendekati tubuh Nazeera yang tengah dipeluk erat oleh Arsen. Berjongkok dan memeriksa nadi gadis itu. "Maaf, kami harus membawanya untuk keperluan autopsi," ucapnya pada Arsen.

"NGGAK!!" Arsen mengeratkan rengkuhan di tubuh Nazeera. Dia tidak rela perempuannya dibawa oleh pihak kepolisian.

Shena yang terisak berusaha tegar mendekati Arsen. "Ar-Arsen, Nazeera harus dibawa—"

"NGGAK! NAZEERA NGGAK KENAPA-NAPA! DIA MASIH HIDUP! DIA NGGAK BUTUH AUTOPSI!!" teriak Arsen histeris. Air matanya mengalir deras.

Dua polisi lain yang melihat penolakan Arsen terpaksa harus mengambil paksa tubuh Nazeera. Keadaan menjadi tak kondusif ketika Arsen meronta-ronta. Lelaki itu meraung sayup saat dua aparat itu membawa tubuh gadisnya pergi.

Arsen berdiri. Dia mengejar polisi yang membawa Nazeera, namun urung kala tubuhnya ditahan oleh Jevan dan Hazelo. Berontak Arsen sia-sia karena tenaganya tak sebanding dengan dua lelaki itu. Belum lagi tenaganya yang menipis dan terkuras sejak awal prahara ini terjadi.

Tubuh Nazeera dimasukkan ke dalam sebuah mobil Lexus LM 350 berwarna hitam yang berada tak jauh dari lokasi kejadian oleh dua polisi tadi tanpa diketahui siapa pun. Siapa sangka, dua orang polisi tersebut adalah utusan Grayson Alegreya—kakek Nazeera yang sedang menyamar.

"Nadinya masih ada," ujar salah satu dari polisi gadungan tersebut. Kemudian satunya lagi menyuntikkan cairan pertahanan ke dalam tubuh Nazeera agar gadis itu bisa bertahan sampai ke tempat tujuan.

Grayson juga memerintahkan utusannya yang lain untuk memasukkan manekin persis manusia bahkan sangat sangat mirip dengan Nazeera ke dalam mobil polisi agar tidak ada yang mencurigai dan seolah kematian Nazeera benar-benar nyata.

Karena menyangkut keturunannya, Grayson menyiapkan payung sebelum hujan.

****

Tubuh Nazeera yang terluka parah akibat dua tembakan segera ditangani oleh beberapa dokter ahli di dalam ruang yang bersifat sangat private. Para dokter ahli terlihat bekerja sama menangani gadis yang berada di ujung kematian itu. Mereka berhasil mengeluarkan dua peluru di tubuh Nazeera. Nadi Nazeera sangat lemah. Andai mereka terlambat sedetik saja, Nazeera mungkin benar-benar hanya meninggalkan nama di dunia ini.

"Ar ... Arsen," lirih Nazeera lemah. Gadis itu samar-samar membuka matanya.

Grayson yang berada di samping Nazeera terkesiap. Pria tua itu merunduk agar lebih dekat dengan cucunya. "Kamu sudah sadar?" tanyanya lembut sarat kekhawatiran.

Nazeera bergeming. Matanya berkedip lamban sebelum kemudian terkatup sempurna. Kesadarannya benar-benar hilang, seolah tadi terkumpul hanya untuk mengucapkan nama laki-laki yang memberikannya cinta luar biasa.

"Nazeera kehilangan banyak darah, Tuan Grayson. Tubuhnya sangat lemah," jelas seorang dokter. "Butuh waktu untuk dirinya pulih, atau ...." Dokter itu menggantungkan kalimatnya. Bibirnya kelu tak mampu menyampaikan yang seharusnya dia sampaikan.

Grayson menarik kerah dokter tersebut. Tatap matanya berkilat tajam. "ATAU APA?!!"

"A-atau cucu Anda tidak akan selamat."

GREAT GIRLWhere stories live. Discover now