BAB 5 : Escape

35.6K 1.4K 18
                                    

"Wajib itu dilakukan dapet pahala, ditinggalin dapet dosa. Kenapa kamu ninggalin sholat?"

****

"Iya Opa, Zeera akan ketemu klien pagi ini."

"Ingat perjanjian kita. Tangani kerja sama ini dengan baik."

"Nazeera always remember our agreement, Opa tenang aja."

Pagi itu Grayson menelepon Nazeera untuk menanyakan kesiapan cucunya menangani klien hari ini. Nazeera sendiri sudah siap dengan segala keperluannya. Gadis itu bahkan bangun pagi-pagi sekali, memastikan seluruhnya tertata dengan baik.

"Opa tunggu hasil kinerja kamu, Miss Alegreya."

Nazeera mengangguk walau Grayson tak melihatnya. "Akan Nazeera kirim hasil kinerja paling baik yang tidak pernah Opa terima sebelumnya," ujarnya sangat yakin.

"Opa percaya sama kamu."

"Harus dong Opa. Masa sama cucu sendiri nggak percaya sih!" kata Nazeera layaknya anak kecil, sukses mengundang tawa Grayson.

"Opa tutup teleponnya."

"Okay grandpa."

Nazeera menatap dirinya di pantulan cermin usai telepon berakhir. Dia mengulas senyum melihat tubuhnya yang telah rapi dibaluti setelan formal. Simple dan elegan.

"Gue akan tangani kerjasama ini secepat mungkin. After that, gue akan lakuin berbagai cara untuk mengembalikan ingatan Arsen," gumamnya ambisius.

****

Kedatangannya yang baru saja tiba sukses menarik seluruh atensi para karyawan. Hanya dengan sedikit polesan make up, aura kecantikan terpancar kuat dari dirinya. Rambut indahnya yang terurai bebas membuat mereka yang melihatnya kian terpana dengan visualnya yang cantik paripurna. Derap langkah heelsnya terketuk merdu, berjalan anggun seolah perempuan itu adalah bidadari yang berkecimpung di dunia model.

Tak ada yang menyangkal dan mereka yang melihatnya terkagum mengakui kecantikan Nazeera. Berkharisma, elegan, dan berwibawa. Keturunan adam mana yang tidak akan terpikat dengan parasnya bak sang dewi tersebut. Bahkan kaum hawa pun terang-terangan mengakui bahwa gadis itu memang memiliki kecantikan yang begitu kentara.

"Silakan duduk dahulu, Nona. Pimpinan sedang dalam perjalanan menuju ke sini," ucap seorang staff yang mengantar Nazeera ke forum meeting.

Tak banyak bicara, Nazeera merespon dengan sebuah anggukan kecil.

"Saya permisi Nona." Menunduk sekilas, staff tersebut beranjak dari sana ketika Nazeera memberi isyarat untuk meninggalkan dirinya.

Nazeera mendudukkan diri di kursi yang ditujukan untuknya. Kacamata hitam yang sedari tadi bertengger di hidungnya dia tanggalkan. Kini di dalam ruang berbalutkan kemegahan itu hanya ada dirinya sendiri. Nazeera cukup bosan. Matanya berpendar liar di setiap sudut ruangan.

"HAH?!" Nazeera terpelonjat kaget. Dia refleks berdiri dari duduknya saat menemukan foto seorang laki-laki terpajang di dinding di dalam sana. Aura yang dipancarkannya terkesan mahal. Kendati enam tahun berlalu, Nazeera sama sekali tidak lupa siapa sosok itu. Gadis itu sempat-sempatnya mengulas senyum.

Ah, lelaki itu bertambah tampan saja. Nazeera semakin jatuh cinta kepadanya.

****

Tepat di depan gedung sebuah perusahaan megah menjulang, sebuah supercar berwarna hitam berhenti. Seorang perempuan bersetelan formal hitam dengan rambut dikuncir kuda terlihat keluar dari kursi kemudi. Namanya Lenia. Just Lenia tanpa ada kata lain. Perempuan muda itu membuka pintu mobil penumpang— menampilkan Arsen yang turun dari sana begitu gagahnya.

GREAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang