[ 1 ] - Dream Caution

40 5 2
                                    

::: Kamis, 1 Juni 2023 :::

"Buat cerita dengan tema pengalaman pertama (misal: pertama kali makan jengkol, pertama kali jadi kucing, dst.) Buat sekreatif mungkin!"

• • • o O o • • •

::: Cuplikan Novel - Calamity of Dreams :::
[ Not published yet ]

Tiga bulan berteman dengan Ira, Anala sadar bahwa durasi terlama Ira mengucapkan satu buah kalimat yang terdiri atas satu baris kertas portopolio adalah kali kelima ketika ia disuruh untuk mengulangi ungkapan diktenya.

Maksudnya ketika sedang berbicara, Ira bisa saja mengeluarkan busa setelah sedetik mulutnya terbuka. Tetapi tidak, dan hal itu membuat Anala selalu jatuh terheran sekaligus cukup kagum pada hal yang tersebut sebagai bakat alami seorang Ira.

Namun, di kala pagi menuju siang hari itu, Anala sekali lagi terheran menatap kawan sejawatnya. Bukan karena kemampuan yang bisa membuat Ira mengucap satu paragraf lima baris hanya dalam kurun waktu tujuh detik, melainkan untuk pertama kalinya Anala melihat Ira tidak bisa menyelesaikan satu baris kalimat dalam waktu satu menit lamanya.

"Ira!"

"H-ha?"

Situasinya malah terbalik, pikir Anala.

Sejak menatap ke angka mana jarum jam dinding di hadapannya mengarah, ketika itu ia sadar bahwa lima belas menit telah berlalu dari tempat terakhir kalinya ia berada sebelum terbangun di ruangan beraroma karbol.

Hidungnya mengernyit sesaat atas dasar ketidaksukaan pada aroma yang menjadi peneman setia pasien-pasien di rumah sakit pada umumnya. Tetapi tak lama, karena lubang hidungnya justru kembali mengembang lebih lebar dari ukuran normal, tatkala mengingat apa yang terjadi justru di dalam jeda lima belas menit yang lalu.

Ia pingsan, sudah tentu. Tempat terakhir kali ia berpijak sebelum kolaps adalah toilet perempuan di lantai dasar sekolah tempat ia menimba ilmu; SMA Binar Cakra namanya.

Segala jenis umpatan hampir tak tertahan oleh lidahnya kalau berpikir mengenai kemungkinan adanya murid iseng spesies jahanam yang tega menggelar arena ice skating dadakan di depan pintu toilet. Kalau pun tengah dibersihkan, seharusnya terdapat tanda lantai basah (Cation Wet Floor) terpajang di hadap pintu.

Begitulah alasan mengapa beberapa menit setelahnya ia terbangun dengan membuka mata secara spontan, kepala diterpa cenat-cenut, tubuh penuh atas peluh, dan mendapati diri terbaring indah di kasur ruang UKS.

Selanjutnya, seharusnya klasik. Anala memiliki teman dekat yang akan khawatir padanya, yang tentunya pasti, karena Ira berada tepat di belakangnya ketika insiden menyebalkan itu terjadi.

Seharusnya.

Tetapi seperti yang Anala pikir, situasi malah terbalik.

Ia yakin Ira baru saja masuk ke UKS, dalam keadaan tengah menuju duduk di kursi yang tersedia di samping kasur Anala.

Mereka bertatapan. Ira akan berucap, yang Anala terka akan keluar ungkapan jenis khawatir dari mulut berkecepatan cahaya itu.

Vivere Militare Est Where stories live. Discover now