2: CANDA

808 29 2
                                    

"Lo mau pesen apa?" tanya Andra kepada Reza.

"Emm, tunggu. Gue mesen apa bagusnya?" tanya Reza balik sambil melihat-lihat menu di daftar.

"Yang enak aja"

" Lo pernah ke sini ga?"

"Sering"

"Makanan apa yang enak?"

"Makan lo"

"Eh yang bener asu. Apaan yang enak?"

"Semuanya enak kok"

"Yaudah gue mesen semuanya"

"Ga ada menu "semuanya" disini"

"Maksud gue semua menu disini gue pesen"

"Ga ada menu "semua menu" disini"

"Dah lah mau nge joke malah di joke balik, Udah gue pesen nasi goreng seafood aja"

"Hehe, jangan marah"

"Udah pesen aja"

"Minumannya?"

"Air putih aja"

"Ga ada air warnanya putih kecuali susu"

"Ck asu, gue pulang"

"Eh, iya iya iya nggak lagi. Ish baperan wuuu"

Andra pun memanggil pelayan untuk memesan makanan. Sambil menunggu, Reza mengeluarkan hpnya dan membalas pesan yang masuk. Setelah selesai memesan, Andra salfok ke wajah Reza dan berakhir mengamati setiap sudut wajah Reza.

Mulus, putih, pipinya chubby kemerahan, mungkin karena panas. Matanya sipit, alisnya tebal rapi, bulu matanya lentik, bibirnya berwarna merah muda mengkilap dengan sedikit lekukan di bagian bibir atasnya.

"Kek cewe anjir gila"

Reza yang baru sadar sedang diperhatikan oleh kakak kelas baru sekaligus ketua OSIS nya itu pun menjentikkan jarinya di depan wajahnya.

"Oi, lo ngapain liat-liat muka gue?"

"Ada sesuatu di muka lo"

"Apaan? Dimana?" Reza menyentuh seluruh bagian wajahnya tapi tidak ada apa-apa.

"Di muka lo ada sifat pecicilan, toxic, minta dihukum"

"Dan keimutan tiada tara, hahaha" sambung Andra, tapi dalam hati.

"Eh gila, enak aja lo. Gue belum ada ngapa-ngapain di sekolah udah dihukum aja"

"Liat aja nanti. Insting gue ini udah kayak polisi, lo bohong pasti gue tau"

"Idih sombong amat, kuburannya sempit"

"Itu kalo pelit bego"

"Nah itu"

"Lo bego?"

"Pelayannya"

"Pelayannya bego?"

"Makanannya dateng"

Pelayan datang dengan nampan berisi pesanan mereka berdua. Reza menatap nasi goreng seafood pesanannya dengan sumringah. Dia pun langsung melahap satu sendok nasi goreng itu dan mengunyahnya. Senyum Reza melebar, dia tidak pernah merasakan nasi goreng seenak ini.

"Hmm, enak banget!" ucap Reza sumringah. Andra hanya tersenyum gemas melihat Reza makan dengan lahap. Dia ikut melahap nasi goreng super pedas pesanannya.

"Eh, boleh rasain nasi goreng lo gak?"

"Boleh, nih" Andra menyodorkan piringnya. Reza pun mengambil satu sendok nasi goreng Andra.

"Gak pedes kan?" Andra hanya tersenyum penuh makna.

"Nggak, makan aja"

Reza yang gak peka langsung memakan satu sendok nasi goreng Andra. Reza mengangguk sambil mengacungkan jempolnya merasakan nasi goreng Andra yang gak kalah enak. Tapi sedetik kemudian, Reza berhenti mengunyah karena merasakan lidahnya mulai terbakar.

"Lo kenapa?" tanya Andra. Reza langsung mengambil es teh milik Andra tanpa permisi dan meminumnya lewat sedotan. Wajah Reza yang sedikit merah karena panas malah tambah merah karena kepedasan.

"Imut banget sumpah anj"

"Eh itu es teh gue, tuh air lo ada"

"Pedes banget anjir lo ngerjain gue?!"

"Hehe canda doang, ga terlalu pedes kok, lo aja lebay"

"Ga terlalu pedes matamu, gue mau mati anj" Reza menggaplok kepala Andra dengan tasnya. Andra meringis sebentar, lalu tersenyum. Andra pun mengambil es tehnya lagi dan meminumnya.

"Eh itu bekas mulut gue, lo gak jijik?"

"Mubazir, lo masih mau?"

"Iya sih, enak. Tapi gue--" Andra langsung memasukkan sedotan bekas mulutnya ke mulut Reza. Reza terdiam sejenak dengan tanpa sadar menyedot es teh itu. Baru sadar, Reza langsung memuntahkan es teh itu dan mengusap bibirnya kasar.

"Lo kenapa? Gue gak taro racun kali"

"Bekas mulut lo asu!"

"Emang kenapa mulut gue?"

"Gak kenapa-napa, tapi jijik!"

"Kenapa jijik?"

"Lo homo?!"

"Emang kalo begituan homo?"

"Ya enggak sih....Ish udahlah! Makan aja lo"

***

Sorry lambat 🙏

KETOSNYA REZA [BL]Where stories live. Discover now