5 - AWAL

27 5 0
                                    

"Ketemu."

Ruka mengangkat kepalanya. Ia mendongak kala mendengar suara berat yang cukup tak asing di telinganya itu. Dan sesuai dugaannya. Di hadapannya berdiri lelaki jangkung berkulit putih yang sesungguhnya ia belum tau namanya siapa.

"Heh maimunah! Udah 3 jam gue muter-muter pasar tanah abang buat nyariin lo, gak taunya lo malah ngaso di sini. Dasar manusia!" Oceh lelaki itu ketik ia berhasil menemukan Ruka yang sedang duduk di sisi trotoar. Siapa lagi kalo bukan Diego. Lagi pula ngapain nyari Ruka di pasar tanah abang? Yah jelas gak ketemu lah!

Ruka hanya diam. Sejak awal memang Ruka sangat tak berniat menggubris mulut Diego yang mirip petasan gasing. Yang Ruka inginkan adalah sendiri. Ruka tak ingin siapa pun ada di dekatnya saat ini, terutama orang asing.

Tapi saat ini keadaan Ruka benar-benar tak mau kompromi dengan egonya. Kepala Ruka pusing dan tubuhnya lemas bukan main. Bagaimana tidak. Gadis itu tak sadarkan diri sudah hampir satu minggu dan selama itu juga ia tak makan apa-apa. Power Rangers Pink aja, pasti juga bisa lemes kalo gak makan seminggu yekan.

Diego yang melihat wajah Ruka kian lama kian pucat pun akhirnya mulai serius. Ia mulai berpikir untuk harus segera membawa Ruka ke Dokter atau setidaknya gadis itu harus di antar pulang untuk di rawat di rumah.

"Maimunah. Ayok ikut gue pulang. Keadaan lo lagi gak baik-baik aja." Ajak Diego tulus. Namu setelah mengatakannya, Diego sempat sedih sejenak. Lelaki itu teringat sesuatu.

Dulu orang yang selalu ia khawatirkan adalah Mika, mantan kekasihnya. Berbeda dengan Ruka yang saat ini hanya sakit karena luka luar dan belum makan seminggu. Mika adalah anak yang cukup lemah fisiknya. Mika punya riwayat sakit asma. Sehingga Diego sudah terbiasa menjaga dan mengkhawatirkan keadaan Mika setiap saat dan di mana saja.

"Mas."

"Mas ini Kenalannya mbak ini ya? Atau pacarnya?" Tanya salah satu orang dari banyak orang yang sedari tadi mengerumuni Ruka. Karena gadis itu sempat ambruk di tengah keramaian hingga menjadi pusat perhatian. Tapi karena itulah Diego akhirnya bisa menemukan Ruka.

Tanpa pikir panjang Diego cepat menjawab dengan wajah serius. "Iya pak saya kenal. Tapi dia bukan pacar saya. Dia tukang cuci baju di rumah saya."

Sontak semua orang di sana beroh ria dengan wajah ragu. Seolah tak percaya sepenuhnya dengan ucapan Diego. Diego yang peka pun cepat beralasan lagi. "Maklumin aja bapak ibu. Dia lagi abis kalah main togel. Jadi bawaannya agak stres. Udah seminggu gak mau makan sama gak mau minum."

Setelah mati-matian Diego meyakinkan mereka akhirnya semua orang pun bubar dengan teratur. Lelaki itu pun bernafas lega.

"Ayok maimunah." Ajak Diego lalu ia melangkah hendak pergi menuju motornya di tempat parkir, dengan harapan gadis itu akan mengikuti langkahnya. Namun setelah beberapa langkah ia berjalan ternyata Ruka tak bergeming pada tempatnya. Diego pun akhirnya balik lagi dengan langkah gontai. Dalam hati ia membatin.

"Ni cewek punya masalah hidup apa sih. Udah ditolong malah tangan gue dipelintir. Udah di cariin malah gue di cuekin. Jangan-jangan bener dia stres gara-gara kalah main togel."

Diego lalu menghela nafas sejenak sebelum akhirnya tiba-tiba lelaki itu berjongkok di hadapan Ruka.-Meski Diego agak was-was jagan-jangan ia bakal diserang lagi sama Ruka.-

Jujur Ruka sedikit terkejut melihat tingkah Diego itu, namun gadis itu sudah terbiasa untuk tak banyak berekspresi. Ruka hanya menatap tajam pada Diego dengan raut wajah dingin seperti biasa.

"Maimunah." Panggil lelaki itu lembut.

"Muka lo pucet banget. Gue tau kondisi lo lagi gak baik. Setidaknya gue harus bawa lo ke dokter."

LA COSA NOSTATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon