8 - Teman

25 4 0
                                    

Boston Harbor, Massachusetts,
United States

DUAARR!!

Satu tembakan tepat mengenai kepala anak buahnya. Banyak darah terpancar di lantai dan tentu saja anak buah itu mati di tempat. Begitu cepat dan begitu... Tragis!

"Sudah ku katakan bukan, masa waktu kalian berlima itu hanya 5 hari. Dan aturannya  masih sama, jika 1 hari sama nilainya dengan 1 dari nyawa kalian."

"Tapi apa ini?! kalian bahkan gagal di hari pertama."

"Yah meskipun masih ada 4 nyawa lagi ah, maksudku 4 hari lagi."

"Aku berharap kalian biasa secepatnya menyelesaikan tugas ini. Supaya pekerjaan ku cepat selesai dan aku tak perlu repot-repot membersihkan sampah mayat setiap hari."

"Pergilah."

Blam

Selepas perginya 4 anak buahnya tadi. Gavin pun memutar kursinya dan kembali menghadap ke arah meja kerjanya.

Di ambilnya selembar foto dari atas mejanya. Ada gambar seorang gadis kecil di sana.

Tak lama menatap foto itu Gavin pun tersenyum sendiri. Meski wajahnya tampan, namun sungguh senyumannya saat ini agak mengerikan.

"Yah.. Mereka harus segera menemukan tempat dimana gadis kecilku ini melarikan diri."

"Aku harus segera bertemu dengan gadis kecilku. Setidaknya aku belum mendengar kata-kata terakhirnya."

"Tunggu aku Ruka. Hahaha! Hahahaha!!"

***

Rumah Rafael Ken

"RAFA!!!"

"BUKA PINTUNYA KAMBING!!"

"MAU GUE DOBRAK ATAU GUE SENSOR NI PINTU!!"

"KITA ITUNG SAMPE 3 NIH"

"SATU!"

"DUA!"

"DUA SEPRAPAT!"

"DUA STENGAH!!"

Ceklek

"Brisik" Jawab Rafael setelah ia membuka pintu dengan wajah baru bangun.

Sungguh ini benar-benar de ja vu. Meski begitu ia sudah bisa tebak siapa orang yang akan teriak-teriak di depan kamarnya selain Diego. Tentu saja itu Brian Gevano, anak laki yang kelakuannya 11 12 sama Diego. Cuma bedanya Diego anak baek kalo Brian playboy nya naujubilah gak ngotak.

Dan gak sendirian, Heyden dan Teo juga ikut ternyata. Walaupun gak teriak-teriak kayak Brian, tapi ekspresi mereka gak beda jauh. Ekspresi pengen mukul orang.

"Serius lo nikung si Diego?" Tanya Brian langsung ke intinya.

Lelaki berambut panjang itu melanjutkan dengan emosi yang meluap-luap. "Raf! Diego temen lo sendiri bro!"

"Kalo pengen jadi cowok bangsat boleh-boleh aja, tapi gak sama temen sendiri juga kali!"

"Arrggh gue aja yang gak ada hubungan nya kesel banget sampe pengen nonjok muka lo, apa lagi Diego coba!"

"Sumpah gak asik becanda lo Raf!"

Rafael menghela nafas panjang. Kemaren Diego, sekarang Brian. Kenapa orang-orang cepet banget update sih. Itulah benak Rafael.

LA COSA NOSTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang