10 - HANCUR

26 3 1
                                    

Heazer University Library

Diego menghela nafas sekali. Pikirannya sedikit kacau. Tentu saja itu karena mantan pacarnya. Mika

Diego saat ini sedang berada di perpustakaan. Sebenarnya ia masih punya banyak waktu sampai jam kelas paginya di mulai. Tapi ia lebih memilih menghindari Mika, dan menunggu di tempat ini.

Kenapa lelaki itu malah menghindar? Bukankah itu situasi yang mungkin ia harapkan? Situasi jika Mika masih mau membuka sedikit kesempatan untuknya. Ada apa ini? Apa ia benar-benar sudah move on dari Mika dalam hitungan beberapa hari saja?

Hey! Tentu saja tidak. Perasaan lelaki itu masih sama. Diego masih menyayangi Mika, walau nyatanya di selingi dengan rasa kecewa karena di selingkuhi. Dan siapa yang tau bahwa sikap acuhnya tadi itu di lakukannya dengan susah payah karena sesungguhnya dirinya tak ingin melakukan itu. Diego bahkan tak mau menatap mata gadis itu karena tak ingin meruntuhkan pertahanan hatinya yang sudah ia tetapkan untuk move on.

Iya. Diego memang belum bisa move on. Tapi pada saat ia mengatakan ingin melupakan Mika, lelaki itu benar-benar bersungguh sungguh dengan perkataannya. Kenapa? Apa karena ia mulai menaruh amarah pada Mika karena sudah dikhianati?

Bukan.

Sedikit tak masuk akal dan kurang bisa di percaya bahwa alasan sebenarnya adalah... Diego ingin mengalah. Iya. Mengalah untuk sahabat bangs*tnya. Rafael.

Meski mulut, sikap, dan tindakan Diego seolah marah. Tapi tidak dengan hatinya. Lelaki ini sungguh punya hati yang lembut. Meski Mika adalah orang yang berarti untuknya, Rafael jauh lebih berharga baginya. Orang terdekatnya, sahabatnya dan keluarganya.
Lewat kejadian ini, yang Diego tau Rafael ternyata juga menyukai Mika. Mungkin merelakan bukan hal yang buruk juga kan? Yah, agar sahabatnya bisa bahagia, pasti tidak sulit merelakan sesuatu.

Toh rasanya ia tak begitu kesepian. Bukankah ada Ruka. Ruka bahkan datang di hari ia kehilangan Mika. Yah entah mengapa mengingat Ruka, Diego sedikit merasa senang. Jika di pikir-pikir lagi, rasanya seperti gadis itu datang menghibur di hari-hari sedihnya.

"Walapun mukanya jutek sih." Benak lelaki itu.

Jadi begitulah kesimpulannya. Diego sudah memutuskan, ia akan benar-benar berusaha berhenti mencintai Mika.

***

Pak Willy. Dosen kelas pagi itu sudah hampir 2 menit berdiri di depan pintu dengan wajah kaget. Matanya gak berhenti melotot ke arah Diego. Iya pak Willy benar-benar kaget, pasalnya semenjak Diego masuk Heazer University sampai dengan hari ini, untuk pertama kalinya anak itu gak terlambat. Diego bahkan sudah duduk rapi dengan wajah songong, seolah dia lagi ngomong "keren kan gue pak."

Sekali lagi pak Willy melirik jam tangannya untuk memastikan kalau benar bukan dia yang terlambat masuk kelas dan keduluan sama Diego, tapi enggak. Dirinya datang tepat waktu di jam seperti biasa, dan Diego benar-benar gak terlambat hari ini.

Pak Willy akhirnya masuk dan duduk di kursinya. Yah setelah hampir 2 tahun pak Willy mengajar kelasnya Diego, akhirnya untuk hari ini gak ada tragedi usir usiran lagi. Iya, semua jadi tentram dan damai.

***

Kantin Heazer University


"Eh Anjir! Nih si dua kambing Rafael ama Diego punya masalah hidup apa sih?!!"

"Mereka berdua yang nge-drama seantero kampus, eh mereka berdua juga yang kagak bisa dihubungin!!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LA COSA NOSTAWhere stories live. Discover now