7 - HANGAT

59 6 4
                                    

"Sshh!" Diego meringis.

Sudut bibir lelaki itu mulai mengeluarkan darah lagi.

Saat ini lelaki itu sedang duduk di salah satu kursi taman yang gak jauh dari area parkiran mall. Ketahuilah keadaan Diego sekarang agak menyedihkan. Wajah dan tubuhnya terasa sakit luar biasa. Meski tak bisa melihat keadaannya dengan mata kepalanya sendiri, Diego yakin wajahnya sedang babak belur sekarang.

Srek

Itu Ruka. Ruka sudah kembali dengan sekantong obat-obatan. Gadis itu lalu mengambil tempat dan duduk di sebelah Diego. Dapat Diego lihat Ruka langsung sibuk membuka alkohol dan kapas dari dalam sana. Tanpa banyak bicara gadis itu lalu beralih menatap Diego dan langsung meraih wajah lelaki itu. Ruka pun kemudian mulai mengobati luka-luka di wajah Diego.

Sejenak Diego kembali teringat kejadian beberapa saat yang lalu.

Kejadian dimana dirinya yang dihadang lalu berhasil dikeroyok masal sama 3 orang preman berbadan besar, tapi untungnya Ruka datang dan langsung menghabisi semua preman tanpa beban sedikit pun.

Yang bernatem siapa, yang babak belur siapa.

Percayalah, bagi Ruka level preman jalanan terlalu kecil jika dibanding dengan geng Mafia di berbagai negara yang pernah gadis itu temui.

Masih tengah memandang wajah Ruka yang sedang serius mengobatinya, lelaki itu terdiam cukup lama sambil memikirkan sesuatu. Enggak! Bukan! Diego bukan lagi mikir tagihan listrik sama air di apart. Belum awal bulan soalnya jadi masih aman.

Jadi gini...

Tahu gak. Meski Diego Eugino punya wajah ganteng dan sudah popular sejak dalam kandungan. Ajaibnya lelaki ini benar-benar tidak tertarik dengan yang namanya suka-sukaan apalagi pacaran. Sehingga ia hampir tidak pernah bergaul bahkan dekat sama yang namanya anak cewek.

Jadi sepertinya Mika Delilea adalah cewek pertama dan terakhir yang ada di hidup Diego hingga saat ini.

Maka dari itu. Saat ini Diego tengah memikirkan sesuatu.

Gadis di hadapannya ini, Ruka. Sangat sangat jauh berbeda dengan Mika. Bagaikan langit dan bumi. Jika Mika seperti matahari yang hangat dan cerah, Ruka seperti bulan yang bersinar redup di tengah langit malam yang dingin. Jika Mika seperti setangkai bunga yang indah nan rapuh, Ruka seperti rumput liar yang segar dan tangguh di tengah tiupan angin kencang.

Tapi kenapa sedikit terbesit perasaan aneh di dalam hati Diego saat ini? Walau hanya sedikit! Sangat sedikit! Tapi Diego mengenali perasaan ini.

Karena perasaannya ini pernah ia rasakannya satu kali. Ya! hanya satu kali.

Yaitu kala ia pertama kali bertemu dengan Mika di acara ulang Tahun sahabat ayahnya. Saat itu, di tengah ramainya tamu undangan yang memenuhi aula gedung acara yang begitu megah, Mika bersama gaun merah mudanya tengah bermain piano dengan anggun sambil tersenyum lembut. Saat itulah perasaan itu muncul.

Kagum! Diego mengagumi Mika! Diego mengagumi gadis itu! Sangat mengagguminya!

Tapi saat ini mengapa Diego merasakannya lagi ya? Walau cuman sedikit sih. Apalagi dengan gadis ajaib di hadapannya ini. Ruka.

Tapi kalaupun benar, apa yang membuat ia mengaggumi gadis dark dihadapannya ini? Apa karena Ruka jago berantem? atau karena Ruka cewek mandiri yang suka ogah nerima bantuan orang lain? atau karena Ruka yang pendiem tanpa ekspresi kayak robot?

"Sudah selesai?" Tanya Ruka tiba-tiba menyadarkan Diego yang sedari tadi asik dengan pikirannya.

"Eh? Apa?" Diego balik bingung kayak emak-emak yang ketinggalan update berita gosip.

LA COSA NOSTAWhere stories live. Discover now