part 1

2.3K 180 22
                                    

Kiara meremas-remas tangannya resah. Dia menatap dengan kesal ke arah handphonenya yang kini terpampang nama sekertaris dari laki-laki yang beberapa bulan ini telah resmi menjadi tunangannya.

"Gak bisa, aku lagi sibuk." Ucap Kiara atau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Ara oleh orang-orang terdekatnya.

"Ayolah kak Ara, sebentar aja ya. Emangnya kakak tega aku dimarahin sama tunangan kakak itu."

Tega, Kiara sungguh tega jika memang benar hal itu terjadi. Yang penting dia tidak bertemu dengan tunangannya itu saja, Kiara sudah sangat bersyukur.

"Aku beneran gak bisa. Lagian cuma dimarahin aja, kamu pura-pura tuli aja. Dia kan kakak kamu juga, gak mungkin tega lah sama kamu."

"Kak Ara itu gak tau gimana kak Dirga kalau lagi marah. Please kak, bantu aku. Cuma sebentar kok, makan siang aja."

Suara memelas itu, sebanarnya Kiara juga kasihan kepada Rania, adik sekaligus sekertaris dari tunangannya yang bernama Dirga. Tapi apa daya, Kiara lebih kasihan pada dirinya sendiri jika memilih untuk membantu Rania.

Entah kenapa bawaannya jika bertemu dengan Dirga, Kiara menjadi emosi terus menerus. Mungkin ini juga efek karena melihat wajahnya yang super duper menyebalkan menurut Kiara.

"Duh gimana ya? Aku sibuk banget bener-bener gak bisa bantu kamu sekarang."

"Kak Ara, ini penting banget tolong."

Kiara menggeleng pelan, meskipun orang disebrang sana tidak akan bisa melihatnya.

"Maaf ya." Setelah mengatakan itu, tanpa berpikir lagi Kiara langsung menekan tombol merah dan membuat panggilan telepon terputus.

Kiara bisa menghela nafas lega setelah sambungan keduanya terputus. Melirik ke arah jam yang saat ini tengah menunjukkan pukul sebelas siang, Kiara pun menarik mendekat laptopnya dan mulai mengetikkan ide yang ada di otak cantiknya saat ini.

Diusianya yang sudah menginjak dua puluh empat tahun ini, Kiara tidak tau pencapaian apa yang dimiliki dan patut dibanggakan.

Setelah lulus kuliah, Kiara pernah bekerja di salah satu perusahaan dan tidak berakhir lama, dia memundurkan dirinya dari kantor tersebut. Hanya tiga bulan saja, dan setelah itu dia kembali melamar di perusahaan lain dan ya tidak berakhir lama juga Kiara memutuskan untuk risegn lagi.

Setalah beberapa bulan menganggur dan merenung, akhirnya Kiara memutuskan untuk memfokuskan diri pada hobi yang sudah digelutinya selama kurang lebih dua tahun ini.

Sekarang bisa dibilang, Kiara berprofesi sebagai novelis. Dan saat ini salah satu karyanya juga sedang dalam proses penerbitan setalah dipinang oleh beberapa penerbit terkenal.

Kiara nyaman dengan pekerjannya kali ini. Ya meskipun dari luar, dia terlihat seperti pengangguran dan sering kali diremehkan oleh orang-orang tapi itu tidak menjadi masalah baginya.

Kiara juga tidak iri dengan pencapaian teman-teman seumurannya yang saat ini tengah gencar-gencarnya pamer di media sosial dengan uang hasil bekerjanya.

Menurutnya itu bukanlah suatu hal yang penting. Meskipun hasil dari pekerjaannya saat ini tidak sebanyak bekerja di perusahaan besar, tapi Kiara senang. Kiara menikmati setiap proses yang dilaluinya.

Asal kalian tau saja, sebanarnya Kiara ini orangnya pemalas. Dan sewaktu kuliah pun, dia tergolong siswa yang biasa-biasa saja. Tidak berprestasi seperti kedua temannya yang lain.

Beruntungnya karena Papa Kiara ini adalah orang yang berada, jadi dia bisa hidup enak berkat Papanya. Juga Papanya tidak pernah menuntut sama sekali, asal Kiara menurut padanya.

Destiny Where stories live. Discover now