21 Da-darah

16.8K 2.3K 61
                                    

"Ayah- uhukk."

'Darah sialan!!'

Pandangan Curran berubah menjadi keruh, melihat putranya berlumuran darah. Dia mengambil langkah besar menuju Rein, lalu berjongkok agar tubuhnya setara dengan putranya.

"Aya-"

Curran menaruh jari telunjuknya di bibir mungil Rein.

"Tidak apa-apa, muntahkan saja."

Curran mengatakan kalimat tersebut dengan setenang mungkin, agar putranya tidak panik dan menahan darah yang ingin keluar dari mulutnya.

Rein berkedip polos, dia bingung sesaat sebelum mengikuti arahan dari Curran dengan memuntahkan darah akibat efek samping dari menggunakan skill miliknya.

~ "Da- darah, darah, Cutie pie berdarah!!"

Joy berkata dengan terbata-bata, dia syok melihat Rein yang berlumuran darah. Awalnya dia mengira meninggalkan Rein bersama dengan Croft akan membuatnya aman, karena Croft merupakan roh pelindung.

Namun dia tidak menyangka, bahkan dengan kehadiran roh pelindung di samping Rein tetap membuatnya terluka.

Joy menatap Rein dengan pandangan rumit.

Sedangkan Jasvier yang mengetahui bahwa temannya sedang marah hanya berdiam diri, dan menyiapkan sapu tangan miliknya untuk mengusap darah dari wajah Rein.

Rein menghela nafas lega saat dirinya berhenti batuk darah.

"Apa sudah selesai?"

Rein mengangguk pada pertanyaan yang diajukan oleh Curran.

"Ini, gunakan sapu tangan milikku."

"Terimakasih Yang mulia."

Jasvier menelan ludah, mendengar suara tenang Curran. Dia mengusap bagian belakang lehernya yang kedinginan.

Curran membersihkan darah yang ada di wajah Rein dengan sapu tangan tersebut. Setelah itu, memasukkan sapu tangan milik Jasvier ke dalam saku. Dan kemudian mengangkat Rein untuk menggendongnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Rein menatap Curran dengan wajah polos. Dia merasa bingung dengan jawaban apa yang akan dia berikan padanya.

~ "Cutie pie, kau harus menjawab pertanyaan dari manusia merah. Kenapa kau bisa ada disini? Bukankah kau harusnya bersama dengan manusia tua? Jadi, apa yang kau-"

[ Diam! ]

Croft melayangkan tatapan tajam pada Joy. Dia sama sekali tidak menyukai kata-kata Joy, yang seolah-olah menyudutkan Rein.

Joy mengembungkan pipinya, lalu memasang wajah cemberut, dan terbang ke belakang tubuh Curran untuk bersembunyi.

"Kenapa hm? Kok diam?"

Rein memiliki pikiran yang rumit, dia ingin berbohong pada Curran namun suasana yang terjadi di sekitarnya sama sekali tidak mendukung.

"Aku salah, ini keinginan ku."

Rein mengalihkan pandangannya dari tatapan Curran, dan menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

Tidak mungkin Rein mengatakan yang sebenarnya, bahwa dia masuk ke dalam hutan untuk merampok tambang emas, menjinakkan monster, lalu menonton pertarungan yang berakhir dia menghilangkan sihir milik musuh.

Rein mempercayai Curran, tapi dia juga tidak mempercayainya. Dia melakukan itu, agar tidak mengharapkan lebih dari yang dia miliki. Sehingga dia tidak terjatuh terlalu dalam saat kehilangannya.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang