46 Monster buatan?

10.2K 1.4K 17
                                    

"Tuan muda, apa anda yakin ingin masuk ke dalam?"

Eren mengajukan pertanyaan, melihat sebuah goa yang terlihat tidak terawat berada di hadapannya.

Dia mulai bertanya-tanya dalam pikirannya, permainan apa yang dilakukan oleh seorang anak kecil di dalam goa?

"Bagaimana bila kita ke tempat yang lain?"

"Tidak, aku akan tetap masuk ke dalam."

Rein menolak saran half Ork yang bernama Eren.

Bukan tanpa alasan dia menolaknya. Itu karena di dalam goa ini terdapat roh air.

Bila dia melakukan kontrak dengan roh air, dia akan dapat membuat ramuan penyembuh seperti yang di temukan oleh Croft.

Meskipun, hal itu hanya memiliki peluang 50%.

Rein memiliki kepercayaan untuk mencobanya.

Lagipula, apa yang perlu di takutkan saat dia memiliki Croft, Joy, Moku, dan Bell. Belum lagi, ada Yuda yang saat ini menjadi kesatria pribadinya.

"Bibi Eren, kau bisa kembali bila takut. Aku dan yang lain akan masuk ke dalamnya."

Eren menatap wajah seorang anak laki-laki rambut pink yang baru saja menyuruhnya untuk kembali.

"Saya bertugas untuk melindungi anda. Jadi, saya tidak mungkin meninggalkan anda di sini."

Eren tidak mungkin meninggalkan anak kecil dari seseorang yang telah menyelamatkan desanya.

"Lakukan sesukamu."

Rein mengambil satu langkah masuk ke dalam goa, diikuti Croft dan Joy yang berada di pundaknya.

Moku berjalan anggun di samping kaki Rein, dengan membawa Bell yang berada di atas punggungnya.

Lalu, Yuda yang berjalan di belakang Rein.

Kemudian, Eren yang menempati posisi terakhir. Khawatir bila ada serangan dadakan dari belakang.

~ "Ini aneh, Joy merasakan sesuatu yang familiar. Tapi, Joy tidak tahu apa itu."

Joy menyuarakan isi pemikirannya.

Set.

Puluhan anak panah yang memiliki panjang sekitar 30 cm, datang dengan cepat menghampiri mereka.

Netra emas milik Croft berkilat tajam, dia merentangkan tangannya ke depan. Setipis cahaya keemasan transparan muncul mengelilingi kelompok Rein.

Trang. Trang. Trang.

Sebagian dari mereka mematung di tempat, terkejut dengan kejadian yang terjadi dalam beberapa detik.

Sudut mulut Rein berkedut. Dia mengambil anak panah yang terjatuh. Anak panah tersebut memiliki ukuran yang kecil dan sangat runcing.

'Menarik.'

Rein semakin penasaran dengan roh air yang akan dia temui.

[ Berhati-hatilah Master, ada beberapa anak panah lagi yang akan muncul. ]

Rein mengeluarkan belati emas dari ruang inventori.

"Bersiap."

Mendengar suara Rein, Bell turun dari punggung Moku karena sudah waktunya untuk bermain-main.

Moku mengibaskan ekornya, dia memeriksa kondisi kukunya agar menjadi lebih tajam di banding sebelumnya.

Yuda mengeluarkan belati kembar berukuran kecil, agar dia menjadi lebih nyaman saat bertarung nanti.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang