Part 05

558 77 6
                                    

Happy reading...



"Aku lupa menghidupkan alaram

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku lupa menghidupkan alaram. Tidak usah memelototiku seperti itu," gerutu Taeyong, melempar tasnya dan masuk ke kursi belakang mobil van.

"Mereka bilang kau adalah artis yang sangat profesional."

"Ini baru pertama kali terjadi. Sial bagiku, kaulah yang menjadi saksi."

Taeyong meraih plastik-plastik pembungkus pakaian dan memeriksanya satu demi satu.

"Kau jadi ke butik, kan?" Mana baju yang akan kukenakan untuk pemotretan?"

Jaehyun mengedikkan kepala ke kursi penumpang di sampingnya.

"Terlambat, terlambat, sial," Taeyong mengumpat, meraih pakaian tersebut, dan tanpa peringatan apa-apa, langsung melepaskan kancing kemejanya satu per satu, dengan tergesa-gesa.

Yang membuat gadis itu kemudian merasa malu bukanlah keberaniannya mengganti pakaian dalam keadaan setengah telanjang di depan seorang pria yang baru dikenalnya, tapi karena Jaehyun hanya diam saja, bahkan melirik pun tidak.

Taeyong awalnya membiarkan hal itu selama beberapa saat, tapi akhirnya merasa tidak tahan juga untuk tidak menyuarakan protesnya.

"Apa kau membiarkanku merasa tidak punya harga diri begini?" dengan sewot Taeyong berkata, setelah berhasil menarik resleting belakang gaunnya yang berpotongan cukup terbuka.

"Meskipun kau adalah salah satu wanita terseksi di Korea," Jaehyun menyahut dengan tatapan yang masih tertuju ke jalan.

"Bukan berarti kau akan menjadi pemandangan indah bagi setiap pria." lanjutnya.

Taeyong mengernyitkan hidung, yang sudah pasti tidak akan pernah dia lakukan di depan orang lain kecuali Jaehyun yang tidak berperasaan yang mengaku sebagai manajer dan bodyguardnya ini. Taeyong kemudian, tanpa keanggunan yang sudah menjadi ciri khasnya selama ini, menyelinap ke bangku depan agar bisa mengonfrontasi Jaehyun secara langsung. Dia bahkan mengabaikan bagian bawah dress-nya yang tersibak dan memperlihatkan sebagian besar pahanya. Toh Jaehyun itu tidak tertarik untuk melirik.

"Kau penyuka sesama jenis ya?" tuduh Taeyong tanpa kalimat pembuka.

"Aku menyukai pria ataupun wanita apa urusannya denganmu?"

"Manis sekali caramu bicara," dengus Taeyong, membiarkan matanya memandangi ponsel di tangan, dalam sepersekian detik melebarkan mata saat melihat angka yang tertera di layar.

"Hei, kita punya waktu sepuluh menit lagi. Apa kau tidak bisa lebih cepat sedikit? Fotografernya sudah sangat senior dan dia  paling benci model yang datang terlambat. Dia terkenal sangat kasar. Aku tidak mau didamprat olehnya."

"Kenapa harus aku yang bertanggung jawab atas kesalahanmu?" Jaehyun mendesis.

"Karena kau menejerku," sahut Taeyong, memamerkan senyumnya yang paling manis. Sayang sekali, karena senyum itu tidak memberi pengaruh apa-apa pada Jaehyun.

THE ARTIST & THE BODYGUARD (Jaeyong)  Where stories live. Discover now