Part 22

680 81 12
                                    

Happy reading...



Maaf baru bisa update 🙏, semoga masih ada yang nungguin cerita ini ya 😊

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Maaf baru bisa update 🙏, semoga masih ada yang nungguin cerita ini ya 😊

Dendamnya usai. Ayah angkatnya benar. Tidak ada dendam yang bisa terbalaskan jika ada cinta yang terpaut di dalamnya. Tidak ada dendam yang bisa memberi baik kepuasan maupun kebahagiaan secara bersamaan. Hanya ada perubahan posisi antara pihak yang kalah dan menang. Hanya tentang tentang salah satu pihak yang menonton kehancuran lawan dengan bangga. Dan Jaehyun tahu dengan baik bahwa, jauh di dalam, dia bukanlah orang seperti itu.

Jaehyun selalu berperasangka, bahwa jika dia ikut menghancurkan gadis tersebut, anggota keluarga Jung Yunho, salah satu orang yang pria itu sayangi, maka dia bisa menyakiti pria itu lebih banyak lagi. Dugaanya salah. Taeyong tidak termasuk daftar orang yang pria itu cintai dan pedulikan. Tidak ada pengaruhnya bagi pria itu jika anak tirinya menderita. Bahkan dia sendiri pernah turun tangan untuk menyiksa.

Ada pilihan menggoda, bahwa dendam tersebut bisa terus dilanjutkan untuk gadis itu. Untuk tahun-tahun yang dihabiskannya dalam teror dan ketakutan. Gagasan yang langsung dia pinggirkan sebelum mulai menggerogotinya. Jaehyun boleh saja menghancurkan diri sendiri, tapi tidak dengan gadis itu. Tidak lagi.

Ada banyak waktu di mana dia meragu ketika berada di dekat gadis itu. Pada senyuman yang gadis itu tunjukan untuknya, pada kepribadian yang hanya gadis itu perlihatkan padanya, dan pada tatapan yang gadis itu arahkan, terang-terangan menunjukkan bahwa gadis itu menginginkannya.

Ada banyak waktu ketika Jaehyun merasa goyah. Ketika ambisinya untuk balas dendam terasa tidak lagi sekuat kali pertama. Terutama ketika dia tahu bahwa gadis itu sama sekali jauh dari yang selama ini dia perkirakan. Begitu mudah rasanya untuk jatuh cinta, begitu mudah rasanya untuk menyerah. Begitu dia putus asa, tercabik antara keinginan untuk menyelesaikan dendamnya atau dengan jujur meminta gadis itu untuk menjadi miliknya.

Kini, akhirnya Jaehyun menjadi dewasa. Melepaskan diri dari masa remaja yang terus menghantuinya. Butuh waktu lama, dan dia baru tersadar ketika Taeyong  menangis di depannya. Disebabkan olehnya. Dan betapa dia tidak menyukai pemandangan tersebut. Semua itu membuatnya tercekik kehabisan napas. Bahwa ketika dia menghancurkan gadis itu, dia sendiri juga ikut babak belur. Bahwa mereka hanya akan saling menyakiti, dan sudah saatnya baginya untuk berhenti.

Jaehyun menyetir di luar batas kecepatan yang diizinkan. Hanya ada satu tempat yang bisa ditujunya sekarang. Tempat di mana seseorang yang perlu segera ditemuinya berada. Seseorang yang perlu dimintainya maaf. Seseorang yang, mungkin saja, sedang menunggunya. Seseorang yang, dia tahu, akan bersedia menampungnya.

***

Jeno~ya apa aku ini terlihat begitu murahan?"

Jeno dan Mark saling pandang, tapi akhirnya Giselle-lah yang mengambil tindakan. Dia menyingkirkan botol soju dari hadapan Taeyong, sekaligus merebut gelas kecil yang masih berisi setengahnya dari genggaman gadis itu.

"Payah sekali. Dia benar-benar tidak bisa minum." gerutu Giselle sambil meneguk cola-nya.

Mereka sedang berada di kedai pinggir jalan dekat apartemen Taeyong. Gadis itu memaksa mereka bertiga menemaninya minum, dan berbaik hati membelikan mereka cola sebagai ganti soju karena mereka masih belum cukup umur untuk mabuk-mabukan. Taeyong juga membelikan banyak makanan yang dijual di kedai tersebut. Dan sebagai gantinya, mereka harus mendengarkan Taeyong berkeluh kesah.

Ketiga anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah itu memutuskan mampir setelah menonton video memalukan Taeyong di Yeouido Park yang menjadi trending topic twitter dan sudah ditonton puluhan ribu orang dalam hitungan jam. Mereka tidak tahu harus merasa kasihan atau malah mendamprat gadis itu karena kelakuannya yang sama sekali tidak dewasa. Tapi melihat kondisi gadis itu sekarang, sepertinya pilihan pertama lebih tepat. Idola mereka itu, kini terlihat begitu menyedihkan.

"Minum ini," perintah Jeno, menyodorkan botol minum berisi air mineral ke mulut Taeyong, yang ditenggak gadis itu dengan asal sehingga beberapa tetes air malah terciprat dan membasahi bagian atas dress-nya.

"Apa aku ini benar-benar tidak pantas dicintai?"

"Ya Tuhan, dia sudah mulai meracau." Giselle berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Kenapa pria itu sama sekali tidak tertarik padaku?" Taeyong terus berbicara sendiri dengan suara keras, tidak memedulikan orang-orang di sekelilingnya. Untung saja hanya ada dua pelanggan lain yang duduk di kedai itu, yang tampaknya lebih memilih untuk mengabaikan mereka.

Giselle menoleh ke arah sebuah mobil sport yang berhenti di dekat situ. Sedetik kemudian dia mengembuskan napas lega saat melihat pria yang mengemudikannya. Dialah yang mengirim pesan pada Jaehyun untuk menjemput Taeyong di sini. Dia yakin ada sesuatu yang harus diselesaikan di antara kedua orang itu. Bahwa sebenarnya ini sama sekali bukan masalah cinta yang bertepuk sebelah tangan.

"H____hyung...."

Baik Jeno maupun Mark terperangah kaget melihat kedatangan tiba-tiba pria itu, lalu hanya bisa melemparkan tatapan menuduh pada Giselle.

Jaehyun tidak mengacuhkan mereka, hanya menarik lengan Taeyong, memaksa gadis itu berdiri, dan memeganginya dengan mudah meski gadis itu terlihat sempoyongan.

"Jung Jaehyun~ssi!" Taeyong terkikik, menunjuk-nunjuk Jaehyun dengan telunjuknya.

"Dia hanya minum setengah botol," beri tahu Mark.

"Dan langsung mabuk seperti itu." lanjut Mark lagi.

"Ikut aku. Kita harus bicara."

"Bicara?" ulang Taeyong.

"Bicara? Hahahaha lucu sekali. Sejak kapan kita bicara?"

Merasa tidak sabar, Jaehyun meraih pinggang Taeyong dan membopongnya di bahu, tanpa meminta izin melangkah ke mobilnya yang mesinnya sengaja tidak dia matikan. Dia setengah melemparkan gadis tersebut ke kursi penumpang, membantu memasangkan seat belt, lalu berjalan memutar ke kursi pengemudi.

Mereka akan segera menyelesaikan semuanya malam ini. Atau mungkin besok pagi, mengingat kondisi gadis itu sekarang.



TBC



Semoga kalian semua suka dengan apa yang aku tulis.
Jangan lupa vote & komennya guys biar aku makin semangat nulisnya.
Written:Bucinnyabubu



THE ARTIST & THE BODYGUARD (Jaeyong)  Onde histórias criam vida. Descubra agora