"Kau memamerkan dada dan pahamu ke mana-mana, jadi kenapa kau merasa risi saat mereka memintamu memperlihatkan bagian yang memang sudah biasa kau perlihatkan pada semua orang? Apa kau tidak punya harga diri sebagai seorang wanita?"
"Kalau tidak tah...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
• • • • •
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
-Kim Jongin-
• • • • •
"Berapa lama waktu istirahatku sampai scene berikutnya?"
Jaehyun menyodorkan botol air minum yang langsung ditenggak Taeyong dalam satu tegukan besar.
"Setengah jam," sahut Jaehyun singkat.
"Mau menemaniku jalan-jalan di luar?"
"Suhunya sembilan derajat celcius."
"Kau kan bisa pakai jaket."
"Bukan aku yang harus dikhawatirkan, tapi kau."
"Aku?" Taeyong sedikit kaget mendengar kalimat itu. Kemudian menyadari bahwa pria itu pastilah cemas dia akan terserang demam atau pilek dan mengacaukan jadwal shooting yang sudah ditentukan.
"Aku jarang sakit dan sudah kebal terhadap cuaca dingin. Lagi pula, biasanya aku memang melakukan ini sebelum giliranku shooting. Kau mau menemaniku atau tidak?"
Jaehyun meraih scrip milik Taeyong, berikut jaket tebalnya, lalu menyodorkan keduanya sebelum mengenakan jaketnya sendiri. Di dalam ruangan cukup hangat karena ada pemanas, tapi dia tahu udara di luar akan terasa sangat dingin karena sekarang masih terhitung awal musim semi.
Taeyong merentangkan tangannya lebar-lebar sesampainya di luar. Dia menarik napas dalam dan tersenyum sumringah, menyambut cuaca kebun Teh yang berawan dan sedikit mendung.
"Segar bukan? Aku sudah lama ingin ke sini?"
Jaehyun diam saja, mengikuti langkah Taeyong menyusuri gang-gang di antara petak-petak tanaman teh yang terlihat seperti hamparan karpet berwarna hijau yang luas.
