Part 18

549 76 4
                                    

Happy reading...


Taeyong tidak ingat bagaimana dia bisa jatuh tertidur, atau dibiarkan terlelap di atas pangkuan Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Taeyong tidak ingat bagaimana dia bisa jatuh tertidur, atau dibiarkan terlelap di atas pangkuan Jaehyun. Saat dia mulai terbangun dan menyadari di mana dia berada, di mana kepalanya tersandar sepanjang malam, Taeyong tersenyum tipis. Tangan Jaehyun menutupi matanya, dan Taeyong menyentuhnya dengan jemari, dalam gerakan perlahan menggengamnya dan membawanya turun beberapa senti, hingga telapak tangan itu bisa disentuhnya dengan bibir, dan aromanya bisa dia hirup dengan hidung. Taeyong mempertahankan posisi itu bermenit-menit lamanya.

Ketika kemudian dia beranjak, melakukan semuanya dalam gerakan lambat agar Jaehyun tidak terbangun, Taeyong duduk bersila di samping Jaehyun, menghadap ke arahnya, masih dengan tangan Jaehyun yang berada dalam genggaman tangannya. Taeyong menumpangkan siku ke sandaran kursi, memandangi wajah tampan itu dalam diam, menyerap setiap detailnya dengan lapar.

Taeyong menyusuri rambut berantakan Jaehyun yang terjatuh menutupi kening dengan jemarinya, turun ke alisnya yang melengkung dan menebal di bagian ujung, dan berlanjut ke garis hidungnya yang lurus dan mancung. Taeyong berlama-lama mengamati bibir tebal Jaehyun, ingin tahu bagaimana pria itu saat sedang tersenyum. Ingin tahu bagaimana wajah pria itu jika bibir tersebut tidak sedang menipis ataupun terangkat miring setiap kali menampakkan serigai tipis.

Taeyong menyentuh pipi Jaehyun dengan ujung telunjuk, membentuk garis vertikal, lalu membuat lengkungan sesuai garis rahangnya yang tegas. Baginya, memandangi Jaehyun seperti yang dia lakukan sekarang adalah sesuatu yang terasa begitu menyedihkan. Bahwa dia hanya bisa melakukannya saat pria itu tidak terjaga. Bahwa bahkan untuk menyentuh saja dia harus begitu hati-hati agar tidak ketahuan. Begitu menyedihkannya bahwa pria ini pria pertama yang sungguh-sungguh dicintainya ini juga merupakan pria yang besar kemungkinan tidak akan pernah dia miliki.

"Jung Jaehyun~ssi," bisiknya, menumpangkan lengan di puncak lutut, lalu memangkukan dagu di atasnya, dengan putus asa menatap lekat ke arah mata pria itu yang kini tertutup.

"Tahukah kau bahwa aku menyukaimu?" bibirnya terangkat naik membentuk senyum getir.

"Sangat sangat menyukaimu?"

***

"Ini telur mata sapi, sosis, kentang goreng, dan roti panggang." seru Taeyong bangga, meletkakkan satu piring besar berisi makanan yang tadi dibuatkannya ke atas meja, menunggu komentar dari Jaehyun dengan penuh harap.

Tapi Taeyong juga tidak kaget sama sekali ketika Jaehyun hanya menusuk sosisnya dan mulai mengunyah tanpa merasa perlu mengucapkan apa-apa.

"Kau tidak terkejut? Bahwa aku bisa memasak?" sungut Taeyong, menarik kursi dan duduk di hadapan Jaehyun.

Jaehyun menelan makanannya dengan bantuan kopi dan mulai merobek seiris rotinya.

THE ARTIST & THE BODYGUARD (Jaeyong)  Where stories live. Discover now