Prolog : Kejutan Berita

138 8 4
                                    

Tiga hari sudah Mark menemani sang istri yaitu Minjae. Dua hari menemani dengan masa persiapan dan kontraksi, sedangkan dihari ketiga dimana dokter memutuskan untuk melaksanakan operasi caesar.

Dokter kandungan memutuskan untuk menawarkan pilihan, karena khawatir dengan keadaan Minjae dan bayi.

"Apakah kau benar-benar tak masalah bila aku tinggal konser, Minjae-ya?"

Na Minjae, wanita campuran Indonesia dan Korea Selatan tersebut tersenyum lalu menggelengkan kepala tak mempermasalahkan.

"Bekerjalah dengan semangat dan tenang saja karena aku akan baik-baik saja, Minhyung-ie."

Lee Minhyung atau akrab disapa Mark Lee, pria yang menghitung menit harus meninggalkan istrinya akan menjalankan operasi persalinan.

"Bagaimana bila aku membatalkan konserku saja?"

Minjae mengernyit bingung, lalu tertawa kecil, dan menggelengkan kepala heran, "Kuyakin kau tak tega membuat penggemarmu menangis, Minhyung-a."

Mark mengernyit lalu menggelengkan kepala heran serta menolak, ya walau perkataan sang istri tak sepenuhnya bersalah.

"Bagiku little subag (semangka kecil = panggilan khusus dari Mark buat anaknya selama istrinya hamil) dan dirimu juga penting, Jae."

Minjae tertawa walau perutnya terasa bak diputar-putar, dia tersenyum hangat lalu menggelengkan kepala guna memenangkan Mark.

"Tenang saja Minhyung-a semua akan baik-baik saja."

Mark menatap dalam istrinya, lalu dirinya tersenyum ragu, dan menganggukkan kepala. Baiklah sepertinya dia akan merepotkan salah satu teman satu grupnya dulu.

Mark bangkit dari duduk di kursi hadapan Minjae, Mark berjongkok di bawah Minjae yang kebetulan duduk menyamping bukan tiduran atau bersandar.

"Selamat berjuang little subag-nya Daddy (Papa). Daddy (Papa) akan membawakan banyak sekali hadiah untukmu. Setelah Daddy (Papa) selesai konser kita akan menghabiskan waktu selama mungkin, ok?"

"Ok Daddy (Papa), hati-hati perjalanan dan semoga konser--"

Suara pintu ruangan terbuka memutuskan kalimat Minjae, dua orang perawat membungkuk hormat menyapa, lalu tersenyum hangat, dan juga dibalas oleh Mark dan Minjae.

"Selamat siang Tuan dan Nyonya Lee. Kami--"

"Silakan, sus," kata Mark mempersilakan.

Dua perawat tersebut langsung mengecek Minjae sekilas, sebelum berpindah ke ruang operasi bersalin. Mark bersandar pada pintu ruang rawat sang istri, mengetikkan pesan kepada Haechan untuk meminta tolong.

Minjae melirik Mark yang ternyata masih menunggu, dia tersenyum kecil lalu menggenggam tangan Mark.

Kedua perawat saling pandang, menghentikan langkah mereka guna memberi waktu. Mark menyimpan handphone-nya, mengangkat satu alis menunggu sang istri.

"Ada apa, Minjae-ya?"

Minjae menatap dalam Mark sebelum berpisah cukup lama, dia tersenyum kecil lalu mengecup punggung tangan Mark.

"Berhati-hati dan semangatlah."

Mark tersenyum hangat, mengecup kening sang istri, lalu mengusap lembut rambut Minjae. Dia melepaskan perlahan genggaman tangan Minjae.

"Terima kasih dan selamat berjuang, Honey (Sayang)."

Minjae menatap lurus dengan sorot pandangan yang kosong, dia mengangguk perlahan. Mark sempat mengernyit bingung, namun dirinya berusaha berpikir positif bahwa Minjae tengah takut, ragu, dan khawatir, serta perasaan lain yang bercampur aduk.

My Daddy Is Superhero Idol (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now