1.Nyanyian Sebelum Tidur

59 6 0
                                    

Walaupun telah mendapatkan kecupan selamat tidur sepasang Oma dan opanya, tak membuat Mali kunjung menuju ke alam mimpi. Bahkan dirinya sempat mengusili dengan berpura-pura tidur setelah dongeng selesai.

Mali bersandar pada ranjangnya, dia mengintip pada pintu kamarnya. Mali mengedarkan pandangan, dia menyalakan lampu karakter spiderman di sampingnya.

Bocah berusia empat tahun tersebut menata selimutnya agar membentuk tenda, tak lupa beberapa boneka hewan dan kartun kesukaan ikut menemani. Mali menggeser senter agar menyala.

"Halo-halo kita kembali ketemu semuanya."

Bak tengah bercengkerama  dengan teman-teman sebayanya, Mali memperlakukan bonekanya sebagai sahabat.

Mali menatap boneka spiderman yang selalu menemaninya tidur. Boneka yang rela Mark kirim jauh-jauh dari Jepang saat bekerja demi putranya yang berulang tahun ketiga.

"Huh, kami kesal padamu Mali mengapa kau tak bermain dengan kami lagi." Mali menghentakkan boneka singanya seakan tengah kesal.

Dia beralih mengambil boneka cheetah dari Uncle (Om) Johnny, "Hai, waktu Mali tak hanya untuk kita saja. Mali juga perlu banyak istirahat agar tidak sakit, kelelahan, dan menghabiskan waktu bersama keluarganya."

Mali tiba-tiba merasa rindu pada Uncle (Om) Johnny-nya. Bagi Mali, Johnny adalah om yang terlucu.

Lucu karena memiliki paras tergolong galak, kaku, dan tegas, tetapi akan sangat lembut bahkan bagai sebaya dengannya.

Johnny dan Jeno adalah Uncle (Om) favoritnya. Mereka paman yang dapat menjelma teman sebaya, agar Mali tak jenuh, merasa aman, dan nyaman.

Mari kembali pada drama kecil kreasi dari imajinasi dadakan Mali. Mali merubah ekspresinya menjadi sedih, dia bahkan memajukan bibir seperti hendak menangis.

"Mali terharu denganmu, chee."

Mali membawa boneka cheetah, memunculkan kepalanya saja guna mengecek keadaan, lalu membuat kaki dan tangan boneka mencapit untuk mengambil tisu.

"Terima kasih, chee. Chee membuat Mali terharu lagi."

Seakan-akan ada air mata yang telah mengalir di pipi, Mali mengusapkan tisu ke pipi gembil dan matanya.

Mali kembali ke kasur, masuk ke tenda dari selimut kreasinya, lalu kembali melanjutkan bermain drama boneka ala-nya.

Wanita dengan rambut mulai memutih, kulit bagai gadis remaja yang tak terlalu keriput, dan jangan lupa aura gadis remaja puber bahkan walau di tengah usianya saat ini.

Oma dari bocah lelaki tersebut mengernyit bingung, seingatnya lampu kamar sang cucu telah padam, namun mengapa semu-semu terdengar suara cucu pertamanya?

Dia melangkah mendekati kamar sang cucu, menempelkan telinga pada pintu, lalu mengintip dari lubang kunci pintu.

Mama dari Mark kembali dibuat mengernyit bingung, mengapa ada gundukan di tengah kasur cucunya?

Apa yang tengah cucunya lakukan? Berisi apakah gundukan tersebut? Dia membuka perlahan pintu, agar sang cucu tak menyadari kedatangannya.

"Ma?"

Suara lelaki yang baru tiba di lantai dua, terdengar memastikan apakah penglihatannya benar atau bukan.

Karena tak mendapat balasan kalimat, berbalik badan, atau menghampirinya, dia berniat mendekati posisi sang Mama saat ini.

"Mama!"

"LEE MALI."

Mali seketika membelalakkan mata, terperanjat karena terkejut hingga selimutnya jatuh kebawah.

My Daddy Is Superhero Idol (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now