2. Kejutan Hari Pertama Sekolah

38 4 0
                                    

Anyeonghaseyo dari istri Johnny Seo, tunangan Kim Namjoon, dan pacar Hueningkai, Anderson, Sohee. Sesuai janji ya Kakak-kakak alias... SaTe Sabtu update 📢 Selamat membaca dan terimakasih banyak-banyak.

Mainan-mainan dan boneka-boneka sisa semalam masih berkeliling acak-acakan di sekeliling kasur Mali.

Balita empat tahun tersebut tampak masih menikmati alam mimpinya. Berbeda dengan sang buah hati masih terlelap, Mark justru telah terang benderang dengan nyawa full walau baru mampu tidur tiga jam.

Memang dirinya terbiasa hanya tidur sebentar, tetapi faktor tidur sekilasnya kali ini sangatlah berbeda.

Mark meregangkan otot-otot agar tidak tegang. Dia menoleh ke sampingnya, menatap dalam dan hangat sang buah hati.

Keningnya sedikit mengkerut bingung, lalu menggelengkan kepala, dan ikut tersenyum gemas.

Mark mengusap lembut surai blonde lebat milik Mali, "Apa yang kamu mimpikan Nak, hingga senyum polosmu tak luntur-luntur, hm?"

Sama seperti Mali belum melunturkan senyuman, Mark juga masih menatap teduh putranya yang terlelap.

Derit pintu dibuka dari luar membuat Mark mau tak mau mengalihkan perhatian. Mama dari Mark membelalakkan mata terkejut, Mali yang lupa ini hari pertama kembali sekolah, dan Mark juga lupa padahal dirinya beri tahu.

"Ada apa, Mom (Ma)?"

"Apakah adegan romantis duo M masih berlangsung lama?"

"Bisa jadi Mom, karena putraku masih menyelami mimpi."

Kalimat kenyataan tapi membuat hati Mama dari Mark, ntah mengapa seketika merasa nyeri dan sesak. Tatapan penuh kerinduan berpadu lelah tersirat dari netra Mark.

"Bersiaplah ke agensi, Nak. Urusan Mali ke sekolah biar Mommy urus."

Bak mendengar pernyataan antara ekspetasi dengan realita, Mark membelalakkan mata melupakan jadwal putra tunggalnya.

"Mommy berduaan dengan Daddy (Papa) saja seharian tak apa-apa."

"Lantas putramu bagaimana?"

Mark melirik Mali yang tadi gelisah dari tidurnya, tetapi langsung mendekap dirinya tengah duduk.

"Daddy and son time, Mom (Quality time Papa dan anak, Ma)."

"Kau yakin, Nak?"

Mark menganggukkan kepala antusias, waktu yang dirinya impi-impikan tiba juga. Tak lagi sebatas syuting dengan adegan ayah anak, melainkan dia akan benar-benar melakukan aktivitas ayah dan anak setelah sekian lama.

"Panggil Mommy kalau perlu bantuan, dan nanti juga telfon Mommy saja tak apa-apa."

Mark tersenyum hangat dan menganggukkan kepala, "Iya Mom."

Suara pintu yang telah ditutup sedikit, bersamaan dengan netra berbulu mata lentik mulai terbuka.

Mali mengernyit, mengedip-ngedipkan mata guna menyesuaikan cahaya. Dia langsung terduduk menghadap Mark, kala sekilas melihat Mark.

"Daddy, it's you? (Papa, ini kamu?)"

"It's sure? (Ini beneran?)"

"I'm not still in a dream right?(Aku tidak masih dalam alam mimpi kan?)"

Mark tertawa gemas melihat tingkah putranya. Mali berbaring hendak kembali menyusuri mimpi, barangkali ini hanyalah pengaruh mimpi manisnya dengan sang Daddy semalam.

Mark menggelengkan kepala heran dan gemas, lalu menepuk-nepuk pipi Mali agar bangun. Mali menepis tangan Mark,  apabila benar mimpi maka tolong jangan seorangpun mengganggunya.

"Mali ini Daddy benaran, Sayang."

"Tidak."

"Nak."

"No!"

"Sayangnya Daddy Mark Lee."

"No is no! (Tidak adalah tidak!)"

Mark menghela nafas memupuk kesabarannya. Apakah saat dia seumur putranya juga seperti ini saat hendak sekolah? Ah, dia jadi makin merasa tak bisa membalas budi orang tuanya.

"Mali coba duduk, buka mata, lalu mandi untuk memastikan ini benaran Daddy atau bukan, ok?"

Ada rasa ragu tetapi juga merasa penasaran, Mali menggigit bibir bawahnya menimang-nimang keputusan.

Dia menganggukkan kepala patuh dan melakukan sesuai instruksi. Mark menggelengkan kepala gemas, dan sedikit perasaan sulit diutarakan. Apakah ini bentuk sakit hati secara tak langsung Mali?

Walau masih tak percaya bahwa Mark benar-benar disisinya, tetapi Mark tetap memandikan putranya.

Lantas dirinya dianggap siapa oleh Mali? Apakah sang calon kakak ipar yang terkadang membantu mengasuh, kakak, atau orang tuanya?

"Loh Daddy?!" pekik Mali dengan sejuta kebahagiaan.

Kapankah Daddy-nya di kamar? Apakah semalam juga sang Daddy? Apakah tadi juga sang Daddy? Apakah benar tadi yang dirinya peluk adalah Daddy-nya?

Mark lagi dan lagi dibuat tersenyum gemas serta menggelengkan kepala, "Bagaimana? Benar Daddy, hm?"

Mali menatap arah lain merasa malu dengan kesalahpahaman, sekaligus tersenyum kikuk dan mengusap kepala belakang yang tak gatal.

Ini adalah pengalaman pertama Mark merias putranya sebelum ke sekolah. Tak selihai jemari lentik wanita, tetapi bagi Mark yang terpenting putranya rapi. Toh, putranya memiliki visual tak kalah memabukkan dari darahnya.

"Nah, sudah selesai!"

Mali membelalakkan mata terkejut, dia bergegas lari ke cermin melihat penampilannya. Penampilan pertama dari jemari sang Daddy.

Rasa senang tak terkira membuat Mali langsung mendekap Mark. Mark membelalakkan mata terkejut, mengapa Mali tiba-tiba mendekapnya? Bukan tak suka dan tak nyaman, justru hal tersebut adalah kebalikannya.

Mark menunduk menatap wajah putranya, dia sangat penasaran dengan ekspresi saat ini sang putra.

"Nak, ada apa? Apakah Mali tak ingin sekolah dulu? Apabila tak ingin tak--"

Mali seketika mendorong tubuh Mark agar menjauh, lalu mendongakkan kepala. Mark berjongkok guna menyamakan tinggi, lalu mengangkat sebelah alisnya.

"Tidak. Tidak seperti itu, Dad. Hanya saja..."

"Hanya saja mengapa,Sayang? Mali tak enak badan?"

Mali menggelengkan kepala ribut, menentang terkaan Mark. Mark semakin dibuat bingung dan bertanya-tanya, sepertinya dia harus sering quality time ntah seharian, sekilas, atau hingga berhari-hari dengan Mali. Agar dia dapat lebih memahami kode besar-kecil, ataupun hal-hal mengenai Mali.

"Ma--Mali hanya terlalu senang saja, Dad. Daddy mengantar Mali kembali sekolah, walau tak seperti saat berumur 3 tahun."

Tak ada pisau yang menghunus, peluru berhasil ditembakkan, bom meledak, apalagi kaca pecah. Perkataan penuh kejujuran dari Mali membuat Mark seketika menjelma jadi batu.

 Perkataan penuh kejujuran dari Mali membuat Mark seketika menjelma jadi batu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Daddy Is Superhero Idol (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang