1. Dia menyelamatkanku?

245 145 113
                                    

Dia melontarkan sebuah kain tepat di Wajah Perempuan itu, sembari berkata, "Pergi! Bersihkan tubuhmu yang kotor itu!"

Perempuan itu terdiam sesaat dan memandangnya dengan raut wajah bingungnya.

"Kenapa kamu terus menatapku?! Apa kamu tidak dengar yang aku ucapkan tadi?!" Dia selalu berbicara dengan nada suara yang tinggi.

Ia segera mengambil kain yang terjatuh di lantai, dan pergi membersihkan tubuhnya. Selang beberapa menit, Perempuan itu menghampiri dia yang tengah duduk sembari membaca buku.

"Terima kasih, karena kamu telah menyelamatkan aku dari sekumpulan Vampir itu."

Dia menatap heran, "Apa maksudmu? Aku tidak menyelamatkan kamu, aku juga akan meminum darahmu sekaligus membunuhmu."

Mendengar perkataannya, Perempuan itu tertawa kecil. Dia seperti sedang berbohong, batinnya.

"Hey! Apa kamu tertawa?!"

"Kalau memang tujuanmu itu membunuhku, kenapa kamu tidak lakukan sekarang saja?"

"Eh? Apa kamu sedang menantangku?" Dia memegang dagu Perempuan itu, dan mengeluarkan senyuman seringainya, "Kamu memang menarik," Ucapnya.

Saat mereka saling tatap, Perempuan itu hampir gagal fokus karena terus memandangi wajahnya. Dia memiliki mata yang Indah, kulitnya juga sangat Putih. Tampaknya dia bisa memikat Wanita hanya dengan parasnya saja, batin Perempuan itu.

Dia berdiri, dan berjalan sambil merapihkan kerah bajunya.

"H--hey! Namaku, Livana."

Tidak ada jawaban darinya, dia hanya menoleh dengan raut wajah datarnya, lalu pergi.

----------

Pagi hari, Livana terbangun dengan suasana yang berbeda. Dalam seumur hidupnya, Ia tidak pernah bangun dengan perasaan tenang seperti ini.

Pada malam itu, Livana sedang mencoba melarikan diri, karena Ia sudah tidak tahan menjadi budak dan selalu di siksa setiap harinya.

Namun naasnya, Livana malah bertemu dengan sekumpulan Vampir yang haus darah. Entah ini bisa di sebut keberuntungan atau bukan, tapi Livana merasa senang karena Dia menyelamatkannya. (Kalau pun sebenarnya dia juga Seorang Vampir)

Saat ini, Livana sedang menunggu kedatangannya, hingga Ia tersadar akan satu hal, Vampir pasti tidak menunjukkan dirinya saat Matahari terbit.

Bahkan di saat Malam sudah tiba, dia tetap tidak menunjukkan dirinya sama sekali.

Kemana dia pergi? Aku sedikit penasaran.

Perasaan bosan karena lelah menunggu seharian, Livana pun memutuskan untuk mencari udara segar, Ia keluar dari Rumah dan berjalan ke sana ke mari.

Langkahnya terhenti ketika melihat pemandangan di sekitaran Rumahnya, di sini ada beberapa Taman bunga dan salah satunya, Bunga Tulip.
Livana sangat menyukai Bunga, terlebih lagi Bunga Tulip. Maka dari itu, Ia tak henti memandangi Taman itu.

Lalu, Livana lanjut berjalan untuk melihat - lihat pemandangan yang lain. Sehingga, "Tunggu, ini di mana? Ah! Aku terlalu asyik berjalan."

Sreett.. Ada suara di dekat Pohon itu. Dalam pergerakan yang cepat, seketika seseorang menarik lengan Livana dengan kasar. Livana juga melakukan perlawanan dengan menendang orang itu, "Lepasin!" Seru Livana.

Saat berhasil lepas dari orang itu, Livana berlari sekencang - kencangnya dan terus berteriak meminta tolong.

"Sial! Jangan lari!"

Ia tidak tahu harus berlari sampai kapan, Livana merasa napasnya sudah berat, tubuhnya mulai kelelahan.
Kemudian, tiba - tiba ada yang menghentikan Livana dan memeluknya dari belakang, "Aku di sini," Tuturnya.
Suara itu, Livana mengenalinya. Livana merasa lega karena dia ada di dekatnya.

"Hey! Kenapa kamu mengambil Perempuan itu?!"

"Itu, itu orangnya datang," Suara Livana bergetar.

Dia Berbisik dan berkata, "Diam. Livana, Biar aku yang mengurusnya."

"Lepaskan Perempuan itu dan Berikan padaku!"

"Kamu tak ada hak untuk menyuruhku. Cih, Lihat lah dirimu! Berani - beraninya, kamu melukai Istriku."

Tubuh Livana membeku sesaat, Ia tercengang dengan jawabannya.

"Karena aku sedang berbaik hati, lebih baik kamu pergi dari sini sekarang! Kalau tidak, apa kamu mau kematianmu  terjadi pada Hari ini juga?!"

Hanya cukup dengan mengatakan itu, dia berhasil mengusir orang itu hingga lari terbirit - birit karena ketakutan.

Livana menatapnya, "Terima kasih banyak."

Lagi - lagi dia mengabaikan Livana dan berjalan. Di sepanjang jalan pulang, tak ada obrolan di antara mereka.

Brukk..! Dia berhenti berjalan, hingga wajah Livana menabrak punggungnya, "Aduh! Kenapa?" Tanya Livana.

"Luke."

"Hah?" Livana bingung.

Dia menyentil Dahi Livana, "Bodoh! Itu Namaku."


*****

Gimana? Lanjut gak? Heheehe

Semoga kalian suka! :)

Have a nice day!
Jangan lupa follow dan ote juga

Makasih ✿

◡̈

Vampire's Wife [END]Where stories live. Discover now