#10 Ayah Luke?

112 88 44
                                    

Pagi hari, Livana terbangun dengan suasana yang sedikit berbeda. Sebuah kain yang di lipat - lipat tertempel di dahi Livana, Ia juga melihat luke tengah duduk sembari tersenyum ke arahnya.

Luke mengusap pipi Livana dengan sentuhan yang lembut, "Kamu demam," Tutur Luke.

"Apa kamu menjagaku selama semalaman?"

"Tentu, karena itu sudah kewajibanku."

"Luke, terima kasih," Ucap Livana. Ia perlahan mencoba untuk bangun dan duduk di dekat Luke.

"Sudah, kamu berbaring saja sayang."

Di setiap waktu, Luke menjaga Livana dengan baik.

Lalu di hari berikutnya, di keheningan malam, di mana semua orang - orang sudah tertidur, Livana terbangun karena terdengar beberapa suara langkah kaki seseorang.
Suara itu terus mendekat, Livana yang ketakutan, Ia pun mencoba untuk membangunkan Luke yang sedang berbaring di sampingnya.

Ketika Livana mau mengeluarkan suaranya, tangan seseorang menutup mulut Livana dengan rapat, sehingga Livana susah untuk berteriak. Sial.

Livana membuat beberapa pergerakan untuk lepas dari dekapannya. Dia membawa Livana dengan cara kasar, dia menyeret - nyeret Livana.

Livana tak menyerah, Ia tetap berusaha melepaskannya, sehingga saat ada kesempatan, "LUKE!" Dengan suara yang lantang, Livana berharap Luke bisa mendengarnya.

Livana bisa melihat, perlahan dia menjauh dari Rumahnya tapi tidak ada tanda - tanda kemunculan Luke.

Tidak banyak yang bisa di lakukan Livana, tubuhnya masih sedikit lemas karena Demam. Sialan, kenapa aku lemah sekali?!

Sekiranya sudah hampir beberapa menit Livana terseret - seret di tanah dan bebatuan kecil, lalu ketika sampai di sebuah ruangan, orang itu mendorong Livana yang membuatnya jadi tersungkur di lantai.

Mata Livana memandang sekitar ruangan sempit ini, Tunggu, ruangan ini, adalah ruangan di mana Luke dan teman - temannya membawaku.

"Aku sudah menjalankan tugasku," Ucap Pria bertopeng, yang membawa Livana.

Seorang Pria datang dengan senyuman yang menakutkan, Dia berkata, "Terima kasih, Eric."

Mendengar ucapannya, Livana tercengang.

"Maaf, kak. Aku tidak ada pilihan lain, ini demi Hidupku, agar aku tidak di bunuh olehnya."

Dia perlahan membuka topengnya, perasaan yang tercampur aduk, ketika melihat orang yang Livana kenal justru malah membawanya ke dalam keadaan seperti ini.

Rasa kesal, amarah jelas terlihat di tatapan Livana. Ia terus menatap Eric, dan bergumam, "BANGSAT!"

"Sudah, sudah. Izinkan aku perkenalkan diri, Namaku Johan. Aku adalah Ayah dari seorang anak bernama Luke."

Livana menatapnya dengan penuh kebingungan.

"Aku sudah mengerti dari tatapanmu, Livana. Kamu tahu? Aku selalu memperhatikanmu, dan mengikuti kemana kamu pergi. Jadi pada kesempatan ini tujuanku itu, untuk membunuhmu."

Johan perlahan mendekati Livana.

"Aku mendengar kabar, bahwa anakku menikah dengan seorang manusia. Setelah itu aku segera menemui Luke dan menyuruhnya untuk membunuhmu, tapi karena Luke tidak mendengar apa ucapanku, jadi biarkan ini menjadi tugasku."

Livana tertawa, "Pantas saja luke membencimu, anda terlalu mencampuri urusanku dan Luke. Sebelum melakukan itu, coba anda sadar diri atas apa yang anda lakukan pada Anakmu selama ini?!"

"DIAM! ITU BUKAN URUSANMU!" Johan mengeluarkan benda tajam dan mengarahkannya pada Leher Livana.

Di sisi lain, Terlihat Eric sedang melihat Livana dengan raut wajah penyesalannya, bahkan Eric juga meneteskan Air mata.

"Yah, selamat tinggal Manusia, Makhluk rendahan. Aku benar - benar membencimu!"

Tiba - tiba, terdengar suara pukulan yang mendarat di kepala Johan, Ayah Luke. Tangan Eric yang memegang sebatang kayu, dia segera menarik Livana ke lekapannya.

"Aku tidak bisa, aku tidak mau kehilanganmu. Kamu benar - benar sudah aku anggap sebagai Kakakku sendiri, maafkan aku, maaf," Rintih Eric.

"Eric, ayok pergi dari sini."

Ketika sedang berlari di gelapnya suasana hutan, Livana berhenti sesaat, "Eric, aku sudah tidak kuat berlari lagi."

"Kak, Ayok!" Ucap Eric sembari berpegangan tangan dengan Livana.

Livana pelan - pelan mencoba berlari kembali, namun seketika ada yang mendorong Eric sehingga membuatnya terpelanting.

"ERIC, BOCAH SIALAN! JANGAN PERNAH KAMU MENGGANGGUKU!"

Livana yang sudah tidak kuat berlari lagi, Ia hanya bisa pasrah. Lalu, di sela - sela itu, "Bajingan! Apa yang kamu lakukan?!"

"Luke," Dia datang tepat waktunya.

"SIALAN!"

"Eh, tenang saja Anakku. Ayah hanya menjalankan tugas, yang memang sudah seharusnya di lakukan. Ini demi kebaikanmu, agar kamu tidak mengikuti jejakku!"

"Jangan pernah mencampuri kebahagianku. Selama ini kau kemana saja?! Dan di saat seperti, baru kau datang dan berlagak peduli?! Aku sudah punya kebahagianku sendiri, jika kamu berani mengusiknya, kamu harus menanggung itu! Aku sama sekali tidak peduli, kalau pun kau itu Ayahku."

"Luke! AKU SEBAGAI AYAHMU, MEMERINTAHKANMU UNTUK MEMBUNUHNYA!"

"Itu takkan terjadi."

Dengan perasaan khawatir, Livana terus memperhatikan Luke yang sedang berkelahi dengan Ayahnya sendiri.

"Cih, Aku akan membunuhnya di hadapanmu, seperti yang aku lakukan pada Ibumu sendiri. Pada saat itu, kamu lihat dengan matamu sendiri kan? Hahaha, aku juga sangat menyesal karena menikahi seorang Manusia," Ucap Johan (Ayah Luke)

"Jangan pernah kau membahas itu!"

***

Gimana? Lanjut gakkkk?

Have a nice day!
Jangan lupa follow dan vote juga

Makasih ✿

Vampire's Wife [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt