#6 Menghilang

136 111 32
                                    

Segelintir cahaya Matahari memasuki Kamar Livana, saat membuka matanya, Ia tersadar Luke ada di sampingnya sambil memeluk Livana.

Pelan - pelan Livana bangun dan segera pergi ke Kota untuk membeli beberapa bahan untuk di masak. Perjalanan dari Rumahnya ke Kota itu cukup memakan waktu yang lama, karena itu Livana menuliskan Note agar Luke tahu keberadaan Livana.

Sampainya di Kota, Livana langsung membeli beberapa bahannya. Lalu, seketika ada yang memeluk Livana di tengah Kerumunan orang - orang. Dia perlahan membisik, "Kamu membuatku khawatir. Jangan pergi secara tiba - tiba!"

"Lu--ke?! Um, aku kan sudah tulis Note," Tutur Livana sambil menyingkirkan pelukannya.

Pelukkannya sangat erat, dan semua tatapan tertuju pada mereka.

"Luke, lepas! Kenapa kamu keluar siang hari gini? Bukannya itu berbahaya buat kamu?" Livana berbisik.

"Ahh, kalian lucu sekali. Aku jadi teringat masa - masa saat seusia kalian," Wanita tua menghampiri mereka.

Livana menjawab dengan senyumannya, "Iya, ini Suamiku."

Sesudah berjalan mengelilingi Kota, Luke tidak melepaskan pelukannya sama sekali. Sehingga saat di Rumah, dia melepaskannya dan melanjutkan tidurnya.

"Bisa - bisanya, kamu langsung tidur begitu saja?!" Ucap Livana menghela napasnya, dia benar - benar membuat Livana kewalahan.

-------------

Pertengahan malam ada seseorang yang mengetuk pintu Rumah, Kemudian Luke segera menghampiri dan membukakan pintunya.

"Hey! Kawan. Ayok kita pergi berpesta dan meminum darah."

"Kamu tunggu dulu di sini. Aku akan kembali dalam beberapa menit, Eric."

"Luke? Sebentar, apa Manusia itu masih bersamamu? Aku bisa mencium darahnya.
Hahaha, Sudah cukup dan bunuh saja dia."

Pembicaraan Luke terdengar sampai ke dalam, sehingga Livana bisa mendengarnya. Tangan Livana seketika bergetar, karena rasa takutnya Ia berlari untuk menyembunyikan dirinya.

"Sedang apa kamu di sini?"

Suara itu membuat Livana kaget. Ketika ingin menjelaskan, Mulut Livana seperti terkunci, Ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Perlahan Luke pun menghampiri Livana.

"A--aku takut," Bibir Livana bergetar.

"Kamu mendengar Pembicaraan Temanku yah, Maaf Livana. Kamu tenang saja, tidak ada yang boleh menyentuhmu selain diriku, kalau pun ada pasti aku sudah membunuh mereka," Luke mengucapkannya sambil memeluk Livana.

Tiba - tiba Livana terbangun di Pagi hari, dengan tanda di leher dan lengannya.
Ia terus mengingat - ingat apa yang terjadi setelah itu, namun Livana hanya ingat beberapa kejadian saja.

"Tidur yang nyenyak Sayangku. Aku ada beberapa urusan, jadi aku akan memberi tanda, agar tak ada orang yang berani menyentuhmu selagi aku pergi."

-----------

Sudah hampir satu bulan, Luke pergi meninggalkan Livana. Ini adalah hal yang tidak pernah Ia sangka, awalnya Livana berpikiran bahwa Luke hanya pergi semalam saja tapi Livana salah.

Ia selalu bertanya pada dirinya sendiri. Apa Luke tidak akan kembali lagi? Berarti kalau dia tidak kembali, semua perlakuannya hanya bohongan saja?
Pikiran Livana kacau.

Malam ini, Livana memutuskan untuk pergi keluar berjalan - jalan. Suasana di sini sudah mulai sepi, tapi masih ada beberapa orang yang sedang menyelesaikan pekerjaannya.

Seorang anak kecil menghampiri Livana dan berkata, "Kak!Cepat pulang ke Rumah, di sini berbahaya."

Livana bingung, "Ada apa?"

"Apa Kakak tidak tahu? Sekarang banyak Vampir yang sedang memburu Manusia. Sudah banyak sekali korbannya."

"Baik, Kakak mengerti. Sebaiknya kamu pulang juga."

Baru saja Livana berjalan beberapa langkah, terdengar jeritan Anak itu. Livana pun berbalik dan memeluk Anak itu.

"K--kak, itu Vampirnya. Dia ada darah di mulutnya."

Saat melihat jelas ke Arah Vampir itu, Livana sontak langsung berkata, "Luke?!"

"Kak? Kenapa?"

"Kamu diam dan terus peluk kakak yah, jangan berbalik."

Anak kecil itu menuruti apa yang Livana katakan.

Livana terus menatapnya, namun dalam beberapa detik Luke sudah ada di hadapan Livana, Mereka saling bertatapan. Ada perasaan senang ketika melihatnya lagi, tapi ada sedikit rasa takut.
Aku tidak tahu kenapa, Luke jadi berbeda. Apa dia sedang haus darah? Batin Livana.

Luke perlahan mendekati leher Livana dan mengeluarkan taringnya. Apa aku akan mati sekarang juga?

"Sayang?! K--kenapa kamu ada di sini?"

Livana tersenyum mendengar ucapannya. Luke memegang dan mengusap Pipi Livana. Kata dia, "Kamu pasti ketakutan. Maaf, terkadang ada beberapa masa aku tidak bisa mengendalikan diriku."

***

Gimana? Lanjut gakkkk?

Have a nice day!
Jangan lupa follow dan vote juga

Makasih ✿

Vampire's Wife [END]Where stories live. Discover now