Kekecewaan Shena

38 26 18
                                    

Senin, 20 April 2020

Siang itu, Shena kembali ke kelas setelah dipanggil ke ruang BK dengan perasaan kesal. Ia dipanggil ke ruang BK untuk membahas masalah pertengkarannya dengan Anes di acara drama sekolah kemarin Sabtu. Ia masuk kelas dengan membanting pintu sehingga menimbulkan suara yang cukup keras. Saking kerasnya suara bantingan pintu tersebut, murid-murid kelas 11 B IPA sampai terlonjak kaget dan berhenti dari aktivitas mereka sejenak hanya untuk melihat apa yang Shena lakukan. Kekesalannya tampak sekali dari perbuatan dan raut wajahnya, sehingga satu kelas pun terlihat bingung sekaligus panik melihat Shena. Untung saja jam pelajaran sedang jam kosong, maka dari itu tidak ada guru yang turut dibuat panik oleh perilaku Shena.

"Shen, lo kenapa? Cerita sini kalo ada masalah!" kata Ananda dengan setengah berteriak.

"Nanda, gue kecewa sama lo," Shena angkat bicara.

"Loh, kenapa lo kecewa She? Gue kurang baik apa sama lo?" tanya Ananda.

"Nanda, lo tau ga sih gue di ruang BK tadi diapain?" Shena malah balik bertanya.

"Gue ga tau She lo diapain aja, secara gue lagi di kelas," kata Ananda penuh rasa bersalah.

"Makanya itu. Asal lo tau ya, gue tuh di-judge banget sama Pak Frans, dipaksa buat ngakuin Anes ga salah, cuma karena Anes itu anak dari salah satu guru di sekolah. Dimana kesetiakawanan lo, Ananda. Kalo misalkan lo setia kawan, lo harusnya dateng ke ruang BK dan belain gue di sana. Gue nyesel jadi temen lo. Kayaknya lebih baik kalo gue jadi ansos aja, alias gue nutup diri dan ga bergaul sama siapapun. Percuma banget gue punya temen banyak kalo temen gue ga ada yang loyal semua! Mau temenan cuma pas gue lagi seneng, giliran gue lagi bermasalah malah gue ditinggal!" ucap Shena dengan nada tinggi, menyampaikan semua kekecewaannya.

"She, let's go out. I'm gonna explain it outside," kata Ananda sembari berjalan ke arah kamar mandi yang terletak di sebelah kelas mereka. Shena pun ikut berjalan mengikuti Ananda.

"Lo mau ngapain lagi sih?" tanya Shena ketus.

"Shen, udah. Dengerin gue dulu," Nanda kembali mencoba untuk menenangkan Shena yang sedang berada dalam tingkatan emosi tertinggi.

"Shena, gue ga ada di ruang BK tadi bukan berarti gue ga belain lo, atau gue fake friend. Justru gue dukung lo banget pas lo mukulin Anes di acara pentas drama kemarin Sabtu, walau gue ga ikutan ke panggung nyamperin Anes bareng Sindai sama Felice, soalnya gue duduk di bangku tengah barisan tengah, ga kaya lo yang di depan. As you know, gue membantu, gue ngebelain, itu ga selalu berarti gue ikut campur. Yang ada kalo gue ikut campur malah memperburuk masalah, dan masalahnya makin ga selesai-selesai. Gue tetep dukung lo. Tolong ngertiin itu Shena, gue tau lo gak egois," ucap Ananda lirih dan setengah menangis, "kalo lo masih tetep keras kepala, gue ga bakal bantuin lo buat deketin Herve lagi." Tiba-tiba terjadi keheningan sejenak. Sepertinya Shena yang menyimak semua kata-kata Ananda sudah mulai paham dengan apa yang ingin Ananda sampaikan.

"Shena, please understand me. Gue juga minta maaf gue ga bisa jadi temen yang baik buat lo karena gue ga bisa nemenin lo 24/7. Kita bakalan selalu jadi temen, Shena. Mungkin kita sekarang lagi retak, tapi kita ga mungkin patah. Sekeras apapun masalahnya, kita bakalan selalu membutuhkan satu sama lain," ucap Nanda sembari terisak dan memegangi tangan Shena.

"Gue juga minta maaf kalo semester lalu kita sering berantem, itu karena kita masih tahap mengenali satu sama lain, karena semester lalu juga semester pertama kita sekelas. Tapi gue yakin, segala pertengkaran kita di semester lalu itu adalah cara yang efektif buat kita jadi makin dewasa dan ngertiin satu sama lain," Ananda meminta maaf kepada Shena atas konflik yang mereka alami di paruh kedua tahun 2019 itu.

"Gue maafin lo, Ananda," kata Shena dengan mantap sembari menjabat tangan kanan Ananda yang sedari tadi memegangi rangan Shena.

"Aduh, thank you so much Shena. Gue pikir ga bakal dimaafin, ternyata enggak. Lo emang bisa ngerti keadaan orang banget. Gue harap lo ga nerima gue semata-mata cuma karena kasihan," kata Ananda dengan nada penuh rasa terima kasih, sebab sedari tadi ia berharap Shena memiliki pemikiran yang dewasa dan menerima permintaan maaf Ananda.

"Tentu engga Nan, gue tulus banget buat nerima lo. Gue juga salah, karena gue terlalu egois, seperti yang lo bilang," kata Shena jujur.

"Makasih atas semuanya She. Ayo balik kelas, bentar lagi kita lanjut pelajaran," kata Ananda sembari mengajak Shena kembali ke kelas.

Sesampainya di kelas, para murid langsung menyambut Nanda dan Sena dengan meriah. Tiada mereka sangka kedua sahabat yang sedang bertengkar bisa berbaikan dengan cepat.

"Loh, udah baikan nih? Tadi kayaknya berantem hebat banget deh," komentar Sindai.

"Woiyadong, kan kita temen. Temen harus saling maafin," kata Shena dan Nanda bebarengan. Semua anak-anak di kelas 11 B IPA pun tersenyum manis melihat interaksi antara Nanda dan Shena.







==Unbelievable==

[SUDAH TERBIT, OPEN ORDER] unbelievable // k-idols 01lWhere stories live. Discover now