Part 8

6.7K 405 6
                                    

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨~(◕ᴗ◕✿)





Aley sudah kembali ke apartemennya kemarin setelah 3 hari dia menginap di mansion papa sahabatnya, dia juga sudah kembali bekerja. Kini dia kembali disibukkan dengan pekerjaannya, meskipun saat dia libur semua pekerjaannya diurus oleh anak dari tuannya itu tapi tetap saja.

Menjadi sekretaris CEO di perusahaan besar itu tidak semudah yang kalian bayangkan.

Dia harus menerima tamu CEO, mengatur agenda rapat atau pertemuan lainnya, mengurus perjalanan dinas, melaksanakan kegiatan administratif, menyampaikan informasi yang berhubungan dengan tugas kepada CEO, menyiapkan dokumen yang dibutuhkan saat rapat, menjadi penghubung bagi pihak yang ingin berkomunikasi dengan CEO, dan lain-lain.

Sebenarnya ada satu tugas yang tidak Aley sukai yaitu memimpin rapat. Dia harus memutar otak untuk merangkai kata-kata yang panjang menjadi pendek tetapi jelas lalu disampaikan kepada orang-orang yang ada di dalam ruangan rapat.

Sebenarnya bukan itu saja, dia juga tidak menyukai saat rapat selesai, orang-orang yang bersangkutan dalam rapat itu pasti akan menanyakan umurnya. Wajar jika mereka bertanya seperti itu karena Aley tampak sangat muda untuk menjadi sekretaris CEO.

Dan itu membuat Aley tidak nyaman, jengah, kesal, malas bercampur menjadi satu untuk menjawab pertanyaan itu yang menjadi pribadi.

Untungnya tuannya peka dengan ketidaknyamanannya, jadi tuannya yang menjawab pertanyaan itu.

Sekarang sudah jam makan malam, Aley meregangkan tubuhnya dan mengambil kotak bekalnya. Dia membawa bekal dari apartemen yang dia bikin sendiri karena hari ini dia malas untuk keluar ruangannya.

Aley menyantap makan malamnya dengan tenang sambil menonton video masak di ponselnya.

𝘛𝘪𝘯𝘨

Aley menjeda videonya dan membuka pesan dari tuannya itu. Tuannya mengirimkan pesan kepadanya supaya ikut dengannya untuk menghadiri acara pertemuan para kolega, dengan berat hati Aley mengiyakan permintaan tuannya itu.   
                                        
'Astaga, pekerjaan lagi numpuk-numpuknya malah disuruh buat ikut pertemuan kolega' batin Aley meronta-ronta jika Reinand bukan tuannya pasti sudah dia caci maki.

Aley meminum jus jeruk yang dia buat lalu membereskan kotak bekalnya dan kembali fokus mengerjakan pekerjaannya.

𝘛𝘪𝘮𝘦 𝘴𝘬𝘪𝘱

Aley memijat hidung atas nya, matanya sedikit sakit karena menatap layar laptopnya. Dia melirik jam yang menunjukkan pukul hampir tengah malam.

Aley berdiri dan meregangkan tubuhnya yang terasa kaku dan pegal karena duduk berjam-jam setelahnya dia membereskan barang-barangnya lalu pulang karena pekerjaannya untuk hari ini sudah selesai.

Aley masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya menuju apartemennya, dia ingin cepat-cepat pulang karena hari ini dia merasa sangat lelah.

Untungnya jalanan sepi jadi dia bisa leluasa melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sedikit tinggi mengingat sekarang sudah tengah malam dan orang-orang diluar sana pasti sudah tidur.

Sesampainya di apartemen Aley segera mengganti bajunya lalu cuci muka dan gosok gigi lalu pergi tidur tanpa membereskan barang-barangnya terlebih dahulu.










𝘔𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢

Aley dan Reinand sudah siap untuk pergi ke pertemuan, mereka mengenakan setelan formal yang menunjukkan aura penuh wibawa. Mereka masuk ke dalam mobil dengan Aley yang duduk di samping pengemudi dan Reinand di kursi belakang.

ALEY AFANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang