Bab 4 - Terpesona

231 25 0
                                    

Semenjak kejadian hari itu, Bara semakin penasaran dengan sosok yang selama ini membuat dirinya tak berhenti untuk tersenyum. Bahkan, ketiga temannya merasa aneh dengan Bara sekarang. Pasalnya, tidak pernah mereka lihat Bara seperti ini. Yang selalu tersenyum, juga mood yang selalu bagus setiap nongkrong bersama Zaki, Jemian dan Marvel. Ketika di tanya pun, Bara hanya menjawab tidak ada apa-apa.

Semakin mengherankan ketiga temannya. Kemarin Zaki bilang, takut jika Bara kesurupan hantu. Karena seperti bukan Bara yang Zaki kenal.

"Si Bara kunaon? Sieun kitu seura seuri sorangan."* Jemian berbisik pada Marvel, matanya menatap aneh Bara yang menatap ponselnya dengan senyuman yang jarang sekali terlihat. *(si Bara kenapa? Takut gini senyum-senyum sendiri.)

Marvel menggelengkan kepalanya sembari menatap Bara dengan tatapan yang tak jauh berbeda dengan Jemian.

"Bara!" Marvel menginterupsi Bara yang masih senyum aneh.

"E-eh naon, aya naon euy?"* Bara kaget dan langsung menyembunyikan ponselnya. Kalian tau, gelagat Bara seperti sedang terciduk orang tuanya karena menonton film dewasa! *(e-eh naon, ayan naon euy?")

"Kita yang nanya, maneh kenapa senyum senyum sendiri?" Zaki yang sedari tadi memperhatikan akhirnya bersuara.

"Ga ada apa apa, emang ada apa?" Dang! Bara melontarkan pertanyaan aneh. Bukannya menjawab malah balik bertanya.

"Maneh punya rahasia apa Bara? Apa yang maneh sembunyiin?" Jemian to the point pada Bara. Ia tidak mau sahabatnya ini menyembunyikan sesuatu yang penting mungkin.

Bara sadar sekarang. Pertanyaan dari Jemian membuat Bara merasa di tampar. Ia sadar bahwa ia sudah memperlihatkan sesuatu yang jarang sekali ia perlihatkan. Bara menundukkan kepalanya sebentar, kemudian menatap teman-temannya satu persatu. Dan mulai menceritakan kejadian saat ia melakukan prosesi foto untuk pasangan yang menyewa jasanya dalam meng-handle foto pra-wedding hingga bertemu dengan si manis yang memiliki suara halus nan lembut yang ternyata adalah pemilik Galeri Biru.

Sampai Bara mencari akun sosial media sang empunya galeri, mulai dari instagram, twitter, telegram bahkan sampai akun tiktoknya Kalangga. Terdengar menyeramkan, pasalnya Bara seperti seorang penguntit yang mencari semua data diri targetnya.

Sedikitnya bisa dikatakan sama seperti penguntit. Hanya saja Bara bukan seorang psikopat berdarah dingin.

Lupakan tentang psikopat.

"Oh jadi senyum-senyum sendiri teh karena liat akun sosial media gebetan?" Goda Jemian setelah mendengar semua cerita tentang Kalangga dari Bara. Senyuman jahil terpatri di bibir Jemian. Ada bahan olok-olokan gengnya.

"Udah di coba buat dihubungin belum?" Tanya Marvel. Memang marvel sedikit lebih dewasa diantara semua. Ia merasa senang karena Bara sudah mau melupakan masa lalu dan mencoba membuka hati untuk sosok yang baru.

Bara menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Marvel, "belum, belum berani buat chat. Sieun geus boga kabogoh."* Ketakutan Bara memang benar adanya, ia khawatir jika Kalangga sudah memiliki kekasih. *(belum, belum berani buat chat. Takut udah punya pacar.")

"Belum di coba bisa tau dari mana kalo si doi udah punya pacar atau belum. Sok chat sekarang, ajak kenalan." Zaki menimpali ucapan Bara.

"Bener, coba chat dulu aja. Ajak kenalan. Atau maneh udah tau keseharian si doi apa aja, bisa dipake alesan kan buat deketinnya. Maneh kan photographer, bisa pake alesan maneh suka sama lukisan, terus dateng ke galeri buat pendekatan." Ujar Marvel membuka jalan pikiran Bara untuk menemukan cara bagaimana mendekati Kalangga.

Bandung Dan KamuWhere stories live. Discover now