Bab 11 - Will you be mine?

170 23 1
                                    

Tepat hari ini, hari yang paling di tunggu oleh Bara sudah tiba. Hari minggu yang sudah Bara janjikan akan berjalan-jalan dengan Kalangga nanti sore. Bukan hanya untuk jalan-jalan saja, ada hal lain yang akan Bara lakukan. Sekarang, matahari saja belum sepenuhnya menampilkan eksistensinya. Masih malu-malu untuk sekedar menyapa dunia. Tapi Bara, sudah sepenuhnya sadar dan semangat dari langit yang masih gelap sampai jam saat ini menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

Memang Bara masih membungkus tubuhnya dengan selimut, enggan untuk turun dari alas empuk yang sangat memanjakan tubuhnya. Jangankan untuk turun, membuka selimutnya saja belum mau. Bara tidak segabut itu, tangannya sudah menggenggam benda pipih nan canggih yang sedang menampilkan aplikasi chatting berwarna hijau. Dengan nama kontak yang tertera sangat jelas. Masih pagi sudah bertukar pesan dengan Kalangga. Sepertinya sudah menjadi sebuah kebiasaan mereka saling mengabari di pagi hari sebelum mereka pergi bekerja.

Kedua anak adam itu masih sibuk bertukar pesan, sesekali Bara melirik pakaian yang sudah ia siapkan dua hari lalu yang menggantung di belakang pintu kamar. Sengaja ia menggantungkan disana, agar ia bisa memastikan bahwa pakaiannya baik-baik saja. Diakhiri dengan senyuman konyol yang tercipta. Ia tidak sabar untuk sore nanti.

"Ajak Kala vc ah." Bara mengetikkan balasan pesan di tambah dengan ajakan panggilan video. Usai mengirim pesan tersebut, ia membuka selimut yang membungkus tubuhnya. Segera berlari ke arah kamar mandi untuk membasuh wajah dan juga menggosok gigi. Setidaknya terlihat segar saat bertatapan dengan calon kekasihnya itu.

Usai membasuh wajahnya dan menggosok giginya, ia segera berlari lagi ke arah kasurnya. Meraih ponselnya yang menampilkan satu pesan masuk. Balasan dari Kalangga.

Bara baca balasannya, bibirnya tersenyum penuh arti. Duduk bersandar di ranjang, membenahi posisi duduknya, lalu menekan panggilan video. Tak lama berdering panggilannya tersambung, layarnya hanya menampilkan langit langit kamar Kalangga sepertinya.

"Sebentar, tunggu ya.." Terdengar suara Kalangga memberitahu Bara untuk menunggu.

"Iya, santai aja cantik." Terdengar suara gaduh dari sebrang sana, Bara terkikik geli dan bingung apa yang sedang Kalangga lakukan.

"Aww.. Aduh sakit.."

Bara mendengar suara mengaduh dari panggilannya, "hey, Kala.. Kenapa? Ada apa?" Tanya Bara panik, layar ponselnya masih menampilkan langit-langit kamar Kalangga. Belum ada tanda-tanda Kalangga ingin menunjuukan eksistensinya.

"Gapapa hehe, riweuh aku nya.." Layar ponsel Bara mulai bergerak, tak lama kemudian menampilkan seseorang yang sudah sangat ia tunggu. Lelaki manis nan cantik itu kini terpampang jelas di layar ponselnya.

"Dasar, hati-hati lain kali. Ada yang sakit ga?" Matanya tidak berkedip sama sekali saat menatap wajah Kalangga. Meski hanya dari layar ponselnya.

"Eum, sedikit sakit. Kelingkingnya ngebentur kaki meja tadi."

"Aduh, hati-hati atuh. Kalo masih kerasa sakit mending di kompres, takutnya malah bengkak."

"Iyaaa, nanti aku kompres. Nanti sore jalan-jalan kemana gitu??" Tanya Kalangga tentang acara nanti sore.

"Jalan-jalan aja keliling Bandung, terus mampir ke cafe di Jatihandap. Ada cafe bagus, bisa menikmati senja disana. Buat malam mingguan mah cocok pokoknya."

"Ohhh cafe yang itu. Aku cuma liat di tiktok atau instagram aja. Emang viewnya bagus banget hehe.."

"Bara yakin kamu pasti suka. Eh udah sarapan belum nih? Bara ajak vc pagi-pagi gini."

Bandung Dan Kamuजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें