Bab 6 - Tongkrongan

184 25 4
                                    

Kurang lebih sudah satu minggu berlalu jika ingat terakhir Kalangga bertemu dengan Bara di hari minggu. Judulnya sunmori, tapi jatuhnya seperti pacaran. Betul tidak?

Sekarang Kalangga sedang bersiap untuk pulang, entah mengapa hari ini sedikit lelah dari biasanya. Yang Kalangga butuhkan hanyalah secangkir kopi untuk menyegarkan kembali tubuh lelahnya. Ia akan mengajak sahabatnya untuk bertemu di kedai kopi yang menurut kabar burung, kopi serta makanan disana enak rasanya. Berhubung sekarang malam minggu, waktu yang pas untuk sekedar berkumpul dan bercanda bersama teman.

"Ajak Bhanu, Elio sama Shaka deh. Biar seru, udah lama juga ga ketemu mereka." Monolog Kalangga dengan jemari lentiknya yang lincah menari diatas layar ponsel. Mengetikkan sesuatu untuk mengabari teman-temannya di grup yang mereka buat. Janji temu di kedai kopi yang akan mereka kunjungi.

Kalangga menyampirkan tas selempangnya di pundak. Keluar dari galeri, lalu menguncinya. Hari ini Kalangga sengaja memakai ojek online, karena malas membawa kendaraan sendiri. Di tambah memang harus melakukan pemeriksaan kendaraan di bengkel. Service berkala.

Berdiri di halaman galeri saat menunggu ojek online yang ia pesan, sesekali membalas pesan dari Bara. Sekedar informasi, keduanya kini semakin dekat. Intensitas bertukar pesan sudah bisa di bilang cukup sering. Menurut Kalangga, Bara adalah laki-laki baik pernah ia temui untuk ukuran orang baru. Tidak masalah jika Kalangga berteman dengan Bara.

Ojek online pesanan Kalangga sudah tiba ia menerima helm dari driver ojek lalu memakainya. Tujuan Kalangga menuju kedai kopi. Bhanu dan Elio sudah di sana terlebih dahulu, namun Shaka tidak bisa ikut karena ada keperluan.

Kalangga tiba di kedai, berdiri di halaman depan kedai kopi. Tangannya merogoh tas selempang untuk mengambil ponsel. Ia harus menelfon Bhanu untuk bertanya dimana posisi mereka duduk.

"Halo, kamu duduk dimana Nu? Aku udah di parkiran." Kalangga memperhatikan sekitar, memicingkan matanya untuk mencari Bhanu dan Elio.

"Di dalem, deket jendela kok. Kamu masuk dulu aja, nanti kalo aku liat aku panggil."

"Ya udah bentar." Kalangga tidak mematikan panggilannya, masuk ke dalam kedai untuk bertemu temannya. Hampir di sudut ruangan Bhanu melambaikan tangannya. Kalangga yang sadar dimana temannya duduk segera mematikan panggilannya dan mendekat ke arah meja tempat Bhanu dan Elio duduk.

"Udah lama kalian disini?" Tanya Kalangga sembari mendudukkan tubuhnya di kursi sebelah Bhanu.

"Engga kok, baru sepuluh menitan. Aku dateng bareng Elio. Males bawa motor hehe.." Jawab Bhanu diakhiri cengengesan khas dirinya.

"Tau nih, nebeng aja kerjaannya. Eh iya Kala, temen kerja aku ada yang nyari tempat les melukis. Di galeri kamu masih nerima murid kan?" Tanya Elio pada Kalangga dengan tangannya yang sibuk mengaduk minuman yang sudah di pesan.

"Masih kok, dateng ke galeri aja atau kamu bisa kasih nomor aku."

"Iya deh, kalo gitu nanti aku kasih nomor kamu aja. Biar enak juga ngobrolnya." Kalangga mengangguk guna menjawab ucapan Elio.

"Eh bener loh, kopi disini enak. Beda sama yang lainnya, kaya ada ciri khasnya gitu." Elio yang menyesap kopi pesanannya dibuat kaget karena rasa dari kopi yang ia pesan.

"Ini matcha nya juga enak sumpah, ga bikin enek." Bhanu menimpali ucapan Elio.

"Aku mau pesen ah, aku pesen cemilannya juga ya. Udah pada makan belum? Kalo belum mending makan sekalian." Tanya Kalangga.

"Aku udah makan tadi, kalo kamu mau makan pesen aja. Bhanu tuh yang belum makan." Ucap Elio.

"Iya belum makan, tapi males makan ah. Nanti aja, beli cemilannya aja Kal." Timpal Bhanu, diangguki oleh Kalangga dan berlalu ke arah meja tempat memesan makanan.

Bandung Dan KamuWhere stories live. Discover now