Bab 20 - Pertemuan Dua Keluarga

156 22 0
                                    

Ingatkah kalian tentang ucapan Ayah Dimas dan Bunda Fanny tentang dimana mereka akan berkunjung ke rumah Kalangga? Jika kalian ingat, ini adalah waktunya.

Saat ini Ayah Dimas sedang mencuci mobil. Memang pada umumnya hari minggu adalah hari untuk mencuci sedunia. Mulai dari para ibu rumah tangga yang berkutat dengan mesin cuci untuk mencuci baju, para bapak-bapak yang berkutat dengan selang dan mobilnya, juga para anak muda yang sama halnya mencuci kuda besi kesayangan mereka. Hal yang sangat biasa di sepanjang perumahan di komplek ini.

"Nah kalo mobilnya bersih kan jadi ga malu maluin berkunjung ke rumah calon besan teh hahaha.." Ayah Dimas bermonolog sendirian dengan tangan yang berlumuran busa.

Iya, hari ini sepertinya dua keluarga sudah membuat janji. Ayah Dimas dan Bunda Fanny akan mengunjungi rumah Kalangga. Bertemu dengan kedua orang tua Kalangga. Niat hati ingin bersilaturahmi, ya jika obrolan sedikit mengarah ke masa depan Bara dan Kalangga itu adalah bonus.

"Ayah, cepet kata Bunda. Lama banget cuci mobil dari tadi." Bara berdiri di ambang pintu, memanggil sang ayah karena perintah dari Bunda Fanny.

Ayah Dimas menolehkan kepalanya ke belakang, melihat sang putra berdiri bersandar di daun pintu.

"Sabar, sebentar lagi selesai. Ada apa?"

"Aa gatau, tapi disuruh cepetan. Cepet Ayah daripada Bunda ngomel, nanti Aa juga yang kena." Tukas Bara.

"Ya biarin, biar di omelin barengan." Jawab Ayah Dimas sembari melanjutkan acara mencuci mobilnya.

"Gatau ah kalo Bunda ngambek, Aa ga mau ikut campur." Bara pergi masuk ke dalam rumah meninggalkan Ayah Dimas.

"Budak teh, prak na indung na ngambek teu pipilueun."* Gumam Ayah Dimas. *(dasar anak, giliran ibunya marah ga ikut campur.) Diakhiri dengan gelengan kepala.

Ayah Dimas segera menyelesaikan cuci mobilnya, ia juga takut jika istrinya marah. Usai mengelap mobilnya yang basah, Ayah Dimas masuk ke dalam rumah. Tak lupa cangkir bekas kopi yang diseduh dibawa ke dalam. Berjalan ke arah dapur dimana sang istri sedang berkutat dengan masakan yang akan dibawa.

"Lama banget cuci mobil satu doang. Atau ngelirik ibu ibu komplek yang belanja sayur, iya?" Sarkas Bunda Fanny karena jengkel kepada suaminya.

"Astaga, apa sih Bunda. Ga ada, Ayah ga lirik lirik. Udah selesai cuci mobilnya, ada apa istriku tercinta?" Ayah Dimas mendekat ke arah Bunda Fanny, memeluknya dari belakang. Salah satu siasat agar istrinya tidak marah.

"Ih lepas. Cepetan mandi, terus siap siap. Bunda udah selesai ini. Tinggal dimasukin ke tas. Aa juga udah siap, tinggal kamu." Ucap Bunda Fanny.

"Tumben banget kamu udah siap duluan, biasanya paling lama." Oke, sekarang Ayah Dimas sedang memulai peperangan bersama istrinya. Diliriknya air muka sang istri, kekehan terdengar dari bibirnya. "Oke oke, Ayah siap siap sekarang." Melepas pelukannya pada sang istri, Ayah Dimas segera berlari ke arah kamar menghindari amukan Bunda Fanny.

~~~

Keluarga kecil itu kini sedang dalam perjalanan ke rumah Kalangga. Ayah Dimas dan Bunda Fanny mengendarai mobilnya, sedangkan Bara memilih untuk memakai motor kesayangannya. Dengan alibi ingin berkeliling kota saat sore tiba bersama sang kekasih. Hanya berbekal alamat rumah Kalangga yang sudah di kirim lewat pesan singkat, Bara lebih dulu meninggalkan orang tuanya.

Disepanjang perjalanan menuju rumah Kalangga, Ayah Dimas tak henti hentinya membicarakan soal pernikahan Bara dan Kalangga. Mulai dari wedding organizer, masalah catering, undangan pernikahan, mahar dan lain lain sudah di bicarakan. Ayah Dimas terlalu excited dalam perihal pernikahan, apalagi untuk anak semata wayangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bandung Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang