10

1K 176 15
                                    

"Kalian sudah berapa lama?"

Jun mendongak, bertemu pandang dengan Jihoon yang menghampiri bangkunya dengan buku di tangan.
Sesi self study, tapi ia lebih tertarik pada kawannya yang sibuk menggenggam handphone ketimbang belajar.

"Tiga minggu, ku rasa."

"Lalu?"

"Apa?"

"Sudah sejauh mana?"

Hening sejenak. Handphone di tangan Jun kini terabaikan. Ia lebih memilih melipat tangan di atas meja, mencondongkan tubuhnya ke arah Jihoon sebagai gesture bahwa percakapan ini berhasil mengalihkan fokusnya.

"Apa yang harus aku lakukan?"

"???"

"Aku kira dia menyukaiku."

"Uh-huh. Dia yang confess duluan kan?"

"Ya.
Bahkan Mamanya bilang, Minghao sudah mengenalku sejak lama. Bercerita tentangku sejak lama, tapi baru-baru ini dia mengakuinya bahwa semua itu hanya sebuah observasi."

"Kalau dia cuma memerhatikan dari jauh, ya bisa disebut observasi.
Kau yakin dia tidak menguntitmu selama ini?"

"Tidak, bodoh. Aku pasti langsung tau kalau ada yang menguntit."

"Okay, so?
Kau kecewa?"

"..aku rasa."

"Yah.
Tidak semua orang di dunia ini bisa menyukai mu, Jun."

"Kalau begitu kenapa harus aku yang dia pilih?"

Untuk beberapa waktu, Jihoon memilih merundukkan kepala.

Tangannya lebih memilih menulis, walaupun kepalanya berusaha berpikir untuk menghibur teman di hadapan.

Entah apa yang membuat Jun sebegitu frustasinya terlihat. Tapi ini sama sekali bukan pemandangan yang biasa.

Harusnya ia yang jadi pakar romansa, karena sudah banyak berganti pasangan.

Kenapa harus Jihoon yang ditanya?

"Aku justru penasaran.
Kenapa dia segininya ingin punya pengalaman berkencan."

"Entah.
Mungkin dia habis lulus mau cari suami atau istri."

"Kau tidak tanya?"

"Untuk apa?
Tugasku untuk jadi pacarnya saja sampai dia lulus, kan."

"Tapi sepertinya seseorang mulai tertarik di sini makanya kecewa cintanya bertepuk sebelah tangan."

"...."

"Ya kan?"

"Aku tertarik, tapi aku belum mencintainya."

"Belum, berarti ada niatan untuk mencintainya?"

"Aish Lee Jihoon.."

"He's different, isn't he?"

"..yeah.
Dia tidak melarang ku untuk merokok."

"Hanya itu?"

"Awalnya hanya itu.
Semakin ke sini, kau pasti sadar kadang dia terlalu polos sikapnya."

"Kkk~ ya. Aku sampai dibuat kesal.
Dia pernah tanya soal aku dan Soonyoung yang dipandangnya menjijikan hanya karena kita melakukan ciuman."

Lihat?

Mudah sekali mengubah emosi Jun yang tadinya luar biasa buruk jadi bahagia begini hanya karena mereka membicarakan Minghao.

Apa yang terjadi dengan rasa kasihan yang dulu sempat dijadikan alasan Jun untuk menerima Minghao?

I Dislike My Boyfriend [JunHao BxB]Where stories live. Discover now