11

966 182 16
                                    

"Makanannya tidak sesuai selera mu, Jun?"
Tanya wanita dewasa di seberang, sontak menyadarkan sosok yang dipanggil untuk segera menggeleng. Menyangkal betul-betul ide yang bertolak belakang dengan impresinya saat ini.

Alasan wajah Jun yang tidak berekspresi dari tadi adalah karena ia tidak tau harus apa semenjak menginjakkan kaki ke sini.

Pertemuannya dengan Papa Hao masih menjadi misteri kenapa orang tersebut tiba-tiba merangkulnya setelah berkenalan.

Kenapa Mama Hao masak sebegini banyak makanan padahal cuma ia tamunya.

Kenapa Minghao tidak melepas pandangannya dari Jun padahal menu di meja lebih menarik ketimbang wajahnya.

Ya, ini semua tidak ter-suara-kan.
Karena Jun sibuk menimpali satu per satu ucapan Mama dan Papa Hao.

Bahkan ia belum sempat menyapa kekasihnya sendiri sejak tadi.

"Buatkan susu madu, mungkin dia kedinginan karena di luar hujan."

"A-ah, tidak terima kasih.
Aku tidak terbiasa minum susu."

"Bagaimana dengan kopi?"

"Aku tidak akan menolak kalau kopi."

"Yah, kau masih muda tapi selera mu sama seperti orang tua macam aku?"

"Paman, kau pun masih muda."

"Lihat?
Sudah ku bilang dia anak yang menyenangkan. Makanya aku betah ngobrol dengannya waktu di rumah sakit menemani Haohao."

Satu jam meja makan tersebut diisi percakapan tanpa henti yang isinya kebanyakan memuji Jun dari pihak orang tua Minghao.

Tentu saja sangat canggung. Tapi bukan berarti Jun tidak suka.

Hanya tidak terbiasa saja keramaian di meja makan terasa hangat bukan mencekam.

Terlebih lagi, sosok yang menemaninya di samping dari tadi.

Tidak bicara banyak, Minghao hanya menyahut seperlunya. Mungkin karena tangan satu sibuk ia gunakan untuk makan sementara satunya sibuk bertengger di ujung kemeja Jun.

Sadar? Tentu.

Meski tidak terlihat oleh orang tua di seberang, namun Jun sesekali menanggapi gerak kecil Hao tanda ia tidak mau terabaikan.

Jadilah sekarang jarinya tak lagi sibuk merusak ujung pakaian Jun. Tangan si dominan sudah selesai digunakan untuk makan, beralih menggenggam jari jemari sosok di samping yang haus akan perhatiannya dari tadi.

"Oh, aku mau siapkan dessert kesukaan Haohao. Tunggu, ya."

"Sayang, aku skip dessert.
Aku harus ke kamar mandi.
Maaf ya, Junhui."

"Tidak masalah, Paman."

Bagus, kan.

Jadi tinggal mereka berdua di meja makan.

Jun tidak perlu bersembunyi lagi untuk mengusap punggung tangan Hao yang dari tadi digenggamnya.

Lihat siapa yang akhirnya berekspresi kala tuan Wen mengangkat genggaman mereka untuk disandarkan ke pipi.

"Aku tidak tau kau kesepian."

"Jun terlalu sibuk dengan orang tuaku."

"Sorry."

"Pakaian mu terlihat berbeda."

"Terlihat tampan?"

"Sedikit."

"Aku juga baru tau kau seharum ini kalau tidak terkena sinar matahari."

"Berarti selama ini aku bau?"

I Dislike My Boyfriend [JunHao BxB]Where stories live. Discover now