[18] Too High Too Handle, Lah!

1.2K 115 23
                                    

Mumet banget gue sama kelakuannya Rafadhan. Nggak ada sopan-sopannya buat orang yang punya gelar berjejer! Kalau sama orang yang punya intensi sama atau setidaknya dia asumsikan tertarik sama dia ya bodo amat ya mau tiba-tiba muncul di depan kosan gue. Lha ini gue udah terang-terangan nolak anjir, kenapa masih nyamper juga?! Udah gue bilang nanti gue kabarin! Apa yang begitu mendesak untuk dibicarakan sih sampai nggak minta izin dulu mau dateng?

Apa dia salah paham mikir dia tetap boleh nyoba itu diartikan lain kalau gue ada ketertarikan? Ya elah! Salah langkah dong, gue?

Itu orang malemnya langsung gue omelin di WhatsApp kalau gue nggak suka digituin. Belum gue laporin sama SJW feminis aja itu orang atas dasar teror dan stalking, kalau gue laporin, beuh bisa dibikinin petisi buat dikebiri itu orang! Walaupun gue ngomel-ngomel sambil tetep makan pizza yang dia bawa sih, pas kebetulan lagi laper, masih panas juga. Tapi gue udah transfer sejumlah uang lewat nomor dia yang dipakai untuk GoPay.

Nyebelinnya dia cuma bilang itu freedom of choice dan menerima resiko kalau gue nggak suka. Ya gembel kuadrad! Itu bisa masuk kategori tindak pidana kriminalitas karena nggak ada consent. Masa gitu aja nggak ngerti sih anjir?!

Seharian terlalu susah buat nggak nimpuk itu orang selama rapat koordinasi berlangsung. Sampai Mbak Siska nyenggolin gue melulu saking mata gue udah kayak nembakin laser ke Rafadhan. Sampai Mbak Siska nulis di kertas, "Lo dilihatin Pak Her." Baru gue kalem lagi.

Nggak bisa gini terus sih, demi menjaga kewarasan dan keprofesionalitasan kerja, gue harus ngomong sama Rafadhan. Telek banget itu freedom of choice, nggak bermaksud rasis, tapi spirit Amerika nggak usah dibawa-bawa buat percintaan deh! Itu bukan freedom of choice, itu free will kebablasan! Mending energinya dipakai buat kontribusi aja tuh di course-nya Ivy League, lebih maslahat buat umat!

Gue langsung WhatsApp dia.

You
Kita perlu ngobrol.

Pesan gue baru dibales menjelang makan siang. Dan ini orang malah ngajak makan keluar. Mungkin memang sebaiknya begitu. Setelah menentukan tempat makan di Burgreens, kita jalan masing-masing. Ngomong-ngomong nganggur banget ini orang makan siang di mall. Tapi gue males berdebat dan milih buruan berangkat.

Buat gue yang sedang menerapkan frugal living, merasa makanan vegetarian selain di warteg ini kok mahal-mahal amat ya. Apalagi udah abis gantiin duit pizza.

Memikirkan tentang betapa fancy makanan di depan gue cuma upaya untuk mendistraksi keadaan kita berdua sekarang. Seperti biasa, ningrat di depan gue ini nggak bisa ngomong sambil makan jadi gue terpaksa harus nungguin. Emang paling bisa menguji kesabaran ya ini orang.

Setelah akhirnya selesai dan kemudian perhatiannya sepenuhnya ke gue, malah gue yang jadi gelagapan nggak siap. "Pendekatan ke kamu tuh emang harus cara ekstrem begini ya?"

Setelah tarik napas, gue udah siap ngomel. Tapi Rafadhan langsung motong lagi, "Nir... saya baru selesai makan lho. Jangan ajak bahas politik lagi bisa kan?" tanyanya yang sumpah flirty abis!

Akhirnya kesempatan gue ngomong, nggak akan gue sia-siakan. "Saya nggak suka dan nggak terima perilaku kamu kemaren."

Rafadhan yang khidmat mendengarkan tampak lumayan kaget dengan blak-blakannya gue. "I'm truly sorry for stepping on your toes."

Gue mengabaikan permintaan maafnya. "Dan... saya mau menegaskan sekali lagi kalau saya nggak tertarik dengan semua romansa untuk saat ini. Saya harap kamu mengerti dan kita bisa tetap profesional sama pekerjaan kita masing-masing."

"You're too complicated, Nir. That's what makes you worth a million bucks."

Yah, slang Amerikanya mulai muncul. "Kalau yang kemaren terlalu cepat dan buat kamu nggak nyaman... i'll take it easy. Wajahmu jangan frustrasi begitu dong, saya kan jadi berasa habis berbuat kriminal."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Finders Keepers, Loosers WeepersWhere stories live. Discover now